BAB 10

570 86 15
                                    

Hari ini cukup cerah bagi Jisoo untuk memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk kembali ketempat asalnya. Kemarin dia sudah bertemu pada Kakek tua yang ada di mimpinya. Beliau berkata jika Jisoo sudah gagal di misi pertama karena mencium orang yang salah. Tetapi, hal itu tidak membuat Jisoo patah semangat untuk kembali ke asalnya. Ia akan berusaha keras untuk bertemu keluarga dan teman-temannya disana. Ia sudah sangat merindukan mereka semua.

Tepat saat wajahnya selesai dirias dengan make up yang terlihat natural, Jisoo bangkit berdiri dan teringat kembali akan ucapan si kakek tua akan ancaman yang akan ia hadapi saat menajalankan misinya. Misi yang kemarin di minta sang kakek tua itu sudah gagal, jadi ini kesempatan terakhir agar Jisoo bisa kembali.

Ya. Dia harus menyingkirkan orang-orang jahat di istana yang akan menggeser posisi raja selanjutnya. Lalu siapa penjahat dan calon raja selanjutnya nanti? Jisoo menyentuh kepalanya pening. Dari kemarin ia terus memikirkan hal yang menurutnya sudah dia atas kemampuan dirinya.

Dan lagi, apakah... penjahat itu laki-laki yang semalam menghapiri dirinya di perpustakaan? Ya. Orang itu akan menjadi tuduhan Jisoo yang pertama. Sudah jelas, laki-laki itu akan Jisoo beri tanda merah di ingatannya sebagai orang yang ia curigai.

Ah, ini menyebalkan. Andai saja dirinya bisa mengulang yang kemarin dan mencium Pangeran Sehun, semua pasti akan berjalan dengan lancar. Jisoo mengigiti kukunya resah, jika hal ini tidak berjalan dengan baik dia akan terjebak didalam sini selamanya dan jisoo tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Maka dari itu...

Jisoo mengangguk memantapkan diri, pertama-tama ia harus bertemu dengan Kai. Pasti lelaki itu sedang meracik obat-obatan miliknya. Dan Jisoo akan berusaha mencari tahu mulai dari sana.

Saat sudah samai, Jisoo langsung membuka pintu ruangan tersebut tanpa mengetuknya lebih dulu. Membuat Kai yang ada didalam sedikit terkejut.

"Astaga." Kaget Kai.

"Ada apa?" Lanjut Kai.

Jisoo duduk tepat di samping Kai, ia sekilas melirik laki-laki yang selingkuh darinya di kehidupan nyatanya dengan sedikit sebal. "Aku ingin kau buatkan racikan obat tidur tingkat tinggi."

Kai mengernyitkan keningnya curgia, "untuk apa?"

"akhir-akhir ini aku susah tidur lebih awal," jelas Jisoo meyakinkan.

Kai menggeleng, "tidak boleh Putri, itu tidak baik untuk kesehatanmu."

"Kumohon..." melas Jisoo, ia harus membutuhkan itu untuk berjaga-jaga nanti jika membutuhkannya.

Kai tetap menggeleng, "tidak akan."

Jisoo mendatarkan wajahnya, "cepat lakukan."

"Tidak-"

"Atau aku akan mengadu kepada Pangeran Jin."  Potong Jisoo yang langsung mendapat tatapan tidak percaya dari Kai.

Kai menghela nafas pasrah, ia tidak mau jika akan mati nantinya. "Baiklah, tapi kau harus berjanji untuk tidak sering meminum ini setiap hari. Minumlah setidaknya seminggu dua kali."

"Baiklah," jawab Jisoo acuh. "Ah ya, siapa yang akan jadi raja selanjutnya?" Tanya Jisoo hati-hati.

Kai yang sedang meracik obat berhenti perlahan, "tentu saja Pangeran Jin."

Jadi akan ada yang membunuhnya. Pikir Jisoo.

Sekarang ia hanya perlu mencari tahu siapa saja musuh-musuh yang akan mengahalanginya dan Pangeran Jin.

"Lalu bagaimana dengan Pangeran Sehun?" Tanya Jisoo penasaran. "Bukankah dia juga kuat?"

"Apa maksudmu Putri? Pangeran Sehun akan dijodohkan dengan Putri Alice dari keluarga Silla." Jawab Kai sambil memasukan obat-obatannya didalam kain kecil yang akan ia berikan pada Jisoo.

BIG EMPIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang