16.

43 4 0
                                    

[Listaka pov]

Keesokan harinya, aku pergi ke sekolah bersama Azka. Sejak kejadian kemarin, dia selalu menemaniku. Aku sudah menganggapnya teman. Namun beda dengan Ales.

Saat aku tiba di parkiran, aku mengingat Ales. Saat aku berjalan menyelusuri koridor, aku mengingat di mana aku dan Ales selalu tertawa di sini. Saat aku di kelas, dan duduk di bangku ku, aku ingat akan pertama kali Ales mendekatiku.
Saat aku di kantin, aku teringat akan Ales yang mengikatkan tali sepatunya pada tali sepatu ku.

Sungguh aku tidak kuat.
Aku menangis di kamar mandi, apalagi setelah tau bahwa Ales dan Yori sudah out dari sekolah.

Kini aku dan Azka tengah menaiki motor Azka menuju rumahku.

"Ka, gue udah putusin buat pindah ke Korea. Lo ikut ya" ucap ku pada Azka yang tengah menyetir.

"Emm... Iya deh Lis. Kan orang tua gue juga di sana" ucap Azka.

"Yaudah. Kalau gitu, nanti gue minta om gue urusin kepindahan kita" ucap Listaka.

"Oke deh" ucap Azka.

°°°


Sudah 3 tahun lamanya aku dan Azka menetap di Korea Selatan.

Dan Alhamdulillah nya, aku sudah menemukan orang tua ku. Dan aku juga sudah berhijrah dan mengenakan hijab. Hubungan aku dan Azka masih sebatas teman. Sebenarnya, Azka sempat mengajakku berpacaran, namun aku menolaknya dan meminta nya untuk tetap menjadi temanku saja.

Kini aku bekerja sebagai model. Namun, pagi tadi, manager ku bilang jika aku harus pindah ke Indonesia karena di Korea, model berhijab seperti ku, akan susah laku.

Sementara itu, Azka bekerja sebagai asisten pribadi ku.

Kini aku tengah berkumpul bersama orang tua ku di ruang tamu rumah kami.

"Jadi kapan kamu mau pindah ke Indo,sayang?" tanya Mami.

"Besok mi. Mami sama papih ikut kan?" tanyaku

"Kita akan kesana tapi gak besok sayang. Urusan kerjaan papi dan mami di sini masih banyak. Kamu pergi dulu aja sama Azka ya. Kalau kita udah selesai, pasti kita susul kamu kesana" ucap Papi.

"Yaudah deh, tapi rumah aku udah di urus kan pi?" tanya ku.

"Udah sayang. Intinya semua keperluan kamu dan Azka sudah terpenuhi di sana" ucap papi.

"Makasih ya Pih" ucapku.

Keesokan harinya aku dan Azka pergi ke Bandara untuk di terbangkan ke Indonesia.

Beberapa jam pun berlalu hingga akhirnya kami pun menaiki taxi menuju rumah kami.

"Abis ini, aku mau ke makam omah, Ka. Udah 3 tahun gak ada yang bersihin. Bi Ipah kan udah pulang ke kampung sejak kita pindah" ucap ku.

Oh iya, sejak hijrah, aku tak lagi menggunakan kata lo-gue karena itu kurang sopan.

"Emangnya kamu gak cape?" tanya Azka.

"Cape sih, tapi aku kangen sama omah. Kalau kamu cape, gapapa kok aku bisa sendiri" ucapku.

"Aku bisa kok" ucap Azka.

Aku hanya tersenyum.

"Oh iya, btw rumah aku di sebelah rumah kamu kan ya?" tanya Azka. Aku mengangguk.

Teman Hidup [Listaka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang