" As Salamu 'Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh"
Farida mengucapkan lafaz salam akhir shalatnya.Tali mukena iya buka.
Ceklek!
"Astagfirullahalazim!" kaget Farida.
Hafiz juga kontak kagetnya. "kenapa istrinya ini?" batinnya.
Mukena kembali di ikat oleh Farida. Mau shalat lagi?
Farida bangkit dari sajada. Lalu menghampiri Hafiz yang masih dua langka dari dalam pintu kamar.
" kakak ini apa-apan sih! Asal masuk aja!" marah Farida.
Hafiz bingung. " Ha?"
" ha? Kakak bilang ? Kakak itu harusnya ketuk dulu sebelum masuk! Jangan main nyelonong aja gini" Farida dengan nada sebelnya.
Hafiz makin dibuatnya bingung. Kenapa harus permisi dulu? Kan ini kamarnya juga.
" kakak tau gak?!...."
" enggak" Hafiz menjawab cepat dengan menggeleng.
" iiiii ! Nyebelin banget sih ! Farida belom siap ngomong kak! Uda main jawab aja " Farida makin sebel.
Hafiz masih berdiri ditempat awal dan diam lagi.
" Farida itu tadi uda mau buka mukena. Terus kakak tiba - tiba nyelonong aja masuk! " lanjutnya.
" teruss masalahnya apa Farida?" tenang Hafiz.
" Kakak enggak lihat tu?" Mata dan mulut Farida mengarah ke ranjang.
" Kerudung kamu" polos Hafiz. "terus?"
" terus lagi kakak bilang. Belokin sikit kak biar mudeng!"
"nyebelin banget sih jadi orang" gerutu Farida.
" beneran saya tidak mengerti ini semua."
" yauda deh terserah kakak aja. Tapi kakak harus keluar dulu sana..!" pintah Farida sambil mendorong tubuh Hafiz keluar kamar.
" kok mala nyuruh keluar? Jelasin dulu baru saya mau keluar." syarat Hafiz.
" oke fine." Farida bersikap tenang sekarang.
" waktu kakak tadi tiba - tiba masuk. Nah pas pulak Farida buka mukena. Jadi Farida kaget dong. Kakak main nyelonong gitu aja. Untung Farida sigap memakainya lagi. Kalau tidak kakak akan nampak rambut Farida. Kata mama tidak boleh membuka hijab depan cowo!" jelas Farida.
Hafiz bengong. One,two,three...
Hafiz tak tahan tawa. Ia menutupi mulutnya itu. " kok gini kali si punya istri" batinnya.
" kok mala ketawa sih? Kan Farida uda selesai jelasin masalahnya jadi kakak harus keluar dulu sekarang. Farida mau pake kerudung dulu"
Hafiz masih dengan tawanya. Mungkin ia lupa kalau Hafiz ini sudah menjadi suaminya.
" cepetaan kak... Farida mau kebawah dulu, mau ambil air. Dibawah kan masih ada si Ando sepupu kakak" melas Farida.
Hafiz mala mengarahkan tubuh Farida ke ranjang. Mereka duduk disitu.
" Loh? " Bingung Farida.
" dengerin ya! Kamu itu sudah menjadi kekasih halal saya sekarang." jelas Hafiz
Farida fokus dengan pendengarannya dan matanya menatap Hafiz.
" Allah SWT. berfirman-Nya dalam surat an-Nuur ayat 31 tentang bolehnya wanita menampakkan perhiasannya adalah kepada suami. Sebagaimana telah diketahui bahwa suami adalah mahram wanita yang terjadi akibat mushaharah (ikatan pernikahan). Dan suami boleh melihat dan menikmati seluruh anggota tubuh istrinya." sambung Hafiz.
Blushing.
Farida menggigit bibir bawahnya.
" Aduh Farida! Kok jadi orang gini amat sih! Malu - maluin! Uda tua jugak masih nggak tau tentang gini. Segitunya polosnya aku tentang agamaku sendiri. Aku malu ya Allah " batin Farida.
" Faridaa..?" Hafiz melambaikan tangannya di depan wajah Farida.
" eh kak " Farida sontak sadar dari lamunan.
" kok ngelamun?" - Hafiz
" enggak apa kok kak hehe. Maaf kak Farida belum terlalu paham soal itu"
" eitss... Tenang. Sekarang kamu sudah menjadi istri saya. Sudah seharusnya juga saya menuntunmu kejalan yang di Ridho oleh Allah".
" makasih kak "
Hafiz mengangguk lalu mengusap kepala Farida.
" tapi sekarang kakak keluar dulu deh " cengir Farida.
" Loh. Bukannya tadi uda ngerti soal itu?" tanya Hafiz.
" ngerti kak. Cuman Farida humm....gimana ya?" gugup Farida.
" yauda yauda. Saya keluar. Tapi mau ambil Handphone dulu " pengertian Hafiz.
" iya kak. Ntar Farida turun kebawah"
Ceklekk...
Farida menutup pintu kamar. Ia meratapi dirinya di depan kaca.
"Sunggu Bodoh. Setidak tahu inikah aku tentang itu. Ya Ampun aku enggak mau jadi Islam KTP doang." lirih Farida terhadap dirinya sendiri.
-----------------------------------------------------------
#tbc
Don't forget to vote.
Jika ada saran silahkan koment di partnya oke.Terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN ALLAH
Spiritual[ STOP LIHAT BERAPA VIEWERS NYA ! ] [ KALAU PENASARAN YA BACALAH ! ] " Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia " - Ali bin Abi Thalib - Bagi seorang Farida sudah banya...