"Lo kenapa,Lis? Dari tadi gue perhatiin lo ngelamun mulu. Ada masalah? Ayo cerita" ucap Ales lembut saat ia melihat Listaka tidak memakan makanannya di kantin sekolah sekarang.
Listaka menatap Ales.
"Gue takut, Les" ucap Listaka.
"Lo takut kenapa? Kan gue ada di sini. Selagi ada gue, gak akan ada yang berani nyakitin lo" ucap Ales.
"Gue takut sama Allah, Les. Gue takut beliau ngambil sesuatu dari gue. Meskipun gue tau kalau semua yang dia kasih ke gue cuma titipan, tapi gue takut. Gue takut kalau yang dia ambil itu lo atau omah. Gue gak bisa bayangin nanti gue gimana" ucap Listaka dengan resah.
Ales dengan segera membawa Listaka ke dalam pelukannya. Ales memang duduk di samping Listaka sedari tadi.
"Lo gak boleh ngomong gitu. Gue kan udah janji, kalau gue ga bakalan ninggalin lo" ucap Ales.
"Iya Les tapi tanda-tanda nya udah ada. Gue takut lo gak di takdirin buat gue" ucap Listaka sambil menatap Ales.
Ales terdiam sejenak. Lalu ia kembali memeluk Listaka dan berusaha untuk menenangkan nya dengan cara mengelus-ngelus gadis itu.
"Kita doa aja. Takdir bisa di ubah kalau kita doa dan ikhtiar" ucap Ales.
Listaka mengangguk.
Waktu pun berputar, kini pulang sekolah tiba. Listaka meminta Ales untuk mengantar ke rumah langsung. Ia ingin menemani omah nya yang tak kunjung sembuh dari penyakit nya.
Setibanya mereka di rumah Listaka, Listaka turun dan melepas helmnya.
"Lo mau langsung pulang?" tanya Listaka.
"Iya nih, soalnya Bunda nyuruh gue anter Yori ke--"
Ucapan Ales terpotong karena Listaka membanting helmnya ke aspal lalu ia langsung berjalan cepat agar segera masuk ke dalam rumah nya.
"Listaka! Lis!" ucap Ales sambil men standar motornya lalu ia mengejar Listaka dan menahan tangan gadis itu.
Listaka langsung menepis tangan Ales.
"Gimana gue mau yakin hubungan gue sama lo bakalan baik-baik aja kalau lo sama Yori masih deket?!" ucap Listaka dengan nada tinggi membuat Ales terdiam sejenak.
"Tapi gue gak ada rasa sama dia, Lis. Gue kan udah bilang kalau gue cuma cinta sama lo, bukan sama Yori atau yang lain" ucap Ales.
"Lo enak ngomong gitu, lah gue? Kepikiran! Coba lo di posisi gue! Lo rasain apa yang gue rasain!" ucap Listaka lalu ia langsung pergi begitu saja ke dalam rumah nya.
Ales terdiam, ia mencerna kata demi kata yang di lontarkan oleh Listaka.
°°°
Kini Ales tengah makan malam bersama ayah dan ibundanya.
"Les, gimana hubungan kamu sama Listaka?" tanya Bunda membuat Ales langsung menatapnya.
"Lagi ribut sih, bun. Cuma bentar lagi pasti bakal baik-baik aja kok" ucap Ales.
"Emm.. Mending kamu udahin hubungan kamu sama Listaka" ucap Papah Ales membuat Ales melotot.
"Maksudnya?" tanya Ales.
"Maafin papah sama bunda, Les. Terpaksa kita bakal jodohin kamu sama Yori" ucap Bunda membuat Ales menggebrak meja makan dan langsung berdiri.
"Apa-apa an sih, Bun?! Ales gak mau di jodohin sama Yori! Ales gak suka sama dia! Bunda sama papah tau kan kalau Ales cuma cinta sama Listaka" ucap Ales dengan nada tinggi.
"Maaf, nak, Bunda sama papah juga maunya kamu bersatu dengan Listaka. Tapi kalau kamu gak menikah dengan Yori, selain perusahaan bangkrut,dan di phk jadi kepala sekolah, papah kamu bakalan masuk penjara seumur hidup karena hutang-hutangnya terlalu banyak ke kantor papah Yori" ucap Bunda.
Ales meninggalkan meja makan dengan rasa kesal, resah, takut intinya campur aduk. Ia segera memasuki kamarnya.
"Ini salah papah, Bun" ucap Papah Ales diiringi tangisannya.
Bunda Ales ikut menangis sambil menenangkan suaminya.
Sementara itu, Ales tengah memukuli tembok dan kaca sambil menangis untuk menenangkan dirinya.°°°
Keesokan harinya, Ales menjemput Listaka di rumah gadis itu. Namun gadis itu cuek saja dan memilih menggunakan motornya sendiri.
Ales hanya mampu menghembuskan nafasnya lemas.
Sesampainya di sekolah, Ales dan Listaka sama sama menetap di kelas di bangku mereka masing-masing.
Listaka memainkan game di ponselnya sementara Ales mengerjakan tugas yang belum ia selesaikan. Namun sesaat, Listaka melihat tangan Ales yang terluka, ia pun segera melihat dan memegang tangan Ales.
"Ales tangan lo kenapa? Lo abis ngapain sih ya ampun? Kok bisa sampai kaya gini? Sakit gak?" tanya Listaka lalu ia menatap Ales yang juga menatapnya.
Ales kemudian tersenyum.
"Gue gak apa-apa kok" ucap Ales.
"Gak papa gimana? Tangan kaya gini gapapa. Sekarang lo jujur sama gue, lo pasti mukulin tangan lo ke kaca kan? Kenapa sih lo ngelakuin itu? Lo frustasi gara-gara gue marah? Ya ampun, Les. Gak usah gini juga kali" ucap Listaka membuat Ales terkekeh.
"GR lo. Orang gue cuma iseng doang kok nonjok pohon" ucap Ales.
"Boong. Pasti ada alasan kenapa lo ngelakuin hal itu. Jujur sama gue" ucap Listaka.
"Gue gak mungkin bilang ke Listaka sekarang kalau gue bakalan di jodohin sama Yori" ucap Ales dalam hati.
"Tuh kan diem. Pasti ada yang di sembunyiin. Apaan sih Les lo mah gitu ihh" ucap Listaka membuat Ales terkekeh.
"Apaan sih. Gak ada apa-apa kok" ucap Ales.
"Gue masih gak percaya" ucap Listaka.
Ales memeluk Listaka.
"Intinya gue baik-baik aja. Dan lo ga usah khawatir" ucap Ales.
Listaka mengangguk.
"Eh eh... Enak banget ya peluk-peluk kan. Eh Listaka, yang lo peluk tuh---"
Dengan segera Ales menutup mulut Yori dan membawa gadis itu menjauh dari Listaka.
"Lo dengerin gue. Gue sama lo emang bakalan nikah. Tapi tolong Listaka jangan sampai tau. Gue gak mau nyakitin hatinya dia" ucap Ales.
"Ya tapi tetep aja lama kelamaan dia bakal tau lah" ucap Yori.
"Gue tau itu. Dan biarin gue yang ngasih tau dia. Lo gak usah ikut campur" ucap Ales.
"Ck! Iya deh. Yang penting kan gue nikah sama lo" ucap Yori.
Ales memutar bola matanya malas.
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup [Listaka]
Novela JuvenilAles adalah anak dari kepala sekolah plus pembisnis yang memiliki perusahaan. Di sekolah, ia famous karena ketampanan nya dan jabatannya sebagai ketua GDS. Sementara Listaka, adalah gadis nakal yang cerdas. Jutek, cuek dan tak perduli dengan apapun...