AACB-16

6.3K 337 53
                                    

Mohon maaf update duluan. Ada kendala🙏

Happy Reading🤗

🌈🌈🌈

Akan ada pelangi setelah badai, tapi bagaimana jika ada badai setelah pelangi?

—Ajarkan Aku Cara Bertahan

🐳🐳🐳

Ucapan suaminya tadi sukses membuat Dzakira larut dalam pikirannya. Banyak hal yang dia pikirkan untuk ke depannya nanti. Perempuan itu juga berharap bisa memiliki anak nantinya, meski dirinya baru sekali disentuh oleh sang suami.

"Gimana keadaan kamu, Kira?" tanya Mutia. Perempuan cantik itu membawa nampan yang di atasnya ada gelas berisi teh panas.

"Agak mendingan, Kak, tapi masih sedikit pusing."

Dzakira menarik tubuhnya untuk bersandar di kepala kasur dengan dibantu Mutia tentunya. "Mau ke rumah sakit aja?"

"Gak usah, Kak, Kira gak kenapa-napa."

Mutia mengangguk dan mengulurkan gelas berisi teh panas tadi pada Dzakira. "Diminum dulu. Jangan banyak pikiran!" peringatnya.

"Keyla jadi ke sini gak, Kak?"

"Nanyain aku? Aku udah di sini sejak tiga puluh menit yang lalu, Raa," sahut Keyla yang sejak tadi berdiri di luar kamar Dzakira.

"Kamu ngapain ngumpet?"

Keyla berdecak. "Siapa yang ngumpet coba? Tadi Pak Rangga nelepon aku suruh ke ruangannya nanti, tapi aku bilang gak bisa."

"Lah kenapa? Kayanya kamu gak sibuk gitu."

"Aku sibuk, Ra! Sibuk nemenin kamu nanti."

"Jangan bilang kamu—"

Keyla menyengir kuda. "Maaf, Ra, keceplosan. Habisnya aku khawatir banget sama kamu. Pak Rangga bilang, cepat sembuh buat kamu. Aku sholat dzuhur dulu, ya!"

Dzakira hanya mengangguk mengiyakan. Dia kembali menatap sayu kakaknya. "Kak, satu minggu lagi."

"Kamu pasti bisa, Kira! Yakinlah pada keputusanmu, Kira. Harus optimis selalu. Jangan lupa sabar, ingat Allah menyayangi orang-orang yang sabar."

"Iya, Kak, pasti. Terima kasih banyak, Kak, sudah selalu ingetin Kira."

"Sama-sama, Sayang. Kakak tinggal dulu ya mau nengok Zahra."

Dzakira mengangguk tak lupa tersenyum. Setelah kakaknya menutup pintu, Dzakira merebahkan tubuhnya. Kepalanya sangat pusing bahkan badannya terasa sedikit lemas.

Tiba-tiba Dzakira ingin minum air putih dingin. Dengan hati-hati dia turun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan tertatih menuju dapur. Netranya berbinar saat membuka pintu kulkas. Melihat air putih dingin, seperti melihat perhiasaan bergram-gram.

Perempuan itu menuangnya ke dalam gelas lalu meraih kursi untuk dia duduk. Baru satu teguk air masuk membasahi tenggorokannya, suara Keyla menyapanya.

"Kira, ini ada bubur ayam dari Pak Rangga," ucap gadis itu sambil meletakkan bubur ayam yang dibawanya di hadapan Kira.

"A Rangga ke sini?"

"Iya, tuh masih di depan."

"Aku mau makan ini dulu," ucapnya semangat. Dia suka sekali bubur ayam yang selalu dibawakan Rangga karena itu dari tempat favoritnya.

Ajarkan Aku Cara Bertahan || Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang