6

84 6 0
                                    

Matematika adalah pelajaran yang sangat ampuh membuat kelas hening. Apalagi karena gurunya yang killer, tegas dan galak.

Tok tok tok

Ketukan pintu membuat sekelas otomatis menoleh.

Dipintu, terdapat mila yang menundukkan kepala dalam.

"Maaf pak, tadi...",

"Maaf-maaf! Sudah saya bilang berapa kali! Pelajaran saya tidak memberi toleransi yang telat dengan alasan apapun! Sekarang keluar! Tidak perlu mengikuti kelas saya!",

"Sekali lagi maaf pak", mila dengan masih menunduk pamit keluar kelas.

"Jangan ada lagi yang telat, sudah tau... blablabla", pak danis memulai lagi nasihat panjangnya, membuat satu kelas menahan napas masing-masing.

"Hufft! Sekarang kumpulkan tugas minggu lalu!", perintah pak danis.

Semua langsung gercep karena malas kena semprot.

Berbeda dengan jehan, yang pikirannya sedari tadi melayang ke luar kelas. Cowok itu tanpa pikir panjang, membuang begitu saja tugas nya diloker, bermaksud tidak mengumpulkan tugas.

"Ini kurang satu! Siapa yang tidak mengumpulkan? Tidak perlu ikut pelajaran saya!",

Dengan raut tenang, jehan mengangkat tangan.

"Keluar sekarang!",

Tanpa basa basi, cowok itu bergegas meninggalkan kelas.

Spontan membuat yang lain berbisik-bisik.

"Semuanya tenang! Membicarakan apa kalian? Ingin keluar kelas juga?",

Seketika hening, pak danis lalu melanjutkan pelajaran.

Sedangkan di sisi lain, luar kelas, jehan memandangi mila. Cewek itu sedari tadi duduk di posisi menekuk kaki dan menelungkupkan kepala diantara lututnya. Bahu mila tampak bergetar.

Jehan dengan perasaan sangat bersalah, akhirnya ikut duduk disamping mila. Cowok itu hanya diam, menunggu waktu yang tepat setelah mila menenangkan diri nya sendiri.

Setelah agak lama, tangan jehan terangkat mengelus puncak kepala mila.

"Tadi pagi nggak maksud gamau jemput atau alesan lupa. Nenek gue kambuh lagi sakitnya, gue nggak bisa ninggalin nyokap yang panik banget tadi pagi. Apalagi bokap lagi nggak dirumah",

Mila diam mendengarkan, dia memang sering mendengar cerita jehan tentang nenek nya itu.

"Hp gue mati, lupa di chas tadi malem. Inget nggak yang gue dongengin itu? Gue juga malah ketiduran. Lagian tadi pagi gue jemput lo beneran ko, tapi kata bi suti lo udah berangkat, yauda gue langsung pergi ke sekolah, eh enggak taunya lo malah telat",

Masih terus mengelus kepala mila, jehan berusaha menjelaskan, meski entah itu benar alasan atau malah bualan.

"Maafin gue ya?",

Mila akhirnya mendongak, pipinya basah.

"Pak danis galak", kata mila sedikit merengek yang membuat jehan menahan tawanya.

Salah satu sikap mila, kekanak-kanakannya kadang muncul, yang membuat jehan selalu gemas sendiri.

"Yauda gampang, nanti pak danis gue jewer",

"Idih emang berani?",

"Berani lah kalo buat milo",

"Kena semprot baru bener",

"Gapapa, yang penting lo maafin gue",

"Nggak, nggak mau maafin! Jehan salah!",

"Iya gue salah, makanya ini minta maaf",

pelikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang