🌿Happy Reading🌿
Nafisya turun dari tangga dengan anggun. Semua mata menatap ke arah Nafisya, membuat Nafisya malu dan membuat pipi nya merona.
"Nah, itu dia anak saya." Kata Ayah, di saat semua orang menatap Nafisya kecuali seorang pria yang usia nya tidak jauh beda dari Nafisya.
"Ayo, sayang." Ucap bunda saat menghampiri Nafisya di ujung tangga.
"Bun, ini acara apa?." Tanya Nafisya.
"Makan malam." Jawab Bunda mengelus punggung Nafisya.
Nafisya di dudukkan di dekat bunda dan di depan seorang laki-laki yang tak asing bagi Nafisya.
"Cantik." Kata wanita separuh baya tetapi bukan bunda Fatimah.
"Terima kasih, Yu." Kata bunda. "Sya, itu tante Ayu." Kata bunda lagi, memperkenalkan wanita paruh baya yang memuji Nafisya.
"Panggil umi aja." Ucap tante Ayu.
Nafisya hanya tersenyum dibalik niqabnya. Nafisya masih bingung dengan semua ini, ada apa sebenernya?.
"Yaudah, kita mulai aja. Nak, sampaikan maksud kamu kemari." Kata ayah Fikri.
"Bismillahirrahmanirrahim, saya Fahri Perwira Ramadhan, ingin menjalani ta'aruf dengan putri dari ayah Fikri." Kata Fahri membuat Nafisya langsung menatap nya.
"Kak Fahri?." Tanya Nafisya dan semua orang memperhatikan Nafisya.
"Kamu kenal, sya?." Tanya Ayah Fikri.
"Kenal, yah. Kak Fahri, kakak angkatan Fisya di kampus." Jawab Nafisya yang tak lepas menatap Fahri.
"Oh, jadi kalian sudah saling kenal?." Tanya umi Ayu yang menatap Nafisya dan Fahri secara bergantian.
"Sudah." Jawab Fahri singkat.
Nafisya bingung dengan perkataan Fahri yang mengajak ta'aruf putri dari ayah Fikri, yang tak lain adalah dirinya sendiri.
"Bun." Panggil Nafisya meminta penjelasan kepada bunda nya.
"Kamu di ajak ta'aruf, nak." Jelas bunda mengelus punggung tangan Nafisya.
"Secepat ini, Bun?." Tanya Nafisya yang masih belom mengerti semua ini. Lalu, Bunda mengangguk sambil tersenyum.
"Sudah-sudah." Kata ayah menghentikan Nafisya dan bunda.
"Nak Fahri, kamu kan belom melihat wajah anak ayah. Jadi, ayah persilahkan untuk melihatnya." Kata ayah.
"Kamu boleh menolak nya jika tidak berkenan, nak." Kata bunda Fatimah dan Fahri menjawab dengan anggukan.
"Fisya, buka cadar kamu nak." Titah bunda Fatimah. Tetapi Nafisya masih termenung menatap bunda nya.
"Bun." Lirih Nafisya tetapi bunda menepuk punggung tangan Nafisya dan berkata "Gapapa, sayang." Lalu Nafisya menghirup napas nya dan menghembuskan nya dengan perlahan.
Nafisya membuka cadar nya dengan perlahan dan anggun membuat Fahri tak lepas menatap nya. Setelah cadar Nafisya terbuka sempurna, Fahri langsung mengangguk mantap dan tersenyum simpul.
"Bagaimana, nak?" Tanya ayah fikri.
"Bismillahirrahmanirrahim, lanjutkan yah. Sesuai dengan syari'at Islam." Jawab Fahri tanpa ragu-ragu.
"Alhamdulillah." Ucap orang tua dari Fahri maupun Nafisya.
"Fisya." Kata umi ayu menghampiri Nafisya yang duduk di samping Bunda.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAFISYA
Fiksi UmumPicture : pinterest. Story inspiration : Imagination. "Saya tidak meninggalkan dirimu Nafisya Az-Zahra" papar Ferdy penuh ketulusan dan kejujuran di mata nya yang sedang menatap Nafisya. "...." Nafisya tidak bergeming dengan pernyataan Ferdy. "Sungg...