Harus bersyukur atau gimana, nih?
Masa iya update lagi?
Tapi gak apa-apa deh daripada diteror mulu lewat WA atau komentar. Hehe.Selamat membaca🌹
🐳🐳🐳
Kita terlihat bahagia usai melepaskan sesuatu yang berharga tanpa menyadari bahwa ada bagian sensitif yang secara perlahan digerogoti oleh rasa sesal, yaitu hati.
—Ajarkan Aku Cara Bertahan—
✨✨✨
Hari demi hari berganti. Bulan demi bulan berlalu. Namun ada hal yang tidak tergantikan, yaitu rasa syukur. Bahagia tidak akan lengkap jika tidak merasa sedih. Kesedihan pun akan menghantarkan kita pada kebahagiaan.
Bayi berusia 10 bulan itu merangkak sembari tertawa. Menampakkan gigi susunya yang baru tumbuh separuh. Bayi cantik itu sesekali menoleh ke belakang di mana seorang perempuan berbadan dua tengah mengejarnya. Bayi itu terkikik dan kembali merangkak menjauhi perempuan itu.
"Zahra, ayo sudah berhenti dulu. Makan dulu, Sayang."
"Hayoo, Zahra makan dulu. Nanti Tante Kira gak mau diajak main lagi, lho."
Zahra yang disebut namanya itu lantas berhenti merangkak dan terduduk di lantai sembari bersandar di sofa. Matanya yang bulat itu mengerjap-ngerjap. Sangat menggemaskan.
"Kira juga jangan capek-capek. Itu perut udah besar gak serata dulu." Mutia mengingatkan.
Dzakira hanya terkekeh. "Kira kok jadi pengen cepet-cepet bulan depan, ya."
"Sabar. Kamu kan bisa menunggu sampai delapan bulan sekarang. Jadi, nungguin sebulan itu gak ada apa-apanya."
Ali yang baru selesai mandi langsung ikut bergabung. Jika dipikir-pikir, Ali paling tampan di sana. Dia satu-satunya lelaki yang ada di rumah itu dan dirinya selalu menjadi korban keganasan para perempuan. Miris sekali.
"Bang Al," panggil Dzakira pelan.
Ali menoleh. "Kenapa, Kira?"
"Kira minta tolong dibeliin es krim dong. Boleh, gak?"
Ali langsung berdiri dan mengambil kunci motornya. "Boleh banget. Mau es krim yang apa?"
"Es krim slow yang mangkuk itu rasa strawberry, ya!"
Ali mengacungkan jempolnya. "Ummi mau gak?"
Mutia mengangguk antusias. "Samaain punya Dzakira aja."
"Siap, meluncur! Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
Dzakira mendekati Zahra yang tengah memegang sendok makannya. "Aduh gemasnya ponakan Kira satu ini. Pipi gembulnya pengen dicubitin, deh," ucapnya sembari mengusap pipi tembam itu.
Perempuan itu tiba-tiba diam. Perutnya sedikit terasa mulas, tapi dia menahannya. "Bang Ali lama banget sihhh," gerutunya.
Panjang umur. Baru juga disebut Ali sudah mengucap salam. Memang tidak perlu waktu lama karena toko es krimnya tidak begitu jauh dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajarkan Aku Cara Bertahan || Lengkap✔
RomanceSpritual ~ Romance📌 ⚠Don't Copas My Story!⚠ Bertemu dengan gadis ingusan seperti Dzakira tidak pernah terlintas sedikit pun di kepala Azka. Demi apa orang tuanya nekat menjodohkan dirinya dengan perempuan yang baru saja menginjak usia dewasa sepert...