AACB-27

6.2K 301 48
                                    

Banana merasa kurang lengkap, tapi mau bagaimana lagi. Semua ini harus disudahi🤗

Selamat membaca🌹

🐳🐳🐳

Perlahan-lahan, bangkai yang disembunyikan akan tercium juga baunya.

—Ajarkan Aku Cara Bertahan—

🌸🌸🌸

Azka malam ini harus mampir di kediaman sahabatnya. Seperti biasa, dia harus menjemput Rafa yang setiap hari dia titipkan di sana.

"Assalamualaikum," ucapnya pada orang di dalam rumah.

Dzakira yang kebetulan sedang berada di ruang tamu langsung menjawabnya. "Eh, A Azka, tunggu sebentar ya Rafanya baru makan," ucapnya memberi tahu.

Azka mengangguk. Dzakira memintanya untuk masuk. Ya meski tidak baik, tapi Dzakira tidak tega membiarkan laki-laki itu duduk di luar. Suaminya juga sebentar lagi akan pulang.

"Rafa, ayo dilanjutin mamnya. Itu udah ditungguin Papa," pinta Dzakira.

Azka merasakan relung hatinya menghangat ketika Dzakira menyebutnya begitu meski itu untuk putranya. Mengapa dia jadi membayangkan kalau Rafa itu anak mereka.

"Emm, Ra," lirih Azka.

"Iya, A, kenapa?" timpal Dzakira sembari menatapnya.

Wajah cantik Dzakira tidak pernah berubah membuat Azka merasakan rindunya kian membuncah. Lelaki itu mengusap wajahnya. Dia sadar Dzakira sudah bukan lagi miliknya. Dzakira istri orang dan dia hanyalah mantan suami.

"Menurutmu, Rafa itu anakku bukan?" tanya Azka sesudahnya.

Dzakira langsung meletakkan mangkuk makan Rafa di lantai. Dia menggendong bayi itu sambil mendekapnya. "Astaghfirullah, A, dulu kamu fitnah aku. Sekarang mau fitnah Bella? Kamu itu sebenarnya terhasut apa, sih?"

Azka ikut berdiri. "Tapi aku tadi mergoki Bella lagi sama laki-laki di kafe, Ra. Laki-laki itu nyuruh Bella jujur ke gue soal anak. Siapa lagi kalau bukan Rafa yang dimaksud?"

Dzakira menggeleng. "Menyimpulkan sesuatu dengan emosi itu tidak benar, A. Coba kamu lihat, Rafa itu sangat mirip denganmu. Beda lagi kalau dia enggak mirip sama sekali kaya kamu."

"Assalamualaikum. Ada apa ini, kenapa kalian ribut-ribut?" Rangga yang mendengar suara keras istrinya dari luar pintu lantas segera menyusul.

Dua orang itu menjawab bersamaan. Dzakira langsung mendekati suaminya. "Aa, tolong dong bawa Rafa pergi dulu. Pembicaraan ini gak baik buat pendengaran dia," pintanya yang langsung dituruti sang suami.

"Ayo bilang sama Kira masih ragu sama anak kamu sendiri? Cukup Kira, A, yang menderita karena keraguan Aa. Saat Kira ingin membuktikan bahwa anak yang dikandung Kira itu anak Aa, dia malah memilih pergi untuk selamanya. Apakah ini hukuman? Atau kamu belum tersentuh sama sekali, A?"

Azka berdecak. "Tapi kan itu memang anak kamu sama Rangga. Buktinya kalian sekarang jadi suami istri. Semenjak aku talak kamu, kamu jadi sering sama Rangga. Bahkan kamu menikmati masa kehamilan kamu dulu sama Rangga. Semuanya Rangga."

"Karena A Rangga baik gak kaya Aa. Aa baru dapat kaya gitu aja langsung emosi, langsung fitnah Kira, langsung pulangin Kira. Sakit Kira, A, sakit! Aa bilang gak akan mau tinggalin Kira. Buktinya apa? Aa memang milih Bella daripada Kira. Kira bicara jujur pun Aa gak akan dengerin karena Aa lebih percaya sama perempuan itu. Dan sekarang, Aa malah ragu sama dia dan Rafa yang kena imbasnya!"

Ajarkan Aku Cara Bertahan || Lengkap✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang