Untuk apa di ingat kembali? Bila hanya membuat dirimu semakin terjebak didalam nya.•
•
•Selamat membaca:)
Flashback on.
"Aku pulang sendiri" pamitku tanpa persetujuan mereka yang masih saja berdebat.
"Sya.. sya tunggu" teriakan Ferdy membuat langkahku semakin cepat kemudian aku berlari untuk menjauhi nya. Tetapi Ferdy berhasil mengejar ku.
"Sya stop!" Bentaknya dan Aku berhenti saat Ferdy sudah berada di hadapanku.
"Dengerin aku sya. Aku anter kamu pulang dan kita bicarakan masalah kita." Ujar Ferdy.
"Kita udah selesai dan ga ada yang perlu dijelaskan!" Tegas ku. "Aku pulang sendiri dan permisi" lanjut ku.
Saat aku melangkah tanganku di cengkram oleh Ferdy.
"Ferdy! Lepaskan" rontaku tetapi tenaga Ferdy untuk menahan ku jauh lebih kuat dibandingkan dengan aku.
"Tidak akan Fisya. Ikut aku" ajak Ferdy yang masih belum melepaskan cengkraman nya. Ferdy membawaku entah kemana.
"Duduk" titah Ferdy saat kami sampai di taman belakang sekolah. "Sya.." lanjutnya saat Ferdy berjongkok di hadapanku.
"Ga gini fer. Kamu duduk di sampingku" perintahku lalu Ferdy menurutinya.
"Sya.. dengerin aku" kata Ferdy menatap ke arahku dengan tatapan penuh arti. "Aku sayang sama kamu, aku suka sama kamu, aku nyaman sama kamu, aku cinta sama kamu" ungkap Ferdy.
"Jangan nangis Fisya" kata Ferdy saat air mataku berhasil turun dari dua bola mataku.
Ferdy tidak berani mengusap atau menghapus air mata ku, sebab dia tidak pernah menyentuhku kecuali kejadian hari ini yang Ferdy mencengkeram tanganku.
"Hapus" titah Ferdy memberikan sapu tangannya. Lalu aku ambil sapu tangannya dan menghapus air mataku.
"Sudah?" Tanya nya lalu aku anggukan kepala sebagai jawaban. "Izinkan aku memperjuangkan kamu lagi Fisya" ungkap Ferdy sambil menatap mataku lekat-lekat.
"A-aku tidak tau" jawabku gugup dan tak berani membalas tatapan Ferdy.
"Fisya. Aku janji tidak akan mengulang kembali kesalahan ku" ujar Ferdy. Aku menatap bola mata nya mencari kebohongan tetapi tidak aku temukan.
"Aku izinkan" jawabku lalu aku tersenyum tulus kepadanya. Ferdy kembali dengan wajah ceria nya dan tidak henti-hentinya berkata terima kasih kepadaku.
"Terima kasih Fisya. Aku janji ga akan mengulang semua kesalahan aku, aku janji akan menjaga mu, aku janji tidak akan meninggalkan mu" kata Ferdy dengan raut wajah yang begitu ceria.
Beberapa bulan kemudian setelah kejadian itu. Aku, Adel, Ardian dan Ferdy akhirnya lulus dari masa putih biru kami.
"Perpisahan tinggal hitungan jam" kata Adel. Membuat aku, Ardian dan Ferdy menghentikan makan siang kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAFISYA
Ficción GeneralPicture : pinterest. Story inspiration : Imagination. "Saya tidak meninggalkan dirimu Nafisya Az-Zahra" papar Ferdy penuh ketulusan dan kejujuran di mata nya yang sedang menatap Nafisya. "...." Nafisya tidak bergeming dengan pernyataan Ferdy. "Sungg...