Mohon maaf updatenya begitu lama.
Kena mogok ngetik dadakan.
Harus ngerusuhin penulis lain juga buat tanya solusinya. Hehe, mohon maaf banget ya🤗Selamat membaca🌹
🐳🐳🐳
Sebenarnya dalam sebuah kesedihan, kita bisa memetik sesuatu untuk mendapatkan titik kebahagiaan. Hanya saja, manusia lebih sering menyalahkan keadaan yang sedang menimpanya.
💙💙💙
Rafa yang dulu belum bisa berjalan, kini sudah bisa menjelajah. Meski tubuhnya sedang tidak sehat, dia selalu terlihat ceria. Dia juga sudah sedikit mahir berceloteh, tapi yang pertama kali dia sebut adalah Dzakira bukan Azka maupun Bella.
Anak laki-laki itu sudah berumur 18 bulan dan sekarang setiap pagi sampai sore selalu dititipkan di rumah Dzakira. Kenapa begitu? Karena Rafa lebih terawat di sana daripada di rumahnya sendiri. Jadilah Dzakira mengurus dua anak sekaligus, tapi itu tidak membuatnya mengeluh. Dia malah sangat bahagia karena bisa membayangkan putranya yang dulu masih hidup.
"Bunda, hari ini Ayah ke kantor gak ke kampus." Rangga merapikan dasinya, tapi tetap saja tidak sempurna.
Dzakira yang baru selesai menyusui Zeena segera menghampiri suaminya. "Iya, Yah, hati-hati di jalan. Bekalnya jangan lupa dibawa," ucapnya sembari merapikan dasi sang suami.
"Kamu gak apa-apa jaga anak-anak sendirian di rumah?" tanya Rangga memastikan lagi.
Dzakira mengangguk. "Iya, Sayang. Jangan risau, fokus kerjanya aja."
Rangga mengecup kening istrinya. "Kalau ada apa-apa telepon aja, ya. Ayah sedia dua puluh empat jam buat kalian."
Dzakira mengangguk. "Iya, Yah, hati-hati. Dimakan isi bekalnya, jangan sampai telat. Nanti Bunda spam kalau belum ada laporan makan," ucap Dzakira.
Rangga terkekeh. Dia mengacak puncak kepala istrinya. "Ayah berangkat, ya."
"Tunggu dulu, ih. Gak mau dicium Bunda? Ya udah."
Rangga berbalik badan. "Oh iya lupa."
Dzakira mengecup pipi suaminya. "Kebiasaan. Hati-hati, Sayang."
"Udah tiga kali loh Sayang bilang hati-hatinya," ucap Rangga yang membuat Dzakira terkekeh. Lelaki itu mencubit gemas pipi istrinya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh."
Dzakira kembali masuk ke dalam rumah. Dilihatnya Rafa yang sedang tertawa bersama Zeena yang tengah menggigiti jempol kakinya.
Di usia pernikahannya yang sudah lebih dari satu tahun membuat Dzakira berpikir apakah ini kebahagiannya? Ataukah ini semua awal dari kehidupannya? Perempuan itu hanya bisa bersyukur apa pun yang terjadi.
"Rafa." Dzakira menghampiri anak laki-laki itu. "Minum obat dulu, yuk!" ajaknya.
Dzakira kadang merasa iba karena anak sekecil Rafa sudah terkena penyakit seperti itu. Anak yang dulunya sehat, sekarang harus mengonsumsi obat-obatan setiap hari.
"Nda, mam," oceh Rafa. Tangan mungilnya mengulurkan biskuit untuk Dzakira.
Dzakira merasa terharu. Meski bukan pertama kalinya, tetap saja dia merasa begitu bahagia.
"Itu dimakan Kakak Rafa. Bunda mam ini," jawab Dzakira sambil menunjukkan kue kering di tangannya.
Rafa tertawa menampilkan dua gigi susu di bawah yang mulai tumbuh. Dia memasukkan biskuitnya ke dalam mulut lalu mengunyahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajarkan Aku Cara Bertahan || Lengkap✔
RomanceSpritual ~ Romance📌 ⚠Don't Copas My Story!⚠ Bertemu dengan gadis ingusan seperti Dzakira tidak pernah terlintas sedikit pun di kepala Azka. Demi apa orang tuanya nekat menjodohkan dirinya dengan perempuan yang baru saja menginjak usia dewasa sepert...