Epilogue

1.3K 66 26
                                    

Selfi menikmati waktu istirahatnya siang itu dengan bermalas-malasan di Gazebo yang Ridwan buatkan untuknya. Meski sudah hampir tengah hari, tapi sang Surya berbaik hati untuk tidak terlalu terik. Langit biru cerah dengan hembusan angin yang bersahabat. Cuaca yang sangat sempurna untuk bagi Selfi untuk memejamkan mata dan mendengarkan musik melalui radio handphonenya.

Lagipula, setelah rangkaian acara peluncuran albumnya yang menguras tenaga, waktu dan air mata, Ia pantas melarikan diri sebentar dan menikmati alam yang Indah ini, kan?

Setelah semua acara inti peluncuran Albumnya selesai, Selfi menyempatkan diri untuk berkeliling dan melakukan beberapa wawancara eksklusif. Lalu menghabiskan waktu berikutnya dengan bercengkrama, menjamu keluarganya, bertegur sapa dengan para undangan yang sudah jauh-jauh datang untuknya. Tapi, dari dulu ia memang tak pandai bersosialisasi. Karena bagaimanapun ia menghargai orang-orang yang sudah peduli padanya, Ia tetap tak sabar menanti-nanti waktu menyendiri di Gazebo ini.

Maka, dengan sedikit merayu dan merengek pada Managernya, Ia meminta waktu untuk menyendiri di sebuah ruang terbuka, ditengah-tengah tepian danau tempat orang-orang ramai berlalu lalang, tanpa diganggu sama sekali. Dan entah bagaimana caranya, Ridwan berhasil membuat Mission Impossible ini menjadi nyata.

Dan disinilah Selfi, membaringkan diri, menutup kedua telinganya dengan headphone, sambil mencari-cari channel radio yang pas dengan moodnya.

'... kami akan memainkan tembang-tembang yang bertemakan rindu...'

Next. Selfi menekan tombol pencarian frekuensi lagi. Ia sedang tak ingin menangis, dan lagu-lagu tentang rindu tidak akan membantunya.

'... Flash news, Siswa-siswi akademi musik dari desa kecil di Papua mengukir prestasi di ajang International...'

Next. Beritanya menarik. Tapi bukan yang Selfi butuhkan saat ini.

"... Lagu berikutnya, Laskar Pelangi dari Nidji..."

Selfi membuka matanya seketika. Lagu ini, adalah lagu yang ia dan Rara nyanyikan pertama kali berdua, di Gazebo yang sama. Lagu ini, menyimpan sejarah sendiri untuknya. Karena itulah, ketika melodi dan lirik lagu itu terdengar ditelinganya, otaknya langsung merotasi kembali memori bersejarah bersama Adiknya.

Ia pun kembali memejamkan mata, menikmati cuplikan-cuplikan kenangan Indah bersama Rara yang ditayangkan eksklusif dikepalanya.

"Sel, Selfi..."

Ada suara yang memanggilnya, tapi tak Selfi hiraukan. Dia masih asik senyum-senyum sendiri.

"Sel, ada yang mau ketemu..."

Itu suara Ridwan. Tapi lagu ini terlalu berharga untuk dilewatkan. Ah, biarlah saja. Ridwan bisa menunggu.

"SELFIIIII!!!!"

Baik, ini keterlaluan. Ridwan sudah menarik paksa headsetnya dan berteriak kencang ditelinganya. Apapun alasannya melakukan itu, sebaiknya cukup kuat untuk meredam kemarahan Selfi.

"Apa sih? Kan ini masih waktu istirahat Selfi!"

Gadis itu berteriak kesal. Dengan malas, ia duduk menghadapi Ridwan yang berdiri ditepian Gazebo.

"Ada pihak label yang mau ketemu..."

Ridwan menunjuk seorang wanita yang berdiri dibelakangnya. Wanita itu sedikit berisi, dengan garis muka yang keras. Ada semacam aura mengintimidasi dari wanita ber-blazer hitam itu, mungkin yang membuat Ridwan terlihat salah tingkah. Seperti antusiasme yang berlebihan.

Selfi tak sempat menanyakan tingkah aneh Ridwan, karena wanita itu langsung maju dan menjulurkan tangannya kearah sang penyanyi.

"Senang akhirnya bisa bertemu langsung dengan bintang utama kita..."

A Million DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang