Abel mempererat pelukannya pada boneka sapi barunya, pasti dengan tidak berhenti tersenyum."Btw, makasih lan",
Alan hanya mengangguk mengiyakan.
"Bel habis ini lo nggak ngapa-ngapain kan?",
"Enggak si. Dirumah juga nggak ada kerjaan. Kenapa? Lo mau beliin sapi lagi? Di toko satunya? Oke hayuuk berangkat",
Alan tertawa, lalu mengacak gemas rambut abel.
"Lama-lama gue beliin sapi beneran, mau?",
"Iya gapapa. Nanti lo yang nyari rumput buat makanannya",
"Terserah bel, terserah",
"Hehe. Eh emang lo mau kemana lagi habis ini?",
Alan membuka ponselnya, menunjukkan ke abel, pemesanan tiket online yang sudah bulan kemarin terbeli.
"Gue udah terlanjur beli dua. Hari ini juga jadwal tayangnya, temenin gue kek",
"Film romance?", tanya abel heran.
"Faza dulu nunggu banget film ini. Yaudah langsung gercep beli tiket online aja, eh belum jadi nonton, taunya sekarang udah kayak gini",
Abel mengerjapkan matanya, meneliti suara alan yang mendadak berubah galau.
"Eh sorry, malah curcol jijik gini", alan tertawa salting sendiri.
"Haha gapapa kali. Cup cup cup. Lo pasti bisa kok move on dari faza", abel menepuk-nepuk bahu alan.
"Dih udah ah malah mbahas faza. Ni lo mau nggak?",
"Ayuk aja si",
~~~
Mila tersenyum kecil saat layar ponselnya menunjukkan ada dering telfon. Lalu tanpa pikir panjang, cewek itu menggeser panel hijau, mendekatkan ponsel ke telinga.
"Selamat malam",
"Iya selamat malam, dengan siapa, dimana?",
"Dengan pacarnya mbak mila di hatinya",
Mila tertawa geli.
"Oh. Ada yang bisa saya bantu?",
"Ini, kok saya akhir-akhir ini sering kena gangguan ya",
"Gangguan apa ya kalo boleh tau?",
"Gangguan rindu, pengennya slalu ketemu",
"Aduuh udahh gue ngakak. Jehan udah pinter gombal ya ternyata",
"Hahah sama lo doang kok",
"Dihh nggak yakin",
"Seriuuss mila",
"Hemmm iya deh iya",
"Udah malem, tidur gih",
"Males ah nanti aja",
"Begadang tu nggak baik, cepet sana tidur",
"Kayak nya insom lagi deh",
"Minum susu putih",
KAMU SEDANG MEMBACA
pelik
Teen Fiction"Bel, gue boleh minta tolong?" "Apaan?" "Bantu gue ngelupain faza" Dengan cara gue jadi pelampiasan lo gitu? Woe alan! Mikir dong. Dipikir gue apaan seenaknya lo jadiin pelarian!, batin abel geram. . . . . Kisah kedua tokoh yang tersesat di alur...