Masterplan

500 56 11
                                    


DOUBLE JEOPARDY*.

Adalah ketetapan hukum dimana seseorang tidak dapat dijadikan tersangka untuk kedua kalinya pada kasus yang sama.

Kelemahan dalam sistem hukum inilah yang dimanfaatkan Rara untuk melepaskan Selfi dari ancaman penjara. Sejak mengetahui nama kakaknya sudah tertera sebagai yang diduga melakukan tindak pidana di Kepolisian, gadis itu tahu, masa depan Selfi diujung tanduk. Kecil kemungkinan sang Kakak dapat terhindar dari penjara. Dan Rara lebih baik mati daripada melihat kakaknya dibalik besi jeruji.

Maka, Ia pun mulai menyusun rencana. Sebuah mastermind yang tak mudah, tapi satu-satunya jalan yang mereka punya. Strategi yang meski beresiko tinggi, pantas dicoba.

Dan Ridwan yang malang terpaksa diikut sertakan untuk memegang peranan penting dalam skenario yang Rara ciptakan.

Karena dari itulah, saat ini Ridwan duduk dengan gemetar dibawah tatapan membunuh Selfi. Pandangan tajam yang sudah menyambutnya dari detik pertama ia melangkahkan kaki disini, dirumah mewah Selfi.

"Sekarang, Uwan jelasin semuanya!"

Adalah kata pertama yang gadis itu ucapkan setelah bermenit-menit menyiksa Ridwan dengan tatapannya. Mata gadis itu sembab, hasil menangis tanpa henti dalam 2 hari kebelakang.

Ya, sudah 2 hari sejak kejadian malam itu. Malam yang mengambil paksa setengah hidupnya. Sebuah mimpi buruk yang selalu menghantuinya setiap memejamkan mata. Yang selalu membuka keran air matanya setiap kali mengingat adiknya.

Malam dimana Rara digelandang pergi untuk menggantikan posisinya di penjara.

Sebenarnya, Saat memberikan keterangan dihadapan Polisi, Selfi sudah menceritakan semuanya. Segalanya. Sejujur-jujurnya. Namun kesaksiannya dikalahkan oleh bukti dan pengakuan sang pelaku sendiri. Rara pastilah sudah menduga Selfi akan berusaha untuk meyakinkan Polisi bahwa dia tidak diculik. Maka dia menciptakan bukti dan olah TKP sedemikian rupa hingga para penegak hukum itu percaya.

Kecerdasan Rara kadang bisa sangat berbahaya.

"Ceritakan mulai dari kemana Bang Ridwan saat malam penangkapan itu!"

Selfi bertanya lagi. Kali ini ditambah dengan penekanan yang menakutkan. Ridwan yang bergidik ngeri, menarik nafas panjang lalu membuangnya perlahan. Kemudian berkata :

"Abang akan mulai dari 3 hari sebelumnya..."

Selfi membelalakkan mata. 3 hari yang lalu adalah saat Ridwan pamit pergi untuk mengantar alat-alat musik kembali ke padepokan. Jadi mereka sudah merencanakan ini dibelakangnya dari jauh hari sebelumnya?

"Jadi, Uwan gak bener-bener pulang ke padepokan?"

"Tidak, tidak. Abang memang pulang. Tapi bukan untuk mengembalikan alat musik..." Ridwan menggeleng. "Tapi untuk bertemu dia..."

Pemuda itu menunjuk seseorang yang sejak tadi duduk tenang disampingnya. Orang yang sedari tadi membuat Selfi mempertanyakan kepentingannya untuk datang bersama Ridwan.

"Selfi masih ingat dia, kan?"

Bagaimana dia bisa lupa? Orang ini yang menyebabkan mereka tidak bisa kembali ke padepokan. Orang yang tanpa izin menyebarkan Video Duo Selatan hingga viral.

Orang itu adalah Awan. Dan Selfi sedang memandanginya dengan sinis.

"Ngg.. saya Awan, temannya Ridwan yang waktu itu dikenalkan di backstage..." Yang dipandangi senyum tak enakan. "Sebelumnya saya minta maaf karena sudah menyebar video perform kalian. Saya benar-benar tidak tahu apa yang sedang kalian alami. Saya benar-benar tidak bermaksud untuk..."

A Million DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang