Diperjalanan menuju rumah mertua Nafisya, hanya ada keheningan. Nafisya yang setia menatap jendela dan sesekali memainkan ponselnya sedangkan Fahri fokus menyetir dan sesekali mengalihkan pandangannya ke Nafisya.Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah mertua Nafisya, hanya butuh 30 menit.
"Sya, bangun." Panggilan Fahri untuk membangun kan Nafisya yang tertidur di tengah perjalanan.
"Sya, bangun." Panggil Fahri sekali lagi dan membuat tidur Nafisya terganggu.
"Hah? Kak Fahri ngapain disini?." Tanya Nafisya saat dirinya sadar dari tidur pulasnya.
"Sudah sampai rumah, saya." Jawab Fahri lalu keluar meninggalkan Nafisya di dalam mobil. Fahri berjalan memutar ke sisi kiri mobil, tujuan nya untuk membukakan pintu mobil Nafisya.
"Ayo, turun." Titah Fahri saat sudah membuka pintu mobil untuk Nafisya. Tetapi, Nafisya masih mencerna lalu dia tersadar jika diri nya sudah menjadi seorang istri.
Nafisya turun dari mobil, ia membantu Fahri membawa barang-barang Nafisya. Nafisya hanya di minta untuk membawa koper nya saja tidak usah yang lain.
"Ayo." Ajak Fahri lalu membiarkan Nafisya berjalan terlebih dahulu.
"Assalamu'alaikum." Salam Nafisya. "Ga ada orang, kak?." Tanya Nafisya melihat ke arah Fahri.
"Ada, Bi Sumi." Jawab Fahri. "Assalamu'alaikum, bi." Salam Fahri lalu memencet bel yang ada di samping pintu.
"Wa'alaikumussalam." Jawab Bi sumi saat membukakan pintu.
"Aden. Sama siapa den?." Tanya bi sumi saat melihat Fahri mengajak seorang gadis pulang ke rumah.
"Istri saya bi." Jawab Fahri tersenyum.
"Oh. Mari masuk den, non." Kata bi sumi lalu segera Fahri dan Nafisya masuk ke dalam rumah.
"Kak Fahri, kamar tamu dimana?." Tanya Nafisya.
"Kamar tamu?." Tanya balik Fahri. "Untuk siapa?." Tanya nya lagi.
"Ya untuk aku lah." Jawab Nafisya jutek.
"Untuk kamu?." Tanya Fahri lagi dan membuat Nafisya jengkel.
"Bi sum!." Panggil Nafisya saat melihat bi sumi melintas.
"Ada apa, non?." Bi sumi menghampiri Nafisya dan bertanya.
"Kamar tamu, dimana?." Tanya Nafisya.
"Ada tamu non? Siapa?." Tanya bi sumi heran dan bingung.
"Fisya." Jawab Nafisya cepat dan Fahri menatap bi sumi mengisyaratkan untuk tidak memberitahu Nafisya.
"Anu, non. Kamar tamu nya di pake untuk gudang. Jadi, disini hanya ada kamar den Fahri, ibu dan bapak." Alibi bi sumi lalu mendapat kan senyuman terima kasih dari Fahri.
"Yasudah bi, makasih." Kata Nafisya dengan senyuman masam. Lalu, bi sumi kembali ke dapur.
"Ayo, saya tunjukkan kamar nya." Ajak Fahri yang berjalan mendahului Nafisya.
Nafisya menghela napas panjang lalu menghembuskan nya dengan rasa kesal. Terpaksa ia mengikuti Fahri dari belakang.
"Ini kamar saya." Kata Fahri saat membuka pintu kamar nya.
"Assalamu'alaikum." Salam Nafisya saat masuk kedalam kamar. "Wa'alaikumussalam." Jawab Fahri yang sudah terlebih dahulu masuk.
Nafisya memandang setiap sudut kamar Fahri, kamar yang di beri sentuhan warna abu-abu dan putih ini tampak rapih dan bersih. Kamar Fahri bukan seperti kamar laki-laki seperti biasanya, yang berantakan dan tak terawat tetapi kamar Fahri ini sungguh sangat rapih dan elegan.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAFISYA
Ficção GeralPicture : pinterest. Story inspiration : Imagination. "Saya tidak meninggalkan dirimu Nafisya Az-Zahra" papar Ferdy penuh ketulusan dan kejujuran di mata nya yang sedang menatap Nafisya. "...." Nafisya tidak bergeming dengan pernyataan Ferdy. "Sungg...