" semua akan terasa pahit jika kau terus taburi yang pahit. Taburilah dengan yang manis, pasti akan terasa manis pula"
" Malu banget kan aku. Taunya cuman harus menutup aurat jangan dilihatkan dengan cowok. Udah gitu aja."" makannya kalau belajar agama waktu sekolah jangan banyak ngeyel "
Fadillah sedikit geli. Cuma dia kasihan terhadap Farida. Sudah dari SMA menjadi temannya. Dia belum bisa sepenuhnya mengarahkan ajaran ajaran agama terhadapnya.
"aku patut menyalahkan diriku sendiri mungkin" batin Fadillah.
" iya nyesel banget kalau uda gini " murung Farida.
" Hey Da... Penyesalan itu memang datang di belakang. Dia enggak pernah datang di depan sebelum ada perlakuan." jelas Fadillah.
" so? "
" ya jadi kamu sekarang musti banyak belajar lagi. Dan terapkan apa yang sudah di ajarkan suami kamu " - Fadillah
" nanti ikut kerumah aku? " tanya Fadillah
" kayanya enggak bisa deh Fad, takut kemaleman nanti pulangnya. Takut kak Hafiz ngantuk dijalan nanti " - Farida
" yauda deh kalau gitu. Besok tunggu abang kurir nganter barang ya. Ada hadiah untuk kamu" - Fadillah
"Seriuss? " -Farida.
Fadillah mengangguk.
" Yeyyyy!!!! Dapet hadiah dari sahabat aku tercinta " Farida kegirangan lalu memeluk Fadillah.
" ekhem ekhemm!"
Suara batuk buatan Jaya yang masuk kekamar dan disampingnya ada Hafiz juga.
" gimana ni uda siap? " tanya Hafiz.
" uda" Farida beranjak bangkit.
" kalau begitu aku pulang deluan ya Fad. Jaga diri baik baik"
Fadillah mengangguk dan tersenyum.
" Jaya! Jaga baik baik Fadillah. Jangan lupa. Digaris bawahi jangan lupa!"
" iya iya Faridaaaa...." kekeh Jaya.
" Yauda kalau gitu kami balik dulu ya Assalamualaikum" pamit Hafiz.
" waalaikumsalam" jawab Fadillah dan Jaya serentak.
" good luck ntar malem bro " Hafiz berbisik dengan Jaya dan menepuk bahunya sebelum pergi.
Jaya terkekeh oleh ucapan Hafiz.
Sesudah keluar gedung.
" Farida!"
Farida menoleh kesumber suara. Itu suara Fadillah. Ia berlari kecil ke arah Farida.
Fadillah langsung memeluk tubuh Farida. Tangis Fadillah keluar.
" Hey kok nangis sih ? " tanya Farida seraya melepas pelukan mereka.
" enggak apa kok " jujur Fadillah.
" kamu denger ni pesan aku. semua akan terasa pahit jika kau terus taburi yang pahit. Taburilah dengan yang manis, pasti akan terasa manis pula"
Farida mengangguk " aku akan berusaha"
" loh belum siap lagi nih acara sahabat yang satu ini " tanya Reyhan.
" Apaan sih kak. Uda hayuk pulang ".
" Assalamualaikum Fadillah. Kalau rindu tinggal telpon kalau mau lihat muka tinggal video call. Gampangkan."
" waalaikumsalam" Fadillah mengangguk. " Hati - hati ya "
" okee...".
* * * * * *
" kak nggak ngantuk kan? "
" masih seger kok matanya, lihat nih " Hafiz melotot kearah Farida.
" ii serem banget jadinya melotot gitu. Uda sekarang jalan deh takut kemaleman ntar nyampe. "
" baik tuan Putri..."
Hafiz melajukan mobilnya. Kota sudah mulai sepi jam segini. 23.00.
Hafiz melihat istrinya sudah tertidur sangat nyenyak. Di setengah perjalanan menuju rumah mereka.
" Farida - Farida. Siapa yang mastikan matanya ngantuk siapa pula yang tertidur" kekeh Hafiz pelan.
Cittt...
Mereka sampai dengan selamat. Hafiz langsung memasukan Mobil ke garasi.Gimana dengan Farida?
" Farida?"
" Hey bangun, kita sudah sampai."
" Farida...." lirih Hafiz sekali lagi.
Nihil hasilnya. Farida tak mau bangun. Mungkin dia sudah sampai ke dongeng mimpinya.
" jadi harus gimana nih fiz ?" batin Hafiz.
Gendong?
Ah nanti Farida takut marah.
Mau tak maukan?.
" Bismillahirahmanirahim" Hafiz mengendong Farida sampai kekamar.
Tiba di ranjang Farida tak ada reaksi untuk bangun. Sungguh nyenyak tidurnya.
Wajah polos Farida sangat membuat suaminya itu mematung melihat wajahnya.
-----------------------------------------------------------
#tbc.
DUARRRR!!!
GIMANA GAESS???
MAKIN ANEH YA CERITANYA ?MAAF BANGET....
PLEASE TINGGALKAN VOMENT!
TRIMAKASIH UDA MEMBACA.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN ALLAH
Spiritual[ STOP LIHAT BERAPA VIEWERS NYA ! ] [ KALAU PENASARAN YA BACALAH ! ] " Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia " - Ali bin Abi Thalib - Bagi seorang Farida sudah banya...