🌿Happy Reading🌿
"Bun." Panggil Nafisya. "Bun, bunda." Panggilnya lagi tetapi belom ada sahutan.
"Bunda, kemana ya?." Tanya Nafisya pada diri sendiri. Nafisya menuju ke dapur, mencari keberadaan Bunda nya. Tetapi, Ia malah bertemu dengan mbok Marni.
"Mbok, bunda mana?." Tanya Nafisya.
"Non, belom tau?." Tanya balik mbok Marni.
"Belom, mbok." Jawab Nafisya yang masih penasaran.
"Ibu nya mas Fahri, masuk rumah sakit." Kata mbok dan Nafisya terkejut.
"Umi, mbok?." Tanya Nafisya untuk memastikan perkataan mbok.
"Iya, non." Jawab Mbok dengan anggukan.
"Astagfirullah, umi di rawat dimana?." Tanya Nafisya sekali lagi.
"Di rumah sakit Keluarga, non." Jawab mbok.
"Makasih, mbok." Nafisya bergegas ke garasi mobil, menyalakan mobil nya lalu mengendarai nya di jalanan.
Nafisya melaju dengan kecepatan rata-rata, Nafisya di penuhi pikiran tentang umi nya Fahri. Semalam waktu acara 'makan malam' terlihat baik-baik saja, tetapi mengapa kabar ini terjadi dengan tiba-tiba.
**
Tak perlu waktu lama untuk sampai di Rumah Sakit Keluarga. Nafisya segera parkir di area depan rumah sakit, Ia masuk kedalam dan bertanya ke bagian administrasi.
"Sus, pasien atas nama Ny. Ayudya Lasmini dimana ya sus?." Tanya Nafisya saat dirinya sudah di dalam rumah sakit.
"Sebentar ya mba, saya cek dulu." Kata suster tersebut. "Beliau sudah di pindahkan, ke ruang melati nomer 290." Kata suster itu lagi.
"Terima kasih, sus." Ucap Nafisya, lalu ia bergegas mencari ruangan tersebut.
Ia berjalan menyusuri koridor rumah sakit, melewati berbagai macam jenis nama di setiap ruangan dan mencium bau-bau obat-obatan yang menyengat di hidung nya yang terbalut cadar.
Melati 290.
Nafisya menemukan ruang inap pasien yang ia cari sejak tadi. Nafisya melihat sosok pria tinggi yang sedang bersandar di dinding dekat pintu masuk ruangan tersebut.
"Kak Fahri!." Panggil Nafisya lalu pria itu menoleh ke arah Nafisya.
"Nafisya?." Fahri terkejut lalu segera menghampiri Nafisya. "Sama siapa, ke sini?." Tanya Fahri saat diri nya berhadapan dengan Nafisya.
"Sendiri. Bagaimana umi?." Tanya Nafisya khawatir, tatapannya terus saja bergantian menatap Fahri dan ruangan umi.
"Umi, Alhamdulillah sudah sadar." Jawab Fahri. "Mau liat umi?." Tanya Fahri dan Nafisya mengangguk. "Ayo." Ajak Fahri yang terlebih dahulu membuka pintu ruangan dan Nafisya mengikutinya.
"Bunda, ayah." Panggil Nafisya saat melihat orang tua nya ada di samping ranjang pasien.
"Nafisya." Jawab bunda menghampiri Nafisya dan memeluknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAFISYA
General FictionPicture : pinterest. Story inspiration : Imagination. "Saya tidak meninggalkan dirimu Nafisya Az-Zahra" papar Ferdy penuh ketulusan dan kejujuran di mata nya yang sedang menatap Nafisya. "...." Nafisya tidak bergeming dengan pernyataan Ferdy. "Sungg...