Sasuke di seret paksa oleh Fugaku keluar dari mobilnya dan di bawah ke sebuah gudang tua di sebuah pelubuhan.
Sasuke tahu tempatnya itu pelabuhan karna ia sempat melihat keadaan sekitarnya tapi yg tidak ia ketahuin adalah di mana daerah pelabuhan itu berada, karna mereka menempu perjalan yg cukup lana hingga sampai di tempat itu.
Fugaku segera mengikat kedua tangan putranya mengantung setelah memasuki gedung tua itu.
"A..ayah, maafkan aku, aku memang salah karna pulang terlambat" ujar Sasuke merasa bersalah dia sadar hari ini dia berbuat kesalahan karna pulang terlambat dan juga langsung di ketahui oleh ayahnya itu saat ia dalam perjalan pulang, karna itu saat ia merasa jika ayahnya marah pasti karna hal itu.
Tak ada jawaban dari Fugaku meski pria dewasa itu mendengar semua yg di ucapkan oleh sang anak, justru pria itu sedang mencari sesuatu di sekitar tempat itu.
Dia menemukannya sebuah rotan besar dan Fugaku segera mengambilnya dan membawahnya ke arah Sasuke berada.
"A...ayah tolong m... maafkan aku" ujar Sasuke gugup melihat apa yang di bawah oleh ayahnya.
Tak mau mendengar perkataan Sasuke lagi Fugaku tanpa pandang bulu langsung memberi beberapa cambukan pada pemuda reven itu, amara pria itu akan selalu memuncak jika berhadapan dengan putra sulungnya itu.
Muak itulah yang di rasakan oleh Sasuke saat ini dia hanya tertawa dalam hati merasakan semua siksaan yang di terimanya yang di layakkan oleh ayahnya sendiri, dia ingin memberontak dari semua siksaan ini.
"A.. ayah.. akg... a...aku..." hendak berbicata tapi suaranya tersendat karna apa yang di terima tubuhnya.
Mencoba dengan semua keberanianya Sasuke mencoba menatap wajah ayahnya, jujur Saja ini adalah kali pertama Sasuke ingin mengutarakan semua isi hatinya pada pria dewasa di hadapanya saat ini, meski dengan keadaan sulit saat ini tapi dia ingin sekali saja mengatakanya.
Cetar
Sasuke merinti kesakitan merasakan rasa sakit yang di terima tubuhnya barusan adalah serangan yang tidak main main di terimanya bahkan berapa tulang yang sebelumnya retak kini telah tergeser dari tempatnya atau mungkin patah.
Ia bahkan bisa merasakan mulutnya saat ini telah mengulum rasa besi yang merupakan rasa darahnya sendiri.
"Tidak ada yang menyuruhmu untuk berbicara" ujar Fugaku dingin tak memperdulikan keadaan putra bungsunya yang tertunduk dengan raut wajah kesakitannya dengan tangan yang masih terikat tergantung Sasuke bahkan juga sudah memutahkan darah dari mulutnya
Sasuke hanya tertegu memandang darah yang dimutahkanya di lantai di bawah kakinya.
Sebegitu becihnya kah Ayahnya pada dirinya hingga mendengar suaranya saja ayahnya enggan melakukannya, itulah yang di pikirkan Sasuke saat melihat darah di lantai gudang itu.
"Aku hanya.." Sasuke kembali mencoba berbicara kembali.
"DIAM" sentak Fugaku keras.
"...ingin ayah tahu.... " tak mau menurut Sasuke mencoba meneruskan apa yang ingin di sampaikanya.
"SUDAH KU BILANG DIAM"
"..... dengarkan aku... aku mohon" pinta Sasuke dengan sangat meski ayahnya menyuruhnya untuk diam.
Sasuke begitu berharap untuk kali ini saja ayahnya mau mendengarkanya meski sekali saja.
Kembali Sasuke mengakat wajahnya untuk melihat wajah ayahnya yang semakin terlihat memerah padam karna amarahnya.
"Aku.... sudah berusaha... melakukan semua ... yang a..ayah perintahkan, tak bisakah.... ayah memaafkan aku kali ini saja..... aku tak melakukanya karna ke...inginannku .... sendiri"
Buak
Kali ini bukan cambukan yang ia terima tapi sebuah pukulan keras tepat menghantam perutnya dengan kerasnya.
"SUDAH KU BILANG DIAM" bentak Fugaku dengan penuh penekanan lalu ia kembali melayangkan beberapa pukutan di wajah dan juga perut Sasuke bahkan hingga lantai yang berada di bawah kaki Sasuke kini di penuhi oleh percikan darah Sasuke.
Seperti kerasukan setan setiap berhadapan dengan putera bungsunya, Fugaku sama sekali tak mau mendengarkan bantahan dari Sasuke
Meski ia melihat jika wajah puteranya itu kini di penuhi oleh luka lebam dan memar karna pukulan yang ia layangkan yang di terima tanpa petahanan apapun itu, ia tak perduli.
Dia terus memukuli anaknya itu hingga hidung dan mulut puteranya mengeluarkan darah segar pun tak membuatnya sedikitpun merasa bersalah atau menghentikan aksinya.
"Apapun yang kau katakan, sebagus atau sesesempurma apapun itu aku tak akan perna mengakuinya, ingat itu Baik baik karna bagiku kau hanyalah sebuah aib pembawa sial di keluargaku" desis Fugaku kejam.
Sedangkan Sasuke hanya bisa diam dengan mengigit bibirnya menahan rasa sakit di hatinya menerima ucapan sang ayah untuknya.
Tak perna mau mengakuinya, kau hanyalah aib pembawa sial di keluargaku
Kalimat itu menggema dalam benak Sasuke hatinya begitu sakit saranya seperti ada sebuah pisau yang menyayat di sana tanpa henti, sunggu menyakitkan.
"Kau begitu menjijikan bagiku dan keluargaku"
Kembali satu ucapan membuat Sasuke semakin terpuruk akan keadaannya, jika saja ia di perbolehkan meminta sesuatu yang akan di kabulkan oleh Kami Sama dia hanya ingin meminta satu hal yaitu agar ia tak perna di lahirkan di dunia ini agar ia tak kan perna merasakan semua rasa sakit yang ia terima selama ini.
Setelah puas meyiksa anaknya Fugaku meninggalkan Sasuke begitu saja masih dalam keadaan tubuh tergantung dengan tangan yang terikat.
Sedangkan Sasuke sendiri hanya diam mendengarkan suata derap kaki Fugaku yang berjalan semakin menjauh meningalkanya hingga suara itu tak lagi terdengar di pendegaranya.
Sasuke hanya menatap nanar arah depan dengan pandangan kosongnya yang hampa tak perduli lagi akan jadi apa dirinya di tempat gelap itu setelahnya, dia sudah merasa pasra sekarang akan nasipnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sato seperti biasanya setiap pagi melakukan yg selalu dia lakukan yaitu menunggu Sasuke untuk berangkat ke sekolah bersama.
"Loh Sato chan, kenapa di situ kau tak berangkat ke sekolah?" ujar Seorang wanita dengan nada lembut saat melihat Sato yang berdiri di depan pintu masuk rumahnya.
"Oh pagi Oba san, aku sedang menunggu Sasu nii" sapa dan jawab Sato.
"Oh, dia, Obasan rasa dia tak pulang semalam karna Obasan tak melihatnya sama sekali, mungkin dia pergi dari rumah ini, dan itu akan lebih bagus bagi keluarga ini" ujar Wanita yang merupakan nyonya rumah itu pedas.
'Tidak pulang?' Pikir Sato tanpa permisi pemuda 16 tahun itu segera nyelonong masuk ke dalam rumah tak memperdulikan perkataan pedas orang yang merupakan bibinya sekaligus ibu dari Sasuke itu.
Yang di dalam fikiranya saat ini hanya ingin mengetahuin apa semua yang di katakan Mikoto benar adanya.
Kosong
Saat ini Sato berada di kamar Sasuke, kamar itu terlihat bersi dan kosong dia menyentu tempat tidur Sasuke yang terasa dingin itu artinya memang tak di tempati oleh sang pemilik sebelumnya.
Dan seketika itu juga pikiran khawatir melanda di kepala reven itu, dia takut jika terjadi sesuatu yang buruk terjadi pada sang kakak sepupu yang selama ini ia berusaha jaga mati matian meski harus membanta perinta keluarganya sendiri.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
What Is Love? In This World Is There Love For Me (SASUFEMNARU)
RomanceMasih menceritakan penderitaan Sasuke di dalam keluarganya seperti sebelumnya. Di sini Sasuke akan sangat menderita dari fisik maupun mental. Dan juga Naru yang menderita karna menunggu balasan cinta dari orang yang di cintainya dan mencintainya sia...