J(-)4,0

32 4 0
                                    

Eomma sudah pergi. Masih beberapa menit yang lalu ia pergi

Tik tik tik tik

Sunyi. Detikan jam pun terdengar oleh telingaku dan menangkap suaranya.

"Nona.. Makan malam nya sudah siap"

"Ah?! Iya bi.. Saya akan kesana"

Saat ini aku diruang tengah.
Aku sedang menonton.
Tidak.
Aku sedang tidak menonton sebenarnya.
Aku hanya menghidupkannya saja. Aku masih kepikiran tentang perkataan eomma tadi.

Siapa yang dimaksud eomma??

🐇🐇🐇

Aku beranjak dari ruang tengah. Mematikan televisi dan langsung pergi ke dapur. Bibi masih disana. Dia sedang mencuci piring sisa.

"Bi.."

"Ya nona??", sahut bibi menatap muka ku

"Aku mau cerita nih, bibi dengar nde.."

Aku melihat ke arah bibi, sesekali aku menyuap masakan yang dibuat oleh bibi lalu tersenyum padanya.

Aku ingin menceritakan semuanya pada bibi. Bibi adalah tempat curhatan ku yang kedua sesudah eomma.

Aku juga sangat menyayangi bibi. Dia orang yang membantu eomma merawat ku ketika aku masih balita

"Sepertinya nona terlihat bahagia.. Ceritalah... Bibi akan mendengar nya"

Bibi masih mencuci disana. Hanya tersisa 2 sampai 5 piring lagi(?) lalu bibi duduk disebelahku

"Bi.. Tadi aku bertemu dengan seseorang..", kataku gembira

"Oh ya?? Siapa itu?? Senang sekali sepertinya..", bibi ikut tertawa karena melihat aku salah tingkah

"Jeon bi.. Jeon jungkook. Bibi tau kan?? Yang selama ini aku ceritakan pada bibi.. Kami bertemu di taman, aku menghabiskan banyak waktu dengannya di taman tadi."

Kata-kata yang keluar dari mulut ku membuat diriku tersenyum sendiri. Tapi tidak pada bibi. Bibi membeku disitu. Matanya me-merah.

"Bi?? Bibi kenapa??? Bibi sakit??"

Aku mulai menggoyangkan tubuh bibi. Bibi kaget.

"A-ah.. Baguslah kalau begitu. Terus?? Bagaimana keadaannya?? Apa dia sehat??", tanya bibi

"Hm.. Itulah yang aku tak tau bi. Dia pucat. Tangannya juga sedingin es. Aku rasa dia sakit. Tapi tadi aku sempat bertanya padanya apakah dia sakit atau tidak. Dan dia mengatakan kalau dia baik-baik saja. Oh iya! Tadi jeon juga tampak sedikit cerah bi.. Aku suka melihatnya seperti itu"

Bibi hanya diam. Dia menatap ku dalam. Aku bisa melihatnya.

Tatapan ini lagi..

"Bi.. You alright???"

Aku menggoyangkan kembali tubuh bibi yang membeku. Kenapa mereka seperti itu?? Tadi eomma sekarang bibi..

Aku benar-benar tidak paham situasi ini. Biasanya mereka sangat antusias kalau mendengarkan ku bercerita tentang jeon

"Aah iyaa.. Baguslah, apakah kau akan bertemu dengannya lagi??", tanya bibi

"Iya biii!! Aku senang!! Besok aku akan bertemu dengannya lagi di taman!!"

Aku melompat gembira. Tanpa sadar, ternyata makanan yang kumakan perlahan habis.

"Ah.. Bii enak sekali masakan bibi, aku suka", kata ku seraya memegang perut pertanda kenyang

"Baik.. Tidurlah.. Kau pasti lelah.. Besok kau juga ingin bertemu jeon kan??", kata bibi mentapa ku sendu

"Hahahaa baiklah bi.."

Ketawa ku pecah ketika bibi berkata seperti itu. Benar-benar kau jeon.. Kau terlalu membuat ku senang



Sesampainya dikamar, aku langsung menghampaskan tubuh ku ke ranjang empuk ini. Aku meraih ponsel ku yang terletak diatas nakas. Aku mengisi dayanya ketika eomma pergi.

Aku menghidupkan ponsel ku. Terlihat ada beberapa notif disana. Yaa.. Sebenarnya aku tidak berharp kalau notif itu dari jeon. Dan aku pun membukanya.

JEON?!

My kookies🍪
Selamat malam tuan putri.

Pesan ini masih 3 menit yang lalu dikirim. Karena terlampau bahagia. Aku melompat-lompat diatas ranjang ku dan membuatnya berantakan.

Selamat malam juga kookie💙

My kookies🍪
Kau belum tidur eoh??
Kukira kau sudah tidur..
Aku cuma mau bilang kalau aku tidak sabar bertemu denganmu besok

Ya!!! Dasar kau kookie-ah.. Berhentilah membuatku senang.. ><
Aku juga tidak sabar untuk besok
Jeon.. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu
Jeon-ah..
Kookiiiiiiiies!!
Ya!! Jangan mengabaikan kuu!!
JEON-AH!

Tidak ada balasan lagi darinya.

Jeon-ah
Kau sudah tidur eoh??

Ya.. Kurasa dia benar-benar tertidur.

DIMENSION || COMPLETE📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang