"Jehan","Gimana, sayang?",
Meski sudah sering mila mendengar sebutan itu, dia tetap tertawa geli menanggapinya.
Jehan yang sedang fokus menyetir melirik mila disampingnya.
Tangan cowok itu terangkat, mengacak gemas rambut mila.
"Serius banget si",
"Tasya tu siapa?",
Pertanyaan mila sukses membuat raut jehan berubah. Yang awalnya biasa saja sampai drastis mengesal. Rahangnya mengeras, kedua tangannya mengerat menggenggam stir mobil.
"Gausah lo dengerin bacotan ryan",
"Lo sama ryan ada masalah apa sebenarnya? Apa ada hubungannya sama tasya itu?",
"Mil, gausah dibahas", jehan berusaha tidak menggertak.
Mila menghempaskan tubuhnya ke jok, baginya menghadap jendela lebih baik daripada melihat jehan sekarang.
"Han, apa yang gue nggak tau? Semua? Tentang tasya? Tentang apa yang sebenernya lo tutupin dibalik alesan njagain nenek lo yang padahal udah meninggal? Apa yang lagi lo sembunyiin dari gue, han?! Berasa bodoh banget gue kalo kayak gini terus!", mila mengusap wajah gusar.
Jehan memilih menepikan mobil dan memberhentikannya, cowok itu menghadap mila yang masih membuang muka.
"Mil",
"...",
"Miloo",
Mila tetap diam, sama sekali tidak menjawab.
Dering telfon menghentikan jehan yang hendak menjelaskan ke mila.
📞 tasya is calling...
"Halo",
"Jehan, hikss, lo-lo dimana?",
"Eh, lo kenapa?!",
"Gue,, hhhh- ga tau lagi", sisanya hanya terdengar isak tangis tasya yang membuat jehan sangat khawatir.
"Lo dimana? Rumah kan? Tunggu gue, jangan kemana-mana, ga usah ngelakuin yang aneh-aneh! Bentar lagi gue dateng! Tunggu gue!", ucapan jehan sudah seperti perintah yang tidak bisa dibantah.
Cowok itu mematikan sambungan lalu kembali menghadap mila yang tengah menatapnya.
"Itu siapa?",
"Mil, sori banget gue buru-buru sekarang. Lo gapapa kan kali ini aja pulang pake taksi?",
Mila terperangah, dia kira jehan akan menjelaskan semua dan membujuk dia agar tidak salah paham dan marah. Tapi apa yang mila dapat?
Jehan mengorbankan mila menyuruhnya pulang sendiri demi menghampiri seseorang ditelfon tadi yang mila sangat yakin itu adalah si tasya.
Mata mila berkaca, dia masih tidak habis pikir dengan perbuatan jehan.
Tanpa banyak bicara, cewek itu membuka pintu dan bergegas keluar dari mobil.
Brak!
Mila menutup pintu mobil dengan tidak tanggung-tanggung membantingnya sebagai lampias kesal dan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
pelik
Teen Fiction"Bel, gue boleh minta tolong?" "Apaan?" "Bantu gue ngelupain faza" Dengan cara gue jadi pelampiasan lo gitu? Woe alan! Mikir dong. Dipikir gue apaan seenaknya lo jadiin pelarian!, batin abel geram. . . . . Kisah kedua tokoh yang tersesat di alur...