" cinta itu datang dengan sendirinya. Belajarlah untuk mencintainya sedikit demi sedikit"
"SAH!!!" Para saksi mengucapkan dengan semangat. Suara itu sangat menggema di dalam masjid.
Hari ini Fadillah resmi menikah. Bahagia rasanya Farida melihat sahabatnya itu sudah hidup berpasangan sepertinya juga.
Setelah akad, pengantin baru itu menaiki mobil pernikahan untuk menuju ke gedung resepsi. Mereka bukan hanya berdua. Tetapi ada Farida dan juga Hafiz. Ini semua kemauan dari Fadillah.
Hafiz mengemudi mobil. Kali ini jalan raya sudah mulai padat. Ia membelah kepadatan ini dengan hati-hati. Sedangkan Farida membuat suasana lebih ramai lagi di dalam mobil. Farida tak bisa berhenti berbicara terutama dengan sahabatnya itu.
Sepasang pengantin baru itu sedikit kaku. Karena mereka adalah sepasang kekasih yang ta'aruf. Makannya supaya tidak terlalu kaku ataupun tegang, Farida mengajak mereka berbicara. Semua terkekeh dengan tingkah Farida. Sahabat Fadillah ini benar-benar belum berubah. Dia sama dengan mamanya 'ramah'.
Mobil sudah berhenti di depan gedung.
Sudah ramai sekali orang digedung untuk melihat pengantin baru ini. Mereka keluar dari mobil. Jalan diatas red carpet. Sungguh bahagia pengantin ini. Farida sempat iri. Fadillah bisa sebahagia itu dengan pasangannya waktu hari pernikahan ,sedangkan Farida? Waktu itu dia hanya bahagia 'terpaksa'.* * * * * *
Dikamar ganti pengantin beserta make-up Farida menemani temannnya itu. Ini adalah moment kebahagiaan sahabatnya. Waktu Farida menikah pun. Fadillah juga menemani Farida seperti ini.
Fadillah adalah anak satu - satunya dari keluarga pengusaha pembuatan batu bata. Usaha keluarganya itu sudah bercabang - cabang sampai di berbagai daerah. Bundanya tidak bisa hamil lagi. Waktu Hamil anak kedua, bunda Fadillah keguguran hingga rahimnya di angkat. Makannya Farida senang sekali saat ini. Setidaknya hari kebahagiaannya ini. Sahabat dekatnya selalu menemaninya.
"Masyaallah Fadillah! Kau tampak cantik sekali bak pengantin baru!" girang Farida.
Satu kamar itu pecah tawanya gegara Farida mafia kegemahan.
"si mbaknya ini memang pengantin baru loh dek" kata ahli rias.
" Farida - Farida nggak ada habisnya ya" - Fadillah
"hehehehe..." cengir Farida.
Fadillah hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya itu.
* * * * * * * *
" Gimana capek kan nyalami banyak tamu?"
"lumayan sih"
"inilah yang kurasakan Fad, waktu berdiri di atas pelaminan. Membosankan rasanya"
Fadillah tersenyum. " hitung - hitung sekalian ngikat tali silahturami da.."
"selesai acara langsung pulang?"
"iya.."
"kemana?"
"pulang kerumah aku dulu lah"
Setelah selesai acara mereka kembali ke kamar rias untuk mengecek ada atau tidak barang yang ketinggalan. Tampaknya tak ada suami Fadillah di kamar. Katanya sih ke toilet. Dan hafiz? Dia lagi diluar kamar rias ini. Karena tak ada Jaya. Suami Fadillah. Jadi ia memilih keluar.
" Fad?" lirih Farida pelan.
"hmm?"
Mata Farida berkaca - kaca. Hingga Fadillah melihatnya heran. Aktivitasnya ia berhentikan untuk melihat sahabatnya itu.
"kenapa kok berkaca - kaca sih?" Fadillah mengajak berduduk dan Farida menurut.
Farida menghela nafas dengan kasar. Supaya air mata ini tak bercucur.
" kamu beruntung ya... Punya suami yang kamu impikan dan kalian saling mencintai" Farida mencoba tersenyum.
Fadillah melirih temannya dan tersenyum juga.
"padahal, seperti baru semalam kita main, belajar, ke kantin bareng. Dan sekarang kita sudah memiliki pasangan masing - masing"
Farida mengusam ujung matanya untuk menahan supaya tidak menetes.
" akuuu do'a kan supaya kalian berdua itu hidup bahagia dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah waromah"
Fadillah tersenyum sambil menggenggam tangan Fadillah. "Aaammmiiinnn"
" Farida.... Begitu juga dengan kamu. Kamu juga bahagiakan dengan suami mu?"
" kamu lihat?"
Fadillah melihat ke anehan dari wajah sahabatnya.
"hmm bahagia kan..."
Farida tersenyum tipis.
" jangan bilang kalau kamu tidak bahagia? Wajahmu tak menunjukan jawabannya benar"
"aku bahagia kok"
"Farida jujur sama aku..."
" jujur..." singkat Farida.
"terus? Kenapa ada yang aneh. Cerita sama aku atau kita tak akan pernah menjadi sahabat lagi" paksa Fadillah.
Kalau begini ceritanya. Farida menyerah. Lebih baik dia cerita di banding lepas dengan sahabatnya.
Farida mengambil nafas. "akubelummencintaisuamiku" ucap Farida cepat. Tetapi terdengar jelas oleh Fadillah.
Fadillah kaget. "sampai sekarang?"
Farida mengangguk.
Fadillah mencoba menenangkan sahabatnya. " cinta itu datang dengan sendirinya. Belajarlah untuk mencintainya sedikit demi sedikit"
"dan satu hal lagi. Jangan pernah mengigat atau sampai menstalking kenangan SMA kamu" jelas Fadillah.
Tak sadar air mata itu terjun ke pipi Farida. Ia mengusap dengan cepat dan memeluk sahabatnya itu. "Terimakasih Fadillah. Kau itu memang sahabat the best".
" eh tapi ngomong - ngomong...nanti waktu malam pertama kali kalian sekamar. Jangan terlalu bodoh seperti aku" Farida melepaskan pelukannya.
"maksudnya?"
--------------------------------------------------------
#tbcWAH WAH WAH !!!
ADA APA NIH SAMA MALAM PERTAMA FARIDA DAN HAFIZ????ADA YANG UDA BISA TEBAK?
MASIH INGET ALURNYA KAN?
DI INGETIN LAGI NIH.
1. KALAU TITLENYA ( ONE, TWO, THREE....DAN SETERUSNYA) ITU CERITANYA MASA SEKARANG.
2. TAPI KALAU TITTLENYA BUKAN BEGITU. ITU MASA LAMPAU.
PAHAMKAN?
VOTE DONG.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN ALLAH
Spiritual[ STOP LIHAT BERAPA VIEWERS NYA ! ] [ KALAU PENASARAN YA BACALAH ! ] " Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia " - Ali bin Abi Thalib - Bagi seorang Farida sudah banya...