J(-)8,0

19 4 0
                                    

Malam pun datang. Bulan menampakkan dirinya dengan terang dan indah.

Sekarang aku berada di kamarku. Sedang berpakaian. Sementara jeon sedang ada di kamar sebelahku.

Selesai berpakaian aku berpikir untuk menemui jeon-ku disebelah. Aku langsung berlari ke pintu

Ceklek..

"YA!! Jeon-ah!!! Kau mengagetkan ku!!! Apa yang kau lakukan didepan pintu ku??! Haiis.. Kau ini"

Ketika aku membuka pintu kamar ku, jeon ada didepannya. Dia berdiri di depan itu dengan senyum indahnya.

"Aku hanya ingin menemui yeoja-ku apa itu salah??"

"Ooh?? Kau ingin masuk?? Masuklah. Aku baru selesai merapikan kamar."

Jeon langsung masuk dan merebahkan tubuhnya di kasur ku.

"Jeon-ah, aku lapar. Kau mau makan??"

Aku menawarkan makan pada jeon.

"Ah.. Anii, aku sedang tidak selera makan. Kau saja yang makan", tolak dia

"Hem.. Baiklaah, tunggu sebentar disini eoh? Aku ingin mengambil camilan dulu"

Aku keluar dari kamar dan pergi ke dapur. Aku membuka kulkas dan mengambil pudding cokelat yang dibuat oleh bibi tadi.

Emmm... Enak!

Aku meliat vanilla fla disamping pudding cokelat itu dan mencampurkan kedalamnya. Setelah selesai, aku langsung berlari ke atas.

"Jeon-ah!! Yakin kau tak mau?? Ini enak.. Ayolah kita makan bersama.. Kau akan menyesal jika tidak mencobanya"

"Tidak.. Aku benar-benar tidak selera makan sekarang"

Aku tetap memaksanya untuk makan pudding ini bersama ku, tapi dia tetap kekeh tidak ingin memakannya karena dengan alasan yang sama. Tidak selera makan.

Baiklah.. Aku benar-benar menyerah membujuknya. Aku tidak mengerti kenapa jeon-ku ini selalu menolak untuk makan. Padahal dia paling menyukai makan. Dia bisa saja setiap saat makan. Tapi kali ini kenapa dia menolak??

Haiiss.. Aku benar-benar tidak mengerti dia..

"Yaa.. Venus-ah, kau baru selesai makan dan makan mu tadi porsinya lumayan besar! Lalu sekarang kau memakan pudding yang porsinya juga besar? Dan kau juga memakannya sendiri.. Apakan kau tidak kenyang??"

Jeon menatapku. Pertanyaan nya benar-benar...

"Aniya.."

Aku memakannya lagi dan jeon tertawa kecil melihatku. Aku juga ikut tertawa.

"Kurasa lambung mu terbuat dari karet yang sangat elastis"

Dia mengatakan itu dan disela perkataannya itu, dia tertawa. Memperlihatkan gigi kelincinya. Dia sangat imut saat ini.

"Ya, tapi aku berharap kau terus seperti ini. Jangan berubah ne??"

Aku langsung menatapnya setelah suapan kesekian kalinya

"Kenapa kau mengatakan itu??"

"Aku semakin menyukaimu jika pipimu itu membengkak."

Jeon mencubit pipiku yang didalamnya masih terkulum beberapa pudiing disana. Aku senyum padanya dan dia membalas senyumanku.

"Ya! Kenapa kau makan sampai comot begini.."

"Wae?? Dimana??"

Tanyaku sambil membersihkan sisa makanan yang comot itu.

"Jangan.. Sini biar aku yang bersihkan"

"Oh?? Baiklah.."

Sekarang wajahku berada didepan wajahnya. Menunggunya untuk mengambil sisa makanan yang comot.

Chup~

"Naah.. Sekarang sudah tidak comot lagi.. Makanlah lagi"

"Y-yaa!!!"

Jeon membersihkan sisa makanan di wajahku. Tidak. Di bibirku. Dia mengecup ku dan memakan sisa makanan yang ada dibibirku. Ya. Memang. Terdengar menjijikan bukan??

Tapi siapa sangka?? Aku menyukai perlakuannya tadi. Sekarang bibirku benar-benar kosong disana. Jeon sudah mengambil semuanya. Sumpah. Jantungku ingin meledak.

"Aku hanya membersihkan makanan yang ada dimulut mu. Dan sekarang itu sudah bersih. Makanlah yang benar.. Jika kau mencomoti makanan itu lagi, aku tidak akan segan-segan juga mencomoti bibir mu itu!"

Aku terkejut mendengar perkataannya itu. Jeon sedikit menekan perkataannya tadi. Apa yang ada di pikirannya sekarang ha??

"Y-yaa!! Tidak!! Kau sesang menghoda, eoh?? Aku akan memakan ini dengan benar!!"

Aku memerah dan langsung melahap pudding cokelat ini dengan cepat. Dan sekarang mulutku dipenuhi oleh benda kenyal ini. Jeon yang melihat ku makan tertawa terbahak. Ya Tuhan.. Aku benar-benar malu sekarang.

Jeon memain-mainkan pipiku. Dia menekan-nekannya karena didalam sana masih banyak pudding cokelat itu. Dia benar-benar merasa gemas akan pipiku yang besar.

"Yaa!! Jeon-ah... Jangan!! Kau menekannya sangat kuat"

Jeon seakan tuli dengan perkataanku. Dia benar-benar tidak peduli dan tetap memainkan pipi ku.

"Kau sangat lucu. Saranghae venus-ah"

Katanya sambil memainkan pipi ku yang isinya sudah tertelan semua kedalam.

"Heheee. Nado jeon-ah. Saranghae"

Aku membalas nya dengan ciuman di pipinya dan langsung berlari keluar kamar untuk meletakkan piring bekas pudding cokelat yang kumakan tadi.

"Jangan menggodaku venus-ah..!!"

Jeon sedikit menekan-kan kalimat itu. Aku melihat nya dan mengejeknya. Setelah itu aku langsung pergi kedapur untuk meletakkan piring sisa itu.

DIMENSION || COMPLETE📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang