J(-)19,0

11 2 0
                                    

Real world

"Maafkan aku, kami kehilangan dirinya, sungguh maafkan aku.. Maafkan aku"

🐰🐰🐰

"Eung..??"

Aku membuka mataku, terasa ringan dan banyak cahaya. Kulihat sekeliling dunia ini, aku berada didalam ruangan medis

"Eomma?? Appa??", hanya ada aku, tempat ini hening

Ce–klek

"Eomma?? Appa?? Kalian disi–ada apa??"

Itu eomma dan appa, kulihat mereka menangis seketika masuk keruanganku. Aku terus menerus bertanya pada mereka, tapi tetap tak ada jawaban, aku seperti patung disini

Ku tatap wajah mereka satu per satu, wajah itu. Tampak sangat lelah dan membengkak, kantung mata mereka sangat jelas tertera diwajah itu

"Eomma.. Appa.. Ada apa ini?? Aku sudah semb–!!!!"

Aku benar-benar kaget ketika aku mencoba untuk membangunkan diriku dan kulihat diriku yang lainnya, tertidur pulas tanpa menghembuskan nafas sedikit pun, sama seperti jeon yang ketika kulihat sebelum aku menutup mataku pada saat kejadian itu, tidak ada deru nafas dan tertidur sangat pulas

Brakk!!

Pintu ruangan terdobrak dengan sangat keras. Aku, eomma dan appa melihat pintu itu bersamaan. Teman-temanku dan jeon ada disana. Mereka datang dengan tampang yang sedih teramat sangat. Aku bisa melihat beberapa teman jeon menangis

"Kita kehilangan dia"

Aku melihat kejadian ini. Sangat tragis dan menyakitkan. Aku masih syok, terdiam ditempatku tanpa diketahui oleh mereka bahwa aku hadir disana sebagai, arwah.

Eomma membalikkan badannya dan disaat yang bersamaan teman-teman jeon langsung memeluknya. Aku juga ingin ikut memeluk mereka, tapi siapa sangka, diriku dan mereka tidak bisa bersentuhan.

Ku dekati tubuhku, tubuh asli ku. Diriku benar-benar sangat tenang. Muka ku benar-benar pucat, sangat pucat.

Srrt...

Kurasa kan jari seseorang menyentuh jari jemari ku, aku merasa kaget karena,, siapa yang bisa memegangku? Saat ini kondisi ku dalam keadaan sudah menjadi arwah

"Sudah siap menatapnya? Jangan terlalu lama loh, aku sudah lama menunggumu"

Ya. Benar.

Itu jeon, dia benar-benar jeon, jeon yang nyata, yang tidak terlihat pucat. Aku langsung memeluknya, rindu ku tak tertahankan.

"Hiks.."

"Tak apa, kau bersamaku sekarang, aku yang akan merawatmu untuk kedepannya"

Jeon memelukku kembali. Mencoba untuk menenangkan dari semua ketiba-tibaan ini. Tidak tau lagi aku harus berkata apa, aku hanya menganggukkan kepalaku dipelukan jeon

Tak tahu apa yang sekarang seharusnya kurasakan, entah itu senang karena harus bersama jeon lagi tanpa harus khawatir, dan entah itu sedih karena harus menyaksikan peristiwa miris ini.

Jika bisa kukatakan, ranjang tempat tubuhku tertidur adalah batasanku dengan keluargaku dan juga teman-temanku dengan jeon. Kami semua saling berpelukan. Ya. Berpelukan dalam beda wujud. Di sisi kanan ranjang keluargaku dan teman-temanku dengan jeon lah yang berpelukan menangis tersedu, sementara disisi kiri, disinilah aku dan jeon berpelukan

Tubuh ku, bukan, jasad ku lah yang menjadi pembatas antara pelukan kami semua. Jika mobil itu tidak ada, maka ini semua tak akan terjadi. Jeon tak mati dan begitu pula denganku.

DIMENSION || COMPLETE📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang