Rara the Heartjacker

745 54 6
                                    


- 2 TAHUN KEMUDIAN -

KONFERENSI PERS PELUNCURAN ALBUM PERDANA SELFI YAMMA

Pagi yang cerah untuk hari bersejarah. Bahkan nyanyian burung masih terdengar riang seakan ikut mendendangkan tembang kebahagiaan. Sang surya seperti malu-malu menunjukkan sinarnya, mungkin belum terbiasa pada keramaian yang terjadi ditepian danau yang tadinya sepi.

Danau dibelakang Villa keluarga Yamma. Danau yang tadinya terasingkan, kini dipenuhi oleh orang-orang yang sibuk berfoto-foto mengabadikan gambarnya. Danau yang sebelumnya tak terjamah, kini menjadi objek wisata yang menyajikan landscape luar biasa dengan barisan Indah pohon pinus sebagai latarnya.

Sudah banyak yang berubah dari Danau yang sempat menyimpan sejarah kelam ini. Dan salah satu yang paling mencolok adalah sebuah Gazebo dari anyaman bambu yang berdiri disentral taman antara Danau dan Bangunan Villa . Gazebo itu sederhana, namun tampak indah dengan selimut rumput dan hamparan bunga yang menyebar dihalamannya.

Seorang wanita sedang mengelilingi Gazebo itu dengan pandangan kagum. Sambil berjalan, tangannya terulur menyentuh tiap senti pinggiran tempat bersantai itu dengan lembut.

"Gimana, mirip kan?"

Wanita itu Selfi, dan ia kini menoleh kearah sumber suara dengan mata berkaca-kaca. "Ini mirip banget, Uwan... Seperti dipindahin langsung dari tempat asalnya..."

Ridwan tersenyum bangga. "Abang dibantu Jirayut yang hapal jenis-jenis bunganya, dan Awan yang bantu potretin Gazebonya dengan detail. Trus Ayahmu ngizinin, ya udah, jadi deh!"

Selfi memandang Gazebo itu sekali lagi. Gazebo ini, sangat mirip dengan yang ada di kaki bukit tempat ia dan Rara dulu tinggal saat sedang dalam pelarian. Gazebo yang menyimpan sejuta memori tentang dia dan Adiknya. Dan di Gazebo ini jugalah, pertama kalinya Duo Selatan terbentuk.

Tanpa bisa dicegah, memorinya mulai berjalan mundur menapak tilasi hari-harinya bersama sang Adik di Gazebo itu. Ia ingat betapa bahagianya ia waktu itu, melihat Rara yang dengan riang memetik gitar untuknya. Ia ingat betapa tenang dirinya kala itu, melihat wajah sang adik yang tertidur pulas di pangkuannya.

Ia ingat, bagaimana Rara dan dirinya suka sekali menghabiskan waktu di sana. Tempat paling bersejarah untuk dia dan adiknya. Dan Ridwan, seperti sulap, seakan mendatangkan langsung tempat itu untuknya. Maka wajar, jika Selfi langsung menghambur memeluk Abang kesayangannya itu tanpa aba-aba.

"Terima kasih, Bang..." Ucapnya tulus. "Terima kasih banyak..."

Ridwan mengusap-usap punggung Adiknya dengan lembut. "Ini hadiah Abang untuk peluncuran Album perdana kamu. Biar gak sedih terus mikirin Anak nakal itu..."

Selfi tertawa, melepas pelukannya, lalu mengucapkan terima kasih sekali lagi tanpa suara. Tak bisa bersuara lebih tepatnya, karena seperti ada sesuatu yang mengganjal tenggorokannya, mencegah suaranya untuk keluar.

Ridwan mengangguk pelan, lalu berkata "Yuk, konferensinya sudah mau mulai..."

Dengan senyum mengembang, gadis itu pun menyambut uluran tangan Ridwan. Lalu berjalan berpegangan tangan menuju podium yang sudah disiapkan untuk dia dan teamnya. Sebuah backdrop lebar bertuliskan "PRESS CONFERENCE – ALBUM PERDANA SELFI YAMMA – MENUJU TERANG" menjadi latar belakang panggung lebar itu.

Ya, banyak yang terjadi selama dua tahun belakangan ini. Dua tahun sejak Rara pergi dan menghilang tanpa kabar. Dua tahun yang dijalani Selfi dengan separuh hati. Dua tahun dimana ia hampir dibuat menyerah untuk melanjutkan hidup.

Tapi, Tuhan memang selalu bergerak dengan caranya yang luar biasa. Siapa yang menyangka, setelah berbulan-bulan menjerumuskan diri dalam lubang kesedihan yang tak mendasar, tiba-tiba datang tangan tak terlihat yang menyelamatkannya dari keputusan gelap. Tangan itu berbentuk tawaran rekaman dari sebuah label yang terpesona mendengar suaranya dari video Duo Selatan yang sempat viral. Label itu kecil, dan terhitung masih baru. Bahkan Selfi sempat ragu karena tak pernah mendengar perusahaan rekaman itu.

A Million DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang