"Mau kemana dulu?", tanya hafi kepada nisa, dengan tangan yang masih setia menggenggam cewek itu.Mereka berdua sedang berada di mall pusat kota. Sekadar menghabiskan waktu bersama.
"Katanya mau nonton?", nisa bertanya balik.
"Masutnya nggak beli apa dulu?",
"Enggak aja", tepat saat nisa selesai berbicara itu, langkahnya terhenti dan matanya menatap satu titik didepan nya.
Hafi yang penasaran akhirnya ikut berhenti dan mengikuti arah pandang nisa.
Ternyata sebuah boneka teddy berukuran king size dengan pita besar berwarna pink.
Hafi menahan senyumnya, melihat nisa sepertinya sangat ingin boneka itu.
"Pengen beli boneka?",
Pertanyaan hafi membuat nisa spontan mengangguk-angguk seperti anak kecil.
"Gausah ah. Jangan beli boneka",
Nisa auto merengut, "yaaah, emg kenapa?",
"Nanti gue cemburu liat bonekanya bakal sering dipeluk sama lo",
"Ihh hafi nggak jelas!", nisa memukul bahu hafi, kesal.
Cowok itu tertawa sembari mengacak gemas rambut gelombang nisa.
"Eh nis, gue ke kamar mandi dulu ya",
"Sekalian ke kamar mayat sana!",
"Hahaha ini bukan rumah sakit, nis",
"Siapa juga yang bilang", balas nisa sinis. Dia sudah terlanjur kesal dengan hafi.
"Tunggu disini aja gaboleh kemana-mana",
"Hmm",
"Jangan ngilang",
"Iyaaa udah sana, bawel. Repotin gue kalo ngompol disini",
Setelah hafi pergi, nisa memilih untuk duduk di bangku yang tersedia. Untuk mengusir rasa bosan, cewek itu membuka ponsel, terdapat notif grup nya bersama abel, mila, bila, dan husna.
Nisa tertawa menyimak adu mulut teman-temannya di grup. Yang ternyata sedang membahas first date bila dengan ryan.
"Putri?",
Sebuah panggilan itu membuat nisa spontan mendongak.
"Loh? Abidzar? Ini lo?",
Cowok yang ternyata bernama abidzar itu tersenyum.
"Nggak nyangka akhirnya kita bisa ketemu lagi",
Nisa hanya balas tersenyum.
"Lo kesini sendiri?", tanya abidzar.
"Eh enggak. Sama- emm sama, temen ko",
"Owh",
"Lo sendiri, sama siapa?",
"Nemenin adek doang si nyari novel",
Nisa manggut-manggut.
"Emm yauda gue duluan ya",
"Iyaa",
Nisa terkejut saat tiba-tiba abidzar memeluk nya singkat.
"Udah lama banget. Tambah tinggi aja lo",
"Ya masak mau pendek terus",
"Hahah. Yauda gue pergi dulu. Seneng banget akhirnya bisa ketemu lo. Gue tunggu dipertemuan selanjutnya, oke? Bye",
KAMU SEDANG MEMBACA
pelik
Teen Fiction"Bel, gue boleh minta tolong?" "Apaan?" "Bantu gue ngelupain faza" Dengan cara gue jadi pelampiasan lo gitu? Woe alan! Mikir dong. Dipikir gue apaan seenaknya lo jadiin pelarian!, batin abel geram. . . . . Kisah kedua tokoh yang tersesat di alur...