"Kita putus!" Ucap Jisoo dengan wajah murkanya.
Kai mengusap wajahnya gusar, "aku bisa jelasin semuanya Jis."
"Apalagi? Kamu pikir aku bodoh?" Jisoo melepaskan tangan Kai dari tangannnya. "Aku liat kamu ciuman sama Irene pakai mata aku sendiri!"
"Oke, aku akui kalau aku salah." Ujar Kai masih mencoba meminta maaf pada pacarnya.
"Kamu emang salah." Jisoo melihat Kai dengan perasaan yang benci, "jadi, mending kita sampai sini aja."
Kai menggeleng, "enggak, aku cinta sama kamu."
"Aku capek." Jisoo menatap Kai dengan mata teduhnya. "Sudah cukup. Aku gak mau lagi berurusan sama kamu,"
"Setelah ini, kamu boleh pacaran sama Irene. Aku gabakalan larang ataupun ganggu kamu. Jadi, kita sampai sini aja." Jisoo memutar badannya yang langsung dicegah oleh Kai.
"Aku gak mau putus Jis!" Bentak Kai tidak terima.
"Lepasin!"
"Enggak sebelum kamu mau balikan sama aku!" Kai mencengkram tangan Jisoo erat hingga membuat tangan perempuan itu memerah.
Jisoo memberontak, hingga akhirnya pegangan Kai terlepas dari tangannya.
TINNNNN
Perempuan itu terlempar kencang seperti tidak mempunyai bobot tubuh. Jisoo terlempar hingga terbanting ke aspal yang dingin malam itu, darah segar keluar dari bagian kepalanya.
Kai yang melihat itu langsung lari menghampirinya, Jisoo menatap Kai sambil mengangkat tangannya meminta bantuan. Badannya terasa mati rasa, hingga akhirnya semua menjadi gelap
***
"Aw!"
Jisoo terbangun dari tidurnya bersamaan dengan telinganya yang berdengung kencang. Perempuan itu menutup telingannya sambil sesekali meringis kesakitan.
"Dia sudah bangun!"
Suara ricuh dari luar langsung masuk kedalam kamar dan menghampiri Jisoo yang memegang kepalanya kesakitan.
"Kau tidak apa eonnie?" Tanya Jennie panik sambil memegang tangan Jisoo.
Jisoo membuka matanya, samar-samar penglihatannya membaik. Ia melepaskan tangannya yang berada di kepala. Lalu melihat tiga orang yang ada di depannya tekejut.
"Aaaaaaaaa!"
Mereka bertiga tak kalah terkejut dan ikut berteriak kencang.
"Kau baik-baik saja? Lihat jariku, ini ada berapa?" Tanya Lisa sambil tangannya membentuk huruf V.
Jisoo tidak memperdulikan Lisa, ia menatap sekelilingnya yang terasa asing. Lalu menatap badannya yang sedang ditempat tidur lengkap dengan pakaian hanbok.
Jisoo menatap ketiga orang didepannya bingung, "tunggu. Aku dimana?"
Jennie tertawa kecil, "kau dirumah! Jangan bercanda eonnie, hanya karena kepala kau terpentuk pintu sampai lupa ingatan."
"Iya, kau lucu sekali." Rose ikut menimpali dengan tertawa diikuti Lisa.
Jisoo bangun dari tidurnya, lalu mendorong pelan tubuh Jennie agar memberinya ruang untuk pergi.
"Kau mau kemana eon?" Tanya Rose yang di acuhkan Jisoo.
Ia keluar dari kamar sambil sesekali matanya menatap bingung dirinya sedang ada dimana. Semua nampak asing. Ia membuka pintu rumah dan keluar.
Ini...
Diluar nampak semua orang memakai hanbok seperti jaman dulu. Anak-anak bermain dengan senangnya. Dan para prajurit baru saja lewat dari hadapannya.
Jisoo membelalakan matanya, mungkin ia hanya mimpi. Ia memejamkan matanya lagi berharap kalau Tuhan membangunkannya dari mimpi ini yang sangat aneh.
"Tuhan aku mohon..." ucap Jisoo dengan suaranya yang pelan.
"Aku mohon, aku mohon, aku moh-"
"Kau sedang melakukan apa?"
Jisoo berhenti berdoa, lalu membuka sebelah matanya, "Aaaaaa!"
Laki-laki di depannya menutup telinganya reflex. Suara teriakan perempuan di depannya sangat berbahaya dan bisa merusak gendang telinga siapapun saat mendengarnya.
"Eonn kau kenapa?!"
Jennie, Rose, dan Lisa keluar rumah dengan terburu-buru. Lalu mereka bertiga terkejut akan kedatangan Pangeran Kim Seok-jin.
Mereka bertiga langsung membungkuk hormat, Jisoo menatap semuanya dengan bingung. Apa ia sedang dilokasi syuting? Lalu siapa mereka semua?
Jin ikut membungkuk, lalu menegakan badannya yang tegap itu kembali.
"Dia kenapa?" Tanya Jin pada Jennie.
Jennie yang ditanya seperti itu menjadi bingung harus bagaimana menjelaskannya.
Pangeran Jin merupakan Pangeran kedua dan ia juga merupakan pacar dari Kim Jisoo. Mereka sudah menjalani hubungan dengannya cukup lama hingga membuat semua rakyat kagum akan pesona mereka. ditambah wajah mereka yang sedikit mirip, membuat semua tidak sabar akan pernikahan Jin dan juga Jisoo.
"Sepuluh menit yang lalu, Eon- eh? Maksud saya Putri Jisoo terbentur pintu kamar." Jelas Jennie hati-hati.
Jin tertawa kecil, lalu melihat perempuannya dengan luka biru di keningnya. Jin menyentuh kening Jisoo sambil mengusapnya pelan.
Diperlakukan seperti itu, Jisoo menepis tangan Jin yang membuat semua orang disana tekejut. "Kenapa? Apa aku menyentuhnya terlalu kencang?" Tanya Jin.
"K-kau siapa? Dan aku ada dimana sebetulnya? Apa kau tahu dimana jalan keluar dari sini?" Tanya Jisoo beruntun. Ia tidak tahan berada di tempat aneh ini. Ia ingin segera pulang secepatnya.
Jin mengernyitkan keningnya, "kau sedang bercanda?"
"Jika iya, maka itu sangat lucu." Ucap Jin dengan senyum manisnya.
Jisoo sempat terkagum dengan makhluk di depannya, tetapi ia langsung menggelengkan kepalanya cepat. Ia harus pergi dari sini dan berangkat sekolah jika tidak mau terlambat.
"Aku serius, kau siapa? Tempat apa ini?" Tanya Jisoo.
Jin menatap ketiga teman Jisoo supaya mendapatkan jawaban mengapa perempuannya menjadi aneh seperti lupa ingatan ini.
Mereka bertiga menggeleng tidak tahu, lalu Lisa akhirnya angkat biacara.
"Putri Jisoo sejak bangun setelah pingsan menjadi aneh. Dia... seperti hilang ingatan." Ujar Lisa.
"Tidak. Aku tidak lupa ingatan, aku Kim Jisoo dan aku siswi kelas tiga. Aku harus sekolah atau aku akan terlambat, jadi kumohon beri tahu aku jalan untuk keluar dari sini," Jisoo menatap Jin dan ketiga perempuan itu dengan wajah memohon.
Jisoo menatap laki-laki didepannya, "kumohon..."
"Bawa dia ke istana dan periksa keadaannya." Ucap Jin pada ketiga teman Jisoo.
Mereka semua mengangguk patuh dan membawa tubuh Jisoo pergi dari sini dan menuju istana.
"Kalian mau apa? Biarkan aku pergi!" Bentak Jisoo dan sesekali memberontak.
Jisoo menatap kebelakang dan menatap Jin yang sedang menatapnya khwatir, "tuan! Tolong lepaskan aku!" Teriak Jisoo.
Jin membuang nafasnya kasar, ia harap Jisoo akan pulih. Dan kembali ingat pada dirinya yang merupakan pacar perempuan itu.
Tidak lama lagi Jin akan melamar Jisoo. Jadi, ia sangat berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.
TBC
.
.
.
.
.
.
.HAPPY READING :)

KAMU SEDANG MEMBACA
BIG EMPIRE
Fiksi Penggemarkim jisoo menyadari bahwa ada yang aneh dengan dirinya. Apalagi dengan keberadaannya yang bukan ada dirumah namun disebuah tempat yang ia tidak kenali sama sekali. Lalu, kenapa dirinya memakai hanbok? jadi, dimana ia sekarang?!