✨ : 11 ART 1

414 44 29
                                    

"Permisi, Pak, ini murid pindahan. Pak Eunkwang bilang dia masuk kelas ini, Pak," jelas Taeyong sopan. Namun, tetap saja ada hawa-hawa dingin yang ia pancarkan.

"Oh, baiklah, makasih TY," kata pria paruh baya tersebut. Mina menoleh kearah Taeyong seraya mengucapkan terima kasih kepadanya.

"Sama-sama. Saya duluan, ya. Semoga betah di IAS," ucap Taeyong sambil menyunggingkan senyum yang sangat tampan. Mina mengerjapkan mata sambil menahan nafas. Kalau nggak ingat tempat bisa-bisa Mina sudah pingsan.

"Saya pamit," sambung Taeyong sebelum berbalik badan, meninggalkan Mina sendirian di depan kelas. 

Mina menatap kepergian Taeyong yang baru saja membuat jantungnya tidak karuan. Ia pun menutup pintu ruangan kelas barunya dan menghampiri pria yang sepertinya merupakan wali kelas mereka.

"Ehm, saya Raymina Athena Jung, Pak," ujar Mina pelan.

"Oke, perkenalan diri dulu di depan kelas, ya. Di tengah-tengah situ aja," tunjuk pria tersebut. Mina mengangguk pelan dan berdiri di titik yang diminta. Mina menelan ludah memandang belasan pasang mata yang menatapnya di depan.

"Halo, selamat pagi," ucap Mina sambil tersenyum canggung. 

"Pagi jugaa!" sahut teman sekelasnya serentak. Mina mengangkat sebelah alis, tidak menduga mereka akan menjawab dengan kompak.

Mina tersenyum dan menarik nafas dalam sebelum melanjutkan perkenalan diri. "Nama gue Raymina Athena Jung, bisa dipanggil Mina, dari Jakarta, Indonesia. Gue pindah karena papa gue yang kerjanya nggak netap." 

Teman-teman kelasnya menatap Mina seraya mengangguk paham. Entah mereka menatapnya karena memang ramah, entah karena mengagumi visualnya, kelas ini sangat menghargai kedatangannya.

"Baiklah, Mina. Selamat datang di IAS. Nama saya Mino, ya panggil saja Pak Mino. Bapak rasa nama kita akan sering tertukar. Mina, Mino. Ya, kan?" Pak Mino tertawa renyah. Mina dan teman-teman kelasnya hanya bisa tertawa hambar untuk menghargai lelucon Pak Mino.

"Kalau begitu Mina silahkan duduk di samping Tapasya. Tapasya angkat tangan," ujar Pak Mino.

"Saya," seorang siswi cantik yang meja sebelahnya kosong mengacungkan tangan.

"Nah, duduk disitu ya," Pak Mino tersenyum tipis kepada Mina.

Mina mengangguk dan menghampiri tempat yang dimaksud Pak Mino. Ia menyapa Tapasya setelah duduk di bangkunya dan diam-diam terpesona dengan visual yang dimiliki Tapasya. Mina menebak Tapasya juga merupakan blasteran juga sepertinya.

"Baiklah, karena ketua kelas baru diadakan di kelas 11 ini dan kalian sudah bersama selama setahun, siapa kira-kira yang cocok jadi ketua kelas?" tanya Pak Mino. Seisi kelas serempak menunjuk cowok di ujung kelas yang sedang mencoret-coret sesuatu di kertas lembar.

"Wah, bagus juga pilihan kalian," sambung Pak Mino. "Alex maju."

Cowok bernama Alex itu sedikit terperanjat. Pasalnya, dia tidak melakukan apa-apa dan malah disuruh maju. Ia pun terlihat sangat pasrah saat meninggalkan bangkunya.

"Nah, gimana, Lex? Setuju nggak, jadi ketua kelas?" ucap laki-laki dengan nametag bertuliskan Renjun mewakili yang lain.

"Hah? Gue?" ulang Alex bingung.

"Sebenarnya sih, gue mau, tapi gue pengen jadi anggota OSIS. Salah satu syarat jadi anggota OSIS kan, nggak boleh jadi ketua dimana pun," jelas Renjun tenang.

"Tapi kok gue sih? Kenapa nggak Yeonjun aja?" sangkal Alex cepat.

"Aduh, mohon maap nih, Lex. Gue sih, mau-mau aja. Masalahnya, gue udah jadi kandidat inti klub musik," tutur cowok yang bernama Yeonjun itu. "Udah, gapapa. Lo cakep kok. Walaupun masih cakepan gue."

Cynosure | Mark MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang