BAB 13

57.9K 2.7K 92
                                    

Happy reading

Di dalam ruang meeting mendengar teriakan itu membuat rekan bisnis Petter menghentikan aktivitasnya mereka masing-masing ,terutama Petter yang terdiam mengenali suara itu.

Tanpa pikir dua kali Petter keluar diikuti oleh rekan yang lain , begitu di luar semua terkejut bukan main melihat bagaimana kondisi diluar begitu kacau.

Amarah Petter langsung meluap begitu saja begitu ia melihat adiknya menangis histeris dengan Jack yang berusaha menenangkan nya , sedangkan sekertaris sementara nya itu tersenyum kemenangan tapi setelah melihat kedatangan bos dan mendengar teriakan yang penuh amarah itu Sania terdiam dengan wajah yang pucat meskipun ia berusaha terlihat dengan baik.

"Bos maaf saya mengganggu meeting nya , ini karena bocah itu yang datang tidak diundang. Bahkan bocah itu menggigit saya dan mengaku-ngaku jika bos adalah Kaka tu bocah" ucap Sania santai tanpa melihat Petter yang bener-bener sedang menahan amarah nya.

"Hiks....aku emang adik nya Kaka" ucapku menangis

Saat petter melihat Jack ingin membantu Quen dengan cepat Petter menggendong Quen ala koala dan membuat yang lainnya terkejut termasuk Sania.

"Tunggu pembalasan ku sialan! Jack kau tahan wanita itu" ucap Petter pada Jack

Jack langsung menyeret Sania untuk membawanya ke suatu tempat dimana orang itu akan merasakan neraka sebelum waktunya.

Melihat kekejaman Jack bagaimana dia menarik wanita itu semua karyawan menatap iba wanita itu tanpa bisa melakukan apapun.

Sedangkan Petter harus menenangkan Quen yang masih saja menangis.

"Udah dong Q' berhenti menangis , nanti bisa sesek nafasnya" ucap Petter lembut

Quen menatap wajah Kaka nya sekilas dan kembali memeluknya. " Karyawan Kaka galak-galak aku ga suka,banyak rintangan banget mau sini. Di bawah aku dan om Jack di cegat sama tante-tante dan bentak aku , karena aku kesal aku kasih uang Tante itu dan Tante itu pergi gitu aja, terus begitu aku sampai sini aku di cegat lagi sama Tante tadi katanya kita berdua tamu sampah dan hiks...hiks... Tante itu bilang aku bukan adik Kaka aku langsung gigit tangan Tante itu kenceng tapi aku malah di tampar hiks....hikss...."

"Terus Tante itu bilang hiks....kalo aku itu ngasih tubuh aku buat om Jack hiks.....Tante itu juga bilang kalo aku jalang kecil dan di dorong sampai jatuh hiks...dan dia menginjak kaki aku huuu...hiks... Ini sangat sakit karena aku kesal aku melempar apa saja yang ada di meja samping aku hiks...." Lanjut Quen sambil terisak terus

Petter membawa Quen kedalam pangkuannya setelah ia mendarat sempurna di sofa. "Kamu gak usah dengerin apapun yang wanita itu ucapin yaa , Tentu saja Q' ini adik kesayangannya kaka" ucap Petter mencium kening adiknya

Quen langsung mengangguk dan berhenti menangis meskipun masih terlihat sesegukan.

"Coba bilang sama Kaka mama yang sakit hmm?" Ucap Petter meletakkan tubuh adiknya di sofa dan Petter bersimpuh mensejajarkan dengan tubuh adiknya.

Quen menunjuk pipi kanannya yang merah bekas tamparan dan kaki kirinya yang tadi di injak. Petter yang melihat itu berusaha tentang dan tidak emosi dia harus mengontrol emosi nya.

"Sini Kaka sembuhin biar gak sakit lagi" ucap Petter dan mencium pipi Quen lama ,kemudian mencium betis adiknya dengan lembut

"Selesai , sekarang Kaka mau tanya kenapa kesini gak bilang-bilang hmm?nantikan bisa Kaka jemput"

HI , I'M QUEN ( END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang