J(-)7,0

22 4 0
                                    

Sore itu kami masih bercerita dan bermain.

"Jeon-ah..", panggilku

"Hem??"

"Bermainlah kerumah"

Jeon yang tadinya tiduran di paha ku, kini dia bangkit dan menatapku.

"Wae??", tanya ku bingung

"Anii.. Aku hanya..."

"Yasudah berati bisa kan?? Ayo sekarang kita kerumah ku!!"

Kupotong pembicaraannya dan langsung menarik nya kencang. Tidak peduli dia akan menjawab apa tadi. Aku langsung menariknya.

Aku berlari cepat untuk sampai kerumah. Jeon masih digenggamanku dia juga ikut berlari dibelakangku.

🐰🐰🐰

Sesampainya didepan rumah. Aku mengambil nafas sebelum masuk. Jeon masih dibelakangku. Aku melihat nya.

"Haah.. Kenapa??.. Kenapa kau tidak berkeringat eoh?? Haah.. Aku capek.."

Kenapa dia tak berkeringat dan ngos-ngosan. Sedangkan aku keduanya??

Jeon tertawa melihatku.

"Yaa.. Apa yang kau tertawakan!! Kau tidak kasihan melihat pacarmu ha??"

Dia tetap tertawa.

"Sini, aku akan mebantu pacarku agar capek nya hilang"

Dia memeluk ku erat. Membuat nafasku semakin sesak

"Yaaa!! Jeon-ah!! Kau mau aku mati hah??"

Jeon kembali tertawa. Haiish, dasar kau jeon!!

"Iyaa, agar kita bisa bersama kembali seperti dulu."

Kata-kata jeon membuat bulu kuduk ku berdiri. Aku merinding ketika dia mengucapkan itu. Aku menatap matanya lekat. Dia tampak kaget setelah dia berkata seperti itu padaku.

"O-ooh.. Ayolah!! Aku hanya bercanda.. K-kajja kita masuk.."

Dia menarik ku dan membawa ku kedalam. Aku pun juga menurutinya. Kata-kata jeon tadi tiba-tiba menghilang untuk sementara dipikaranku. Aku tidak ingin mengingat kata-katanya tadi.

Sekarang kami ada didalam. Aku menyuruh jeon untuk duduk di sofa. Sementara aku ingin ke dapur memanggil bibi.

"Aku akan memanggil bibi. Pasti dia senang untuk bertemu denganmu"

Ucapku senang.

"Mwo?! Tidak usah.."

Jeon tibatiba berdiri dan berkata agak keras padaku.

"Wae?? Tidak apa.. Kau ini.. Bibi ku juga ingin melihatmu, dia merindukanmu, jadi apa salahnya aku memanggil nya?? Kau sama saja jeon. Tetap pemalu"

Aku tidak peduli. Aku akan tetap memanggil bibi saat itu. Aku berlari kedapur dan mendapati bibi tidak disana. Aku memanggil bibi berkali-kali. Tapi tak ada jawaban. Tak hanya itu. Aku mendapati surat di pintu kulkas.

Annyeong nona venus..
Aku menulis surat ini untuk mu.
Bibi minta maaf untuk sebulan ke depan mungkin bibi tidak bisa menemanimu. Eomma bibi sakit. Jadi bibi harus pulang ke Ilsan. Bibi benar-benar minta maaf jika kau harus dirumah sendiri. Ah! Bibi ada memasakkan banyak camilan untuk mu, bibi sudah menaruh nya di kulkas. Jadi jika kau lapar, kau bisa menikmati camilan yang bibi buat.
Bibi akan balik ke Seoul lagi bulan depan. Bibi juga sudah menghubumi eomma mu, dia bilang tak apa jika bibi pulang. Eomma mu bilang pada bibi jika kau tak apa ditinggalkan sendiri dirumah 'dia harus menjadi anak yang mandiri juga'. Eomma mu berkata seperti itu kkkk.. Baiklah, bibi akan pergi sore ini, jika kau sudah pulang, bibi sudah membuat makan sore untuk mu, ada didalam microwave. Kau bisa memakannya. Itu saja mungkin. Annyeong nona venus^^

Aku membaca nya sampai akhir. Dan aku membuka microwave, aku mengambil makanan yang disiapkan bibi untuk ku. Lalu aku pergi berlari ke ruang tengah ke sofa dimana namja ku itu sedang duduk.

"Jeon-ah!"

"Oo?? Wae??"

"Bibi pulang ke Ilsan. Haah.. Padahal aku ingin menunjukkan kau pada dia. Dia pasti senang"

"Hah?? Jinjja?? Jadi kau sendiri disini?? Bagaimana dengan makan mu??", tanya jeon khawatir

"Eoh.. Tak apa, aku kn pandai memasak. Sebelum pergi, bibi memasakkan ku sesuatu. Dia bilang ada di microwave. Ini sangat enak, kau mau?? Kita bisa berbagi, ini porsi yang banyak. Aku tidak akan habis memakannya"

Jeon menatap ku dan tertawa. Dia seperti mengejekku.

"Ani.. Kau makanlah, aku sudah kenyang. Biasanya kau akan menghabiskan itu walaupun porsinya banyak."

Dia tertawa lagi. Aku menjitak nya.

"Haiiis.. Sakit sekali venus-ah.. Kau ini pria atau wanita ha?? Tanganmu kuat sekali kalau menjitak"

Sekarang aku yang tertawa. Aku mengecup keningnya.

"Bagaimana?? Masih sakit kah??"

Dia tersenyum.

"Eoh.. Tolong sembuhkan aku lagi venus-ah.. Ini sangat sakit"

"Yaa!! Bilang saja kau modus.."

Aku tertawa ketika melihat mukanya. Dia malu karena ketahuan oleh ku yang sebenarnya maksud dia adalah ingin menggodaku

"Yaa!! Jeon-ah.. Apa kau mau menemani ku??"

"Apa?? Menemani maksud mu??", tanyanya bingung

"Menemaniku disini. Bibi dan eomma pergi, eomma aku tidak tau kapan dia akan kembali. Dan bibi sebulan lagi dia akan kembali ke Seoul. Aku sendirian disini. Temanilah aku."

Aku melahap makanan ku. Sesekali aku melihatnya.

"Yaa.. Sekarang kau yang ingin menggoda ku ha??"

"Yaa!! Aniii... Bukan begitu..."

Muka ku memerah. Jeon benar-benar keterlaluan!

"Yasudah kalau begitu maksudmu menemani apa??", tanyanya lagi

Sekarang dia yang menggodaku.
Apa ini??? Kenapa kami saling menggoda satu sama lain???

"Aah.. Lupakan lah itu.."

Aku mengakhiri percakapan ini. Jeon hanya tertawa kekeh melihatku yang sudah kesal.

"Baiklah.. Aku akan menemani mu"

Aku tersedak tibatiba. Jeon kaget. Dia langsung menyuruhku minum. Tapi dia tidak menyentuh gelas ku, dia hanya menyuruh ku minum.

"Benarkah???! Kau akan menemaniku??!"

Aku langsung menatapnya dalam setelah meminum air itu.

"Nde.. Aku akan menemani mu sebulan ini. Kau tidak akan sendiri"

Aku terlalu bersemangat sampai aku memeluk jeon dan jatuh bersamanya diatas sofa. Aku teetawa dan dia juga ikut tertawa. Dia menciumku sekilas dan kembali tertawa.

DIMENSION || COMPLETE📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang