J(-)12,0

13 3 0
                                    

Imi benar-benar menyenangkan. Kami terus bermain dan bermain disini. Kami mendapatkan banyak boneka. Itu karena berkatku. Jeon yang memintanya.

Kami. Bukan. Aku mendapatkan boneka-boneka ini karena bermain "pecahkan balon". Kalian pasti tau itu.

Aku berkali-kali memenangkannya. Pemilik mainan itu juga lumayan kaget melihatku, karena tanganku yang handal.

🐰🐰🐰

Jeon memintaku untuk istirahat sebentar. Aku mengikutinya. Aku juga lumayan capek. Kami hampir sudah memainkan semua permainan ini. Kami duduk di bangku kosong di samping penjual gulali.

"Jeon-ah.."

"Ya venus-ah?? Ada apa??"

"Hari ini menyenangkan bukan??"

Jeon menatapaku. Pipinya mengembang saat itu dan membuat simpul indah disana.

"Iya.. Aku menikmatinya hari ini. Ini sangat menyenangkan karena bisa seperti ini denganmu. Aku berharap kita bisa bersama lagi dan membuat banyak kenangan"

Benar, kan?? Ucapan jeon semakin lama semakin tidak logis. Aku tidak habis pikir kalau jeon mengatakan kata-kata tidak logis ini lagi

Dia mengatakan ini seperti aku dan dia sudah tidak bisa bersama lagi. Tapi nyatanya tidak. Sampai hari ini aku masih dengannya.

"Hey, jeon-ah.. Aku disini. Sampai sekarang aku disini denganmu. Kau mengatakan itu seperti kita tidak akan bersama lagi. Itu tidak mungkin. Kau tidak boleh lagi mengatakn kata-kata bodoh itu, nde?? Aku tidak mau mendengarnya. Aku masih disini bersamamu."

Jeon tibatiba saja menangis. Aku terkejut melihatnya yang menangis ditengah kerumunan banyak.

"Hey.. Jeon-ah ada apa?? Kenapa kau menangis?? Katakan padaku.. Ada apa?? Jangan membuatku khawatir.."

Aku memeluknya. Kemana jeon-ku yang ceria?? Belakangan ini dia sering sekali menangis. Aku jadi semakin khawatir dengan keadaannya.

"Aah.. Mianhae venus-ah.. Aku terharu atas ucapanmu itu. Aku hanya takut."

Dia mengusap air matanya menggunakan punggung tangan. Aku tetap memeluknya. Berharap agar dia tenang dan tidak menangis lagi.

"Jeon-ah, kau ingin gulali??"

Aku menawarkannya gulali. Dia pasti akan sangat suka.

"Hem??? Apa itu enak??"

"Tentu saja enak. Kau tidak pernah memakannya, eoh???"

"Tidak. Kurasa itu tak sehat."

Yang benar saja kelinci ku ini. Dia mengatakan itu seperti dia selalu makan makanan yang sehat.

Jika dibandingkan aku dengannya. Dia yang paling sering memakan junk food daripada aku. Dan sekarang dia berkata seperti itu.

"Yaa!! Aku menawarkanmu. Pokoknya aku akan membelinya dan kau harus makan itu. Kau pasti akan suka."

Aku berdiri dari duduk ku. Jeon tertawa karena aku tibatiba memaksanya untuk makan gulali itu.

DIMENSION || COMPLETE📍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang