Farida menyalim dan tak lupa kecupan singkat buat papa-mama-nya.
" Ma-pa do'ain Farida ya...semoga test hari ini berhasil" kata Farida setelah mengecup Mamanya.
" Pasti dong sayang...semoga berhasil ya" balas Maya sambil mengusap kepala Farida lembut.
Tiinn...Tiiinn
Suara kelakson mobil terdengar sampai dalam rumah Farida.
" Nah tuuu...datengg Hafiz" ujar Boby.
Farida mendengus. "Pa... Apa enggak bisa Papa aja yang nganter Farida"
"Enggak bisa sayang hari ini mama sama papa mau pergi ke rumah sakitkan buat lihat kakak lahiran"
Farida sedikit cemberut.
"Assalamualaikum om-tante" Hafiz menyamperin Farida kedalam.
"Wa'alaikumsalam fiz " balas Maya dan Bobby bersamaan.
Farida hanya menjawabnya pelan mungkin tak terdengar oleh siapapun.
" gimana uda siap semuanya ? " tanya Hafiz.
" gimana dek uda siap belum? " tanya Maya ke Farida.
" eh uda kok ma, kalau gitu pergi dulu ya ma- pa " Farida sambil mengecup mama-papanya lalu pergi begitu saja dengan meninggalkan siapa supir yang akan mengantarnya.
Hafiz tersenyum dan menggedek.
" yauda Kami pamit dulu ya om-tante, Assalamualaikum" Hafiz menyalami Bobby dan Maya.
" Hati- Hati Fiz " kata Maya memastikan
" siap tante "
* * * * *
Hening . Seperti biasa . Kehebohan Farida hanya bisa Hafiz rasakan waktu mereka pertama kali jumpa . Selebihnya B aja.
" ada rasa deg-deg-an?" Hafiz memecahkan Masalah.
Farida mengerutkan dahinya.
" pertanyaan macam apa ini?" batin Farida." Faridaa...?" Hafiz memastikan Farida untuk menjawab pertanyaannya.
" deg-deg-an selalu berdetak kak. Kalok enggak mati " cuek Farida.
"ssttt...kok gitu sih ngomongnya. Maksudnya gugup enggak mau test ini gitu..." jelas Hafiz
" sedikit " simple Farida.
Hafiz melajukan mobilnya dari deretan pembaris lampu merah.
Hari ini cukup cerah. Farida yang layaknya bak mempunyai sopir pribadi yang duduk di belakang. Asik mempelajari materi test di handphonenya.
Karena ia berharap untuk bisa lulus di jalur beasiswa ini. Supaya agak meringankan beban Mama-Papanya.
Bukan hanya Mama-Papanya yang ngigetin buat berdoa terus sama Allah supaya di kabulakan doanya. Tetapi Hafiz pun selalu ngingetim dia secara langsung maupun via online.
* * * * * *
Gerombolan orang banyak keluar dari gedung. Test ini selesai. Farida yang celingak-celinguk melihat keberadaan Hafiz. Farida menuruni anak tangga di depan teras gedung dengan hati hati karena saking padatnya umat manusia.
Nada dering handphone Farida terdengar nyaring di telinganya walaupun ramai orang di sekitarnya.
Farida mengangkatnya panggilannya ternyata itu dari Hafiz. Hafiz menunggu di parkiran supaya Farida gampang nyarinya.
"Gimana testnya tadi , lancar ? " Tanya Hafiz sambil menyodorkan air mineral ke Farida.
" Allhamdulillah lancar kak. Terimakasih" Farida mengambil air mineral dari Hafiz. Hafiz membalasnya dengan senyuman.
"kira - kira ada tanda-tanda lulus? " Tanya Hafiz lagi.
" Insyaallah lulus . Berdoa aja " jawab Farida.
Hafiz tersenyum kembali. " oh iya tadi tante telpon kalau kak Ameilia uda lahiran"
Wajah Farida langsung ceria. "Ha! Serius kak! Anaknya laki atau perempuan?"
" hmmm kasih tau enggak ya" canda Hafiz.
" ih kak. Kebiasaan buat orang sebel. KASIH TAU!" Paksa Farida.
" Rahasia aja deh" Hafiz memulai lagi.
" Terserah! Yang penting ayo buruan kita kesana " Farida langsung masuk ke dalam mobil. Ia tak sabar melihat keponaan barunya.
Hafiz terkekeh dan langsung masuk ke mobil juga.
* * * * * *
"Ma! Mana ponaan baru aku?" tanya Farida yang masih berjarak dengan Maya sekitar 3 meter.
" usstt di rumah sakit jangan teriak gitu dong " Maya langsung menyabar tangan anaknya yang minta salim.
" mana ma? " Farida mulai tak sabar.
" ada di dalem . Mana Hafiz? " tanya Maya.
" dibelakang Ma!. Jadi Mama kenapa diluar?"
" Mama tadi habis telpon tante - tante kamu buat ngabarin kalau kakak uda lahiran." jelas Maya.
Mulut Farida membentuk lingkaran dan mengangguk mengerti. Farida tak sabar melihat keponakannya. Ia langsung mengajak mamanya masuk.
" Assalamualaikum semuanya " ceria Farida.
" waalaikumsalam " jawab semua orang yang berada di ruangan ini.
Ruangan persalinan Ameilia di pakai VIP supaya bisa nyaman pun yang berkunjung pastinya hanya keluarganya saja tidak ada keluarga lain.
Farida menyalimi papanya beserta mertua Ameilia dan iparnya.
Tak lama itu di sambut juga dengan kedatangan Hafiz.
" Uluu uluuu....gemess bangettt lucunyaa" Farida melihat keponaan barunya yang berjenis kelamin perempuan itu di dalam box baby.
" ma boleh Farida gendong enggak? " tanya Farida.
Ameilia langsung nyambar menjawab. " enggak boleh kamu masih kecil!"
" Ih apaan sih kak orang uda gede jugak" Farida sedikit sebel. Tapi kesebalannya cepat memudar karena semua orang yang berada diruangan ini tertawa melihat aksinya.
" boleh kok Faridaa yang uda gedee" ujar Reyhan.
Farida menggendongnya dengan hati-hati.
" ini dari wajahnya mirip aku banget kayaknya. " kata Farida.
" Dari kamu dari mana? Jelas- jelas aku yang ngelahirin kok mirip kamu" gombal Ameilia.
" ya mirip lah kak. Jelasnya aku ini aunty nya yang paling cantik nan imut" cengir Farida.
" Nanti kalau uda pulang dari rumah sakit debaynya sama Farida aja" celetus Farida.
" enak aja! Kalau mau buat sendiri cepet nikah. Kan uda ada calonnya " Ameilia tertawa bahkan satu ruangan.
Pipi Farida seketika menjadi tomat. Jadi tersipu. Ia sempat melirik Hafiz yang juga tertawa malu-malu.
" adduuuu yang iya bener sih nanti anakku papanya Kak Hafiz" batin Farida.
" Gimana dek testnya lancar? " Tanya Bobby.
" lancarr pa Allhamdulillah "
-----------------------------------------------------------
TERIMAKASIH READERS SETIA UDA BACA SAMPE PART INI.PART GAK NYAMBUNG YA?

KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN ALLAH
Spiritual[ STOP LIHAT BERAPA VIEWERS NYA ! ] [ KALAU PENASARAN YA BACALAH ! ] " Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia " - Ali bin Abi Thalib - Bagi seorang Farida sudah banya...