18

94 6 1
                                    


Alan menghela napas, menatap cewek di depannya itu yang masih meringis menahan perih.

"Lan, lo duluan aja gapapa", entah untuk yang keberapa Faza mengatakan itu dan selalu mendapat penolakan dari Alan.

"Za, gila aja kalo gue ninggalin lo dengan kondisi kek gini?!",

Faza tersenyum tipis, menangkap raut khawatir dari muka Alan membuat nya lupa akan sakit di bagian tubuhnya yang luka.

Di perjalanan tadi, Alan melihat dengan mata kepalanya sendiri Faza terserempet mobil. Parahnya mobil tersebut pergi begitu saja. Alan yang sudah geram dan kalang kabut akhirnya membawa Faza menuju IGD

"Za, kepala lo beneran ga kebentur kan? Atau apa lagi gitu yang sakit, ada?",

Faza akhirnya tertawa.

"Enggak lan, gue udah gapapa, habis ini juga pulang. Serius lo duluan aja",

"Yauda gue anter", jawab Alan masih bersikukuh ingin menemani Faza.

Entahlah, melihat cewek itu terluka membuat Alan merasakan gejolak yang sudah lama dia tidak rasakan.

Sebuah notif instagram membuat Alan membuka ponsel nya.

Fazaasls menyebut anda dalam cerita nya.

"Za, yang bawa akun lo siapa?", tanya Alan sembari menyodorkan ponselnya. Karena cowok itu sadar kalau Faza sedari tadi tidak membawa ponsel.

Faza langsung terperanjat.

"Lan, numpang login ya", 

Alan hanya mengangguk.

Dulu malah ga pernah loguot dari hp gue.

"Devan ngga waras emang!", desis Faza tajam lalu menghapus snap tersebut, tidak peduli sudah banyak yang melihat juga membalas.

"Eh umm, sori lan, itu Devan yang buat", ujar Faza jadi tidak enak sendiri.

Alan merutuki diri nya dalam hati. Bagaimana dia bisa lupa dengan keberadaan Devan yang jelas-jelas sudah menggantikan posisi nya? Juga Faza yang menyuruh nya pulang karena cewek itu pasti akan menghubungi Devan untuk menjemput nya, kan?

Rasa khawatir Alan benar-benar membuatnya tidak bisa berpikir jernih.

"Lan?", panggil Faza menyadarkan lamunan cowok itu.

"Ya?",

Faza mengembalikan ponsel itu ke pemilik nya.

"Sinyal lo jelek, itu banyak chat yang baru aja masuk", ucap Faza memberitau.

Raut Alan berubah pias saat membuka aplikasi whatsApp nya.

Lima panggilan tidak terjawab juga banyak spam dari seseorang membuatnya sadar akan sesuatu.

Abel.

"Gue udah minta Devan jemput, gih buruan samperin Abel", ucap Faza seperti bisa membaca situasi yang terjadi.

"Sori za, gue duluan",

Alan segera bergegas meninggalkan rumah sakit, menyisakan Faza yang bersiap-siap di omeli oleh Devan.

~~~

Rasanya Alan ingin menjejalkan sepatunya kepada mbak-mbak operator yang daritadi bicara di ujung sambungan sana kalau nomer Abel sedang tidak aktif.

Cowok itu sudah menunggu sampai jam empat di warung depan rumah Abel, namun tidak ada tanda-tanda cewek itu akan pulang.

Sebuah notif masuk membuat Alan langsung terperanjat, geram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pelikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang