BAB 9

533 84 15
                                    

BRAAAK-

Alice membanting semua barang yang ada dikamarnya dengan asal. Sudah sejak tujuh tahun ia menyukai Pangeran Sehun dan yang ia dapatkan hanya sebatas pertemanan tanpa Pangeran Sehun meliriknya sebagai gadis yang laki-laki itu suka.

Alice terduduk, ia menarik rambutnya frustasi. Alice menatap kebelakang saat sang kakak sudah berada di ujung pintu kamarnya dan menghapiri dirinya.

"Ed.."

Edward menatap sang adik dengan iba, lalu memeluk Alice di dalam pelukannya. Ia sangat tahu bahwa adiknya telah menyukai Pangeran Sehun sejak lama. Namun, Edward juga sadar kalau cinta adiknya hanya bertepuk sebelah tangan.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Edward pada sang adik.

Alice melepaskan pelukan mereka, "Apa saja asal Putri Jisoo tidak dengan Pangeran Sehun!"

Edward mengiyakan, laki-laki itu mulai berdiri dan meninggalkan Alice. Edward sudah mempunyai rencana. Dan hanya tinggal menunggu waktu yang tepat agar rencananya berhasil.

"Aku akan melakukan apapun untukmu Alice." Ujar Edward meyakinkan.

Malam ini suasana kerajaan sedang sepi, hanya penjaga yang masih berkeliling untuk mengecek setiap sudut kerajaan. Saat melewati para penjaga tersebut, semua penjaga langsung menunduk hormat. Sudah bukan alasan jika keluarga mereka selalu di takuti dan hormati.

Edward yang sudah membayar salah satu penjaga keluarga Kim langsung menemuinya. Tentu saja, penjaga itu akan memberi tahu apa yang Putri Jisoo lakukan setiap harinya. Setelahnya Edward memberikan kepihan emas untuk mata-mata itu.

"Sekarang Putri Jisoo sedang ada di perpustakaan kerajaan Tuan," ucap si penjaga dengan hati-hati.

"Baik, aku akan langsung kesana." Ucap Edward dan langsung melangkahkan kakinya dengan cepat.

Setelah sampai, Edward membuka pintu perpustakaan dengan hati-hati. Kemudian laki-laki itu melihat Putri Jisoo sedang berbica sendiri dan wajahnya begitu kesal.

Edward yang sedikit curiga dan penasaran melangkah lebih dekat, namun saat ia sudah berada di belakang gadis itu, tidak ada siapa-siapa. Sedangkan Jisoo yang sadar ada seseorang di belakangnya langsung tekejut hebat.

"S-siapa kau?!" Tanya Jisoo panik.

Jisoo menetralkan detak jantungnya. Hampir saja ia ketahuan sedang berbicara dengan bayangan si kakek tua yang tiba-tiba saja muncul di hadapannya saat ia sedang membaca buku. Jisoo melihat laki-laki di hadapannya dengan tatapan kagum, badan laki-laki itu besar dan tinggi. Dengan kulit yang kecoklatan juga senyum yang penuh arti. Namun kekaguman Jisoo langsung runtuh saat Edward memegang tangannya secara tiba-tiba dan langsung Jisoo tepis dengan kasar.

Edward memajukan badannya, menepis jarak di antara keduanya. Ia sangat puas saat melihat ekspresi ketakutan milik Putri Jisoo. Gadis itu sangat kecil dan pendek dimata Edward. Sangat mudah baginya jika ia melakukan hal-hal yang...

Sial.

Edward berhenti melangkah. Ia menepis pikirannya yang sejenak kagum akan kecantikan Putri Jisoo. Ia harus ingat, kalau dirinya akan membuat siapapun mati jika menyakiti adiknya, Alice.

"Kau cari mati denganku?!" Teriak Jisoo sambil mendorong tubuh besar milik Edward. "Minggir atau aku akan teriak!"

Edward terpengarah, biasanya perempuan-perempuan akan takut atau kagum dengan dirinya. Namun, kali ini sepertinya berbeda. Edward tersenyum miring, "sepertinya akan seru." Hal itu membuat Jisoo menaikan alisnya bingung akan maksud omongan dari laki-laki di depannya.

BIG EMPIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang