Happy Reading <33
"Sudah siap?"
Jisoo mengangguk, lalu menaiki kuda hitam milik Pangeran Jin dengan dibantu olehnya. Mereka berdua akhirnya melakukan perjalanan kebukit seperti yang Jisoo minta.
Jisoo memejamkan matanya karena agak sedikit ngeri saat menaiki kuda ini, "yaa, bisakah kau pelankan sedikit?"
Mendengar hal itu, Pangeran Jin malah mempercepat laju kudanya.
"KYAAAAAAA-"
Jisoo menutup matanya dengan tangan kirinya, tangan kanannya ia gunakan untuk berpegangan dengan apaa saja. Sepertinya ia berpegangan pada rambut sang kuda.
Jisoo menatap kebawah, ia sangat takut jika memikirkan mereka berdua jatuh kebawah. "YAAAK! KAU SUDAH GILA PANGERAN?!"
Pangeran Jin terkekeh, "senang membuatmu menderita karenaku."
Mendengar hal itu, Jisoo mendesis sebal. Ia merasakan keningnya yang sudah pening dan ditambah sekarang perutnya seperti ingin memuntahkan yang ada didalam. Tangan Jisoo mulai dingin, ia sudah tidak tahan ingin muntah. Laki-laki di belakangnya ini dari tadi tidak menghiraukan Jisoo yang sudah memintanya berkali-kali untuk memelankan langkah kudanya. Sungguh tidak berperikemanusiaan!
Sadar akan perubahan Jisoo, Pangeran Jin melingkarkan tangan kirinya pada perut perempuan itu dan memelankan laju kudanya.
Jisoo terpengarah pada tangan kekar yang sudah berada di perutnya. Ia menoleh sekilas kebelakang. Kalau di pikir-pikir, Pangeran Jin memang sangat tampan. Garis wajahnya sangat sempurna, hidungnya mancung dan lagi..bibirnya yang penuh membuat Jisoo sedikit, astaga! Jisoo menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar seperti perempuan mesum sekarang.
Jisoo tidak bisa membayangkan seberapa romantisnya hubungan Pangeran Jin dan Putri Jisoo yang asli. Walaupun ia dan Putri Jisoo yang asli mirip. Tetapi cerita cinta mereka berdua sangat berbanding terbalik. Jisoo jadi berfikir, jika dirinya yang datang dari masa lalu ini ke masa lalu. Kemana Putri Jisoo yang asli? Apakah ia berada ditubuh Jisoo yang ada di masa depan?
Kening dan mual Jisoo sudah mulai mereda, ia juga jadi terbiasa menaiki kuda. Pelan-pelan Jisoo melihat lagi laki-laki yang masih setia melingkarkan tangannya di perutnya. Dipandang dari sisi manapun Pangeran Jin memang sangat tampan.
Cup.
Jisoo mengedipkan matanya dua kali, terkejut atas perlakuan Pangeran Jin yang menciumnya sekilas di pipi kirinya. "A-apa yang-"
Cup.
Kali ini bukan hanya sekali, Pangeran Jin mencium pipinya hingga tiga kali berutut-turut. Wajah Jisoo memerah menahan kegugupannya. Bagaimana bisa ia tidak salah tingkah di cium oleh pria tampan ini?
"Saranghae," ucap Pangeran Jin sambil menaru dagunya di pundak Jisoo.
Bisa dirasakan bulu kuduk Jisoo meremang saat hembusan nafas Pangeran Jin mengenai lehernya.
"P-pangeran-"
Pangeran Jin mengeratkan pelukannya, "aku mencintaimu."
"A-aku juga mencintaimu." Balas Jisoo agar laki-laki itu tidak sedih jika Jisoo tidak membalas pernyataan cintanya.
"Apa?"
Jisoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "kubilang aku juga."
"Aku tidak mendengarnya?"
"Aku mencintaimu Pangeran!" Teriak Jisoo sambil menutup wajahnya.
"Ulangi lagi."
"Sudahlah!" Omel Jisoo dengan wajahnya yang sedikit merona kemerahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIG EMPIRE
Fanfictionkim jisoo menyadari bahwa ada yang aneh dengan dirinya. Apalagi dengan keberadaannya yang bukan ada dirumah namun disebuah tempat yang ia tidak kenali sama sekali. Lalu, kenapa dirinya memakai hanbok? jadi, dimana ia sekarang?!