" Pa ! "
" Hmmm" Saut Boby yang santai membaca koran di pinggir kolam renang.
" Farida mau ngomong serius. Dengerin ya? "
Boby langsung memasang wajah pengertian. Pasti membicarakan soal lamaran itu.
" Farida uda buat keputusan soal lamaran itu "
" terus? Keputusannya? "
" Farida terima. "
Mata Boby terbelalak senang.
" tapi..."
" tapi apa dek? " Ucap Boby setelah menyeruput secangkir kopinya.
" ada syaratnya. Setelah lamaran ini dia ..."
" dia siapa? " Tanya Boby yang so pasti uda tau jawabannya.
" hmmm kk..kak H..Hafiz maksudnya "
" lanjut..."
" setelah lamaran ini enggak boleh dulu keburu nikah. Memang usia Farida sudah cukup untuk menikah. Tapi Farida enggak mau terburu. Dia harus nunggu. "
" nunggu ? Nunggu sampai Farida tamat Sekolah? " Boby memastikan.
" No..No..No.. Papa ! Bukan tamat sekolah. Tapi tamat kuliah!"
Wajah Boby penuh pertimbangan.
" satu lagi pa! "
" Apa? "
" Izini Farida kuliah di luar negeri "
Boby melotot.
" Papa kenapa melotot ? Kalau Hafiz bener mau menjadikan aku istrinya. Hafiz harus sabar dong."
" tapi sayang enggak gitu jugak..." melas Boby.
" Papa...Papa sendirikan yang bilang. Enggak gampang ndapetin calon suami yang kaya Hafiz"
Farida beranjak berdiri. Dan menelusuri pinggir kolam dengan gerakan lambat.
" Anaknya soleh.... Selalu taat agama... Ganteng... Gagahh... Perkasaa.... Uda mapan juga.... Uda banyak buka cabang yayasan taman kanak kanak...."
Boby memerhatikan gerak gerik Putri bungsunya.
" idaman para calon istri dan mertuakan pa? "
Boby mengangguk.
" Gimana pa ? "
" Panggil Mama dulu... Papa mau sepakatin sama mama dulu"
" okey papa...." Farida berlari masuk.
" MAMA DIPANGGIL PAPA DI BELAKANG!"
Farida masuk kamarnya
" Yess!! Yess!! yess!!! Horee!!!"
Farida kegirangan.
" kita mulai permainannya Hafiz. Kalau kamu enggak sabar pasti kamu bakal mutuskan hubungan ini kan hahahah " ucap Farida pelan untuk dirinya sendiri.
Niatnya untuk menghubungi Fadillah terurung. Mungkin nanti saja bicara langsung. Kalau lewat telpon tidak menyenangkan pastinya.
* * * * * *
" Dek...papa Uda telpon Hafiz. Hafiz setuju dan malam ini akan mengikat cincin di jari adek "
Uhukk..uhukk...
Farida tersedak cemilan kripik yang ia makan.
" ehemmm.... Ma hari ini kita masak banyak yaa ma..." ucap Ameilia ke Maya.
" okee...."
Hafiz menerima syarat dari Farida. Tapi Farida tak pupus untuk memutuskan rencananya.
" kita lihat saja Hafiz..." batin Farida.
* * * * * *
" ciee yang uda di iket " Ameilia menyenggol lengan Farida.
" Apaan sih kak, emang aku binatang peliharaan apa di iket iket" cuek Farida yang tak menyukai suasana ini.
" ssthh! Dek ! Itu cuman perumpamaan aja. Tandanya adek uda ada calon suami" sambung Maya.
" Tapi Ma... Aku enggak suka sama perumpamaannya!" bersih keras Farida.
" oke oke... Kakak ulang. Cieee yang uda di lamar..." kekeh Ameilia
" cieee..." sambung Maya.
" sebel." cemeberut Farida dan langsung meninggalkan dapur.
Farida menggebrak pelan meja rias di kamarnya. Kalau mau gebrak kuat takut jadi masalah. Ia menatap dirinya di depan kaca rias.
Tak menyangka . Pupus sudah mungkin harapan mengagumi empat orang lelaki tapi tidak ada satupun yang jadi dengannya. Khayalan tak sesuai ekspetasi.
Farida harus extra keras buat Hafiz jadi mutuskan hubungan yang katanya tunangan ini. Jujur ia tak menyukai ini. Menurutnya Hafiz hanya bermain perasaan.
" apa enggak ada wanita lain apa disana !" celoteh Farida sendiri sambil melepas jarum - jarum di hijabnya.
" umur uda mateng tapi nyari yang masih mengkel. Sok - sok-an mala nyetujui nikah abis aku kuliah! AU AU ADUU DUU"
Iklan azab lewat di situasi ini. Farida keasikan ngomel tanpa ia sadari jarum pentul seketika menancap satu senti ke jari manisnya." aduuu duu..." ia beranjak ke kamar mandi untuk mencuci tangannya.
Tekling!
nontifikasi WhatsApp dari Hafiz.
-Kak Hafiz
Assalamualaikum Farida ?Pesan Hafiz hanya di beri sinyal tanda ceklis biru oleh Farida. Ia hanya menjawab salam dari Hafiz dalam hati.
-Kak Hafiz
Kok enggak dibales salamnya?Farida memutarkan bola matanya. Malas. Ia duduk di ranjangnya untuk melanggati pesan Hafiz ini.
- Farida
Sok tau kali sih kak. Farida uda jawab salam dari kakak tapi dalem hati.-Kak Hafiz
Ooo gitu hanya Allah dan Farida berarti yang tau.-Farida
Y-Kak Hafiz
Tapi sekarang saya tahu hehe-Farida
Terserah! Lagian ngapain si kakak uda mau jam tidur gini ngechat!-Kak Hafiz
Enggak apa.- Farida
Alay.-Kak Hafiz
Apanya yang alay farida?-Farida
Hanya aku dan Allah yang tau maksudnyaHafiz hanya membaca chat dari Farida mungkin tak ada niat untuk membalas.
Farida memasang muka sebel.
" gini ni... Uda situ deluan yang mulai chattingan situ jugak yang...AHRGH" Farida melempar asal Handphone di ranjangnya.Pusing delapan keliling buat cari cara bagaimana pun Hafiz bisa memutuskan hubungan ini.
* * * * * *
-----------------------------------------------------------
TERIMAKASIH UDA BACA SAMPE PART INI :)
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN ALLAH
Spiritual[ STOP LIHAT BERAPA VIEWERS NYA ! ] [ KALAU PENASARAN YA BACALAH ! ] " Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia " - Ali bin Abi Thalib - Bagi seorang Farida sudah banya...