4

109 4 0
                                    


Devan memasuki kelas, dengan membawa setumpuk lembaran kertas.

"Guru nya nggak masuk. Ada tugas harus selesai hari ini. Nanti yang piket jangan lupa kumpulin sebelum pulang", jelas devan untuk semua teman-teman nya.

Selain ketua osis, dia juga menjadi ketua kelas.

Devan lalu beranjak keluar dari kelasnya.

"Loh van, mau kemana?", tanya ryan.

"Cari angin", jawabnya, devan lalu hilang dibalik pintu kelas.

"Hih gimana si, nyuruh ngerjain tapi dianya sendiri aja mbolos gitu", gerutu nifa.

"Lo nggak liat dia ngomong tadi? Gilak serasa liat masa depan yang cerah banget. Palagi kancing nya paling atas kebuka gitu. Haduh manusia bukan sii", celoteh teman sebangku nifa, fiya. Yang memang fans devan.

"Hihh jijik malahan liatnya",

Sementara di meja lain.

"Mbolos lagi tuh anak?", tanya jehan.

"Nggak tau tu kok jadi kayak gitu akhir-akhir ini", hafi ikut bingung.

Dan yang dilakukan tio seperti biasa, melapor ke faza tentang kelakuan devan.

"Halah mbolos sama faza itu", sinis alan.

Seketika semua terdiam.

"Ekhem. Sudah-sudah. Masalah rumah tangga tidak boleh dibawa saat jam sekolah ya", tio menengahi, berusaha mencairkan suasana.

"Gimana kalo kita ke kantin aja? Jam segini gorengan pasti masih anget-anget",

"Skuuy lahh", tawaran jehan disambut senang oleh teman-temannya.

Tapi saat ingin keluar kelas, atin menyegat mereka dengan sapu di depan pintu.

"Enak aja. Nggak boleh keluar kelas",

"Halah apasi tin. Ayolah. Laper gue", bujuk ryan.

"Dengan persyaratan lunas kas sampe bulan ini, baru boleh ke kantin",

"Dih peraturan sejak kapan tu?",

"Sejak hari ini",

"Etdah kagak punya uang gue",

"Berati nggak usah ke kantin lah kalo nggak punya uang",

Skak. Para cowok itu menggaruk kepala mereka yang tidak gatal.

"Yauda sampe bulan kemaren doang", kata atin memberi solusi, cewek itu membuka buku note kecil yang dia bawa.

"Jehan 35.000, ryan 15.000, hafi cuma 5.000, nah ini tio, dari awal kagak bayar, 45.000", atin terseyum menang.

"Melebihi uang jajan gue satu minggu itu", protes tio.

"Kalo nggak mau bayar, yauda nggak usah ke kantin, gampang kan?",

"Devan aja boleh mbolos, emang dia pernah bayar kas?",

"Ya karena dia ganteng, eh",

"Lahh apa-apa an?!",

"Hahah. Bodoamat pokoknya kalyan semua harus bayar",

"Nggak ada duid tin, elah", kata jehan.

"Bayar kas ga ada duid, beli rokok je satu hari lima pack",

Tiba-tiba alan yang awalnya hanya di dalam kelas, malah seenaknya nyelonong melewati atin.

"Alan, emang lo udah bayar?",

pelikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang