- Dimana?

72 17 38
                                    

"Kamu ganteng. Pantes aja banyak yang suka, aku mah yang cuma remahan rengginang bisa apa?"
-Xoxo

=========================

Mata yang tertutup itu lama kelamaan akan terbuka dengan sendiri. Tak terduga, bahwa seseorang dibalik ini semua masih saja belum menampakkan wajah aslinya.

Dengan kepala yang sangatlah berat, Reva mencoba untuk menetralkan penglihatannya terhadap sekitar. Dimana sekarang ia melihat kesamping kirinya terdapat Rara yang sedang diikat dalam keadaan masih belum sadar.

Reva yang tidak paham dan diluar dugaannya, kepalanya begitu sangatlah pusing sekali. Mengingat bahwa terakhir kali dia ditinggal oleh Zhixin untuk menyusul Jessica dan kemudian ada seseorang yang sengaja membuatnya hampir pingsan.

Setelah itu, Reva bahkan tidak mengingat apapun lagi.

"Dimana gue? Argh!? Kepala gue sakit banget lagi" batin Reva

Reva masih saja memegangi kepalanya hingga ia melihat pergerakan disebelahnya. Yakni, Rara yang mencoba untuk melakukan hal yang sama seperti dirinya namun kali ini ada yang sedikit berbeda dari Rara.

"Astaga Ra! Kepala Lo berdarah, pasti sakit ya?" Panik Reva mencoba untuk mendekati Rara.

Memang saat ini Reva hanya dibiarkan untuk tidur ditempat tidur dan Rara yang diikat di kursi.
Jahat memang!
Pilih kasih!

"Argh!? Sakit Rev" ringis Rara saat Reva mulai mencoba untuk memegang dahinya dan mengusap darah yang telah keluar.

"Bentar Ra, tahan dulu. Gue lepasin, jangan berisik" titah Reva diangguki oleh Rara samar.

Kemudian saat Reva mencoba untuk membuka ikatan yang mengikat Rara, tiba-tiba pintu kamar dibuka dan menampakkan seseorang yang sungguh tidak dikenal oleh Reva maupun Rara.

"Mencoba untuk melepaskan diri gadis kecil?" Ujar seseorang tersebut, laki-laki berpostur tinggi.

Jika Reva yang mendeskripsikannya, gampang! Postur tubuhnya seperti pengawal ChengXin yang berada di perusahaan ChengXin.

"Siapa Lo? Kenapa bawa gue dan saudara gue kesini ha?" Bentak Reva kepada seorang laki-laki tersebut. Sementara itu, laki-laki tersebut maju perlahan menuju Reva dan mengangkat dagu Reva lalu menyunggingkan senyum sinisnya.

"Diam saja dan aku akan membuatmu paham gadis kecil" ujar laki-laki tersebut dan sontak Reva langsung menghempaskan tangan laki-laki tersebut yang dengan sengaja menyentuh dagunya.

"Jangan sentuh gue! Dasar om om gak tau diri, inget istri dirumah!" Teriak Reva murka dan dibalas kekehan yang cukup mengerikan bagi Reva. Namun, Reva tetap mempertahankan wajah murkanya.

Sialan, muka gue disentuh-sentuh, mending dipegang Junkai ge gapapa. Lah ini? Dugong wujud om om lagi! - kesal Reva dalam hatinya.

"Keberanianmu sungguh menarik Reva, dan ingat! Aku bukan om om, tapi aku adalah kakak dari Kenzie. Namaku Kenzo, bukan om om" ujar Kenzo mencengkeram bahu Reva dan itu membuat Reva kaget serta masih kesakitan dengan cengkraman Kenzo di pundaknya.

"K-kenzie?" Ujar Reva terbata-bata.

"Cukup! Gue udah gaada hubungan apa-apa sama dia! Jangan bahas dia apalagi sebut namanya!" Marah Reva menghempaskan tangan Kenzo yang mencengkeramnya dengan sekali hentakan.

"Huh, jika tidak ada hubungan. Kenapa kalung dari Kenzie masih kau pakai hmm?" Sinis Kenzo saat tidak sengaja melihat kalung yang bertengger manis di leher reva, kemudian dibalas tatapan murka oleh Reva.

𝐈𝐦𝐚𝐠𝐢𝐧𝐞 𝐨𝐟 𝐘𝐨𝐮 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang