one

28 5 0
                                    

" terlalu pahit untuk di ingat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" terlalu pahit untuk di ingat. Tetapi terlalu manis untuk di lupakan"

 Tetapi terlalu manis untuk di lupakan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Farida mengaduk adonan kue bolunya. Mengikuti prosedur. Suara tutorial dari youtobe begitu nyaring di keheningan rumah-nya.

Tingnung!...
Tingnung!...

Suara bel rumah yang berbunyi membuat Farida meng-pause kegiatannya. Ia melepas sarung tangan adonan dari tangannya. Celemek fulkadot merah digantungkan pada tempatnya. Farida mencuci tangannya.

Bel itu masih terdengar di telinganya berulang ulang. Terdengar ucapan salam.
Suara pria. Yang selalu iya dengar. Hafiz.

"nggak sabar banget sih jadi orang"
Gerutu Farida jalan ke pintu utama.

Farida membukan pintunya. Dan ini sangat mengejuttkan!

"waalaikumsalam" datar Farida.

Ceklek...

"Mama!!!" histeris Farida.

Farida langsung salim tangan mamanya. Dan mereka berpelukan rindu. Pelukan itu sangat erat. Mereka masih belum menyudainya.

"Farida kangen banget sama mama. Sama papa juga. Kakak." air mata kerinduan keluar di mata Farida.

"cup..cup..cup..." mereka melepaskan pelukannya. " Anak mama jangan sedih gini dong. Kan mama sudah ada di depan Farida sekarang" Maya mengusap air mata Farida.

Mata Farida menyelidiki. Ke halaman rumahnya. Terlihat mobil Haris terpakir. Tetapi dimana ia.

"nyarii siapa sih sayang" Hafiz muncul di pandangan Farida sambil membawa barang - barang bawaan Maya kedalam.

"ehem..." Maya mengeluarkan batuk buatannya dan menyenggol siku Farida.

"Apaan sih ma. Papa mana ma?"

"Papa masih rapat kantornya dikota ini. Nanti baru kemari. Mungkin sore."

Farida mengangguk mengerti.

PILIHAN ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang