Happy reading
•
•
•
Begitu mobil milik Math terparkir dengan mulus Quen langsung turun dari mobil milik Math tanpa mau menunggu Kaka nya itu.
Jack yang melihat nona nya sudah pulang hendak menyapa tapi diurungkan karena melihat nona muda nya yang terlihat tidak baik-baik saja.
Math menyusul dengan cepat dan melewati Jack begitu saja.
"Apa terjadi sesuatu?" Gumamnya pelan
"Ada apa?kenapa dengan Quen wajah nya terlihat sedih?" Ucap Elsa dengan wajah khawatir
Math menghela nafas dan menggeleng ia sudah berjanji untuk tidak memberitahu apapun pada sang Mami karena adiknya akan marah jika ia memberi tahu apa yang terjadi.
"Beneran adik ku tidak apa?"
"Iya Mi, kalo gitu aku ke atas dulu ya mau mandi" ucap Math setelah mendapat anggukan dari Elsa
•
•
•
Makan malam hari ini terlihat berbeda dari biasanya, bahkan sosok Quen yang begitu cerewet sejak tadi hanya sibuk dengan makan malam nya.
"Beby apa kau baik-baik saja?" Ucap Chris pada putrinya
Quen menatap Papi nya dan tersenyum paksa.
"Aku udah selesai,kalo gitu aku duluan ke kamar ya ada tugas dari sekolah" ucap Quen pura-pura untuk bersikap seperti biasa
Tanpa menunggu jawaban dari keluarga nya Quen sudah pergi meninggalkan tempat makan yang mendadak hening.
"Ada apa sebenarnya?bisa ceritakan pada Papi!" Ucap Chris tegas
"Gak tau Papi tanya aja sama tu bocah nya!" Ucap Math menunjuk Kaka ketiga nya dengan dagu
"Rios,apa yang sebenernya terjadi?" Ucap Elsa lembut
"Gapapa Mi" ucap Rios santai
"Dasar pembohong!" Ucap Math ketus
"Bacot Lo ya!" Ucap Rios emosi
"Lo ya yang bacot! Ga seharusnya Lo salahin Quen karena gue yakin Quen enggak mungkin ngelakuin hal kayak gitu"
"Emang dia yang salah kok gue liat pake kepala gue sendiri kalo dia yang dorong Fany" ucap Rios mulai emosi
"Lo belain dia karena Lo suka Ama Fany kan?" Ucap Math menatap Rios tajam
Rios terdiam dan tidak menjawab.
"Gue rasa diem Lo iya!" Ucap Math terkekeh sinis
"Ga usah so tau! Gue rasa Lo terlalu manjain dia jadi makin ngelunjak. Biarin aja dia mandiri toh dia udah gede juga ga perlu di manja-manja in segala"
"Apa lo bilang?" Ucap Robin ikut emosi
"Bukan cuman dia aja yang manjain Quen tapi kalian juga semua manjain dia. " Ucap Rios menunjuk Math
"Bicara apa kamu Rios?" Ucap Chris tidak paham dengan apa yang difikirkan oleh putra nya
"Memang benar kan apa yang aku bilang Pi?karena terlalu di manja dia jadi seenaknya Pi sama orang! Lebih baik dia koma aja gak nyusahin dan gak ngerepotin kita" ucap Rios begitu lancar
Bruk
Tubuh Rios terpental begitu seseorang memukul wajah nya dengan sangat kencang bahkan sudut bibir nya terlihat berdarah.
"Bicara apa kamu! Kamu tidak salah dengan apa yang kamu ucapkan itu?" Ucap Petter dingin yang sejak tadi menahan amarah nya
"Kamu mendoakan Quen koma lagi?" Ucap Elsa tidak percaya
"Kamu...kamu...ga pernah ngerasain apa yang Mami rasain nak gimana kehilangan nya Quen tapi dengan seenaknya kamu bicara seperti itu, apa yang sebenernya kamu ucapkan itu? Mami bener-bener kecewa sama kamu Rios" ucap Elsa yang sudah menangis di dekapan suaminya
Rios menatap Maminya dengan raut wajah bersalah, sumpah dia juga tidak sadar dengan apa yang dia ucapkan, dia tidak bermaksud bicara seperti itu demi apapun dia kebawa emosi.
"Ma...
"Ayo Pi , Mami lelah ingin istirahat" ucap Elsa pada Chris
Chris mengangguk dan mencium kening Elsa lembut tanpa menatap kearah putra-putranya.
"Sebenarnya apa yang wanita ular itu katakan padamu sampai-sampai kau bertindak seperti ini! Lihat saja kau akan menyesal" ucap Math berlalu
Petter dan Robin lebih memelih meninggalkan adiknya yang bodoh itu,demi apapun mereka sangat ingin menghabisi Rios tapi mereka ingat jika Rios adalah adiknya juga.
Rios tertunda masih dengan posisi yang terduduk.
"Apa yang gue lakuin?" Ucapnya lirih
"Mari tuan muda saya bantu berdiri" ucap mbok ati berniat membantu majikannya
"Tidak udah mbok" tolak Rios dan berdiri dengan sendirinya
Mbok ati menatap tuan mudanya yang sudah berjalan menjauh dari meja makan.
"Apa yang kalian lakukan hei jangan menonton ini bukan drama! Cepat bantu mbok beres-beres meja makan nya" tegur mbok ati pada Sofia,Maria dan Ratna
"Hehe iya mbok" ucap ketiganya kompak
Masih ingat dengan mereka?
Quen yang tadinya hendak mengambil minum langsung berhenti di pintu yang akan menuju dapur karena melihat mereka yang sepertinya sedang berdebat, begitu mendengar ucapan Kaka nya yang begitu menyakitkan hati nya tanpa sadar Quen menitikkan air matanya dan saat hendak berbalik tubuhnya terdorong kebelakang, untung saja orang itu segera menahannya.
"Non tidak apa?" Ucap Jack melihat nona nya menangis
DELETED
UNTUNG KEPENTINGAN PENERBIT❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
HI , I'M QUEN ( END)
Teen FictionGadis polos dan lugu yang menjadi perempuan sangat beruntung di dunia , dikarenakan memiliki keluarga yang teramat menyayanginya dan mempunyai kakak-kakak yang sangat overprotektif terhadap dia. Terkekang? tentu saja lelah? bukan lagi tapi apa ya...