AACB-24

5.8K 330 62
                                    

75 vote, 60 komen
Update cepet🙃

Selamat membaca🌹

🐳🐳🐳

Mencintai manusia janganlah sepenuh hati, sebab hati hanyalah satu.
Jikalau tersakiti, tak akan sulit untuk mengikhlaskan.

—Dzakira Talitha Zahra

🌸🌸🌸

"Aa, bangun yuk. Mandi dulu biar bisa sholat tahajud."

"Aa."

Dzakira berusaha membangunkan suaminya yang masih terpekur dalam mimpinya.

"Ya Zawji, Allah sudah menunggu kita untuk bersimpuh." Dzakira berkata lembut di dekat telinga suaminya. Telapak tangannya mengusap lembut lengan kekar itu.

Rangga membuka kelopak mata perlahan. Dia berbisik, "Ada suara bidadari."

Dzakira tersenyum. "Aa mandi dulu, Kira mau ambil wudhu."

Rangga mengernyit. "Kira udah mandi?" tanyanya yang dibalas anggukkan.

"Kok curi start duluan?"

Perempuan itu hanya menyengir kemudian berlalu meninggalkan suaminya. Ini memang pernikahannya yang kedua, tapi semuanya terasa baru karena Dzakira belum pernah seperti ini bersama Azka dulu.

Mereka dengan khusyuk bersujud pada Allah. Menyuarakan segala isi dalam hati pada doanya. Meminta kemudahan untuk rumah tangga mereka ke depannya nanti.

Pagi ini Rafa diantar ke rumah Dzakira. Karena sudah menikah, dia tidak mau pergi keluar rumah kalau tidak diizinkan suaminya. Dan Rangga sudah meminta Dzakira agar menyusui Rafa di rumah saja dan tidak perlu ke rumah Azka.

Ini pertama kalinya Rangga melihat anak dari sahabatnya. Dia sedikit merasa terkejut ketika memperhatikan wajah bayi tampan itu. Kulitnya putih bersih seperti kulit Dzakira. Bahkan bola matanya juga mirip dengan milik istrinya. Benar-benar aneh.

"Sayang, apa cuma Aa yang ngerasa kalau Rafa mirip kamu ya matanya."

Dzakira terdiam. Ternyata dia tidak berhalusinasi. "Kira juga ngiranya begitu, A. Tapi mungkin kebetulan aja. Anak Kira sudah berpulang dan Kira sudah ikhlas. Mungkin dengan Rafa, Kira bisa mengobati rindu itu."

Rangga merengkuh bahu sang istri. "Allah sudah menyiapkan sesuatu yang indah untuk Litha ke depannya nanti. Siapa tahu setelah ini Litha diberi amanah lagi sama Allah."

"Aamiin."

Rafa yang berada dalam gendongan Dzakira tersenyum lalu terkekeh pelan. "Apa, Sayang? Mau diajak ngobrol juga, hm?" Rafa langsung meraih tangan Dzakira yang mengusap hidung mancungnya.

Melihat hal itu, Rangga ikut tertawa pelan. "Aa jadi gak sabar punya anak, nih," ucapnya gemas.

Pipi Dzakira memanas. "Nanti malam lagi, ya," goda Rangga yang semakin membuat Dzakira memanas.

"Aa," erangnya.

Rangga tertawa. Entah kenapa dia suka sekali membuat istrinya itu salah tingkah. Menggemaskan menurutnya.

***

Pernikahan itu sudah berjalan 5 bulan lamanya. Dzakira tengah menikmati masa kehamilannya yang kedua. Allah begitu baik padanya karena begitu cepat memberinya amanah lagi. Tentu saja hal itu membuat keluarga mereka bahagia, terutama suaminya. Rangga memang begitu antusias menanti kehamilan sang istri.

Ajarkan Aku Cara Bertahan || Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang