Tujuh belas

8.3K 856 117
                                    

Jeon~














Sambil sesekali mengusap air matanya yang jatuh tanpa permisi, Taehyung kembali menginjak pedal gas mobilnya, memacu kendaraannya membelah jalanan kota Seoul yang cukup ramai.

Dokter tampan itu bahkan beberapa kali mengabaikan rambu lalu lintas, mengabaikan saat lampu lalu lintas berpijar merah, Taehyung malah semakin memacu kendaraannya.

Bukan tanpa sebab Taehyung mengendarai mobil seperti orang kesetanan begini, pasalnya tadi pagi ia pamit pada Yeji yang sedang menjaga Jungkook di ruangannya sebab ia akan pulang sebentar untuk mandi.

Namun tadi, sesaat setelah dokter muda Kim itu selesai mandi, ponselnya berdering— panggilan telepon dari dokter Park, Park Seojoon yang meminta tolong Taehyung untuk menjadi dokter pengganti selama ia dalam jadwal operasi.

Dokter Park memang punya asisten sendiri, asisten yang biasanya selalu menggantikan dirinya menangani pasien ketika ia ada jadwal untuk operasi

Namun kali ini, dokter yang semasa kuliah itu adalah senior Taehyung, meminta pemuda Kim itu menggantikannya untuk mengurus beberapa pasiennya, termasuk Jungkook.

Taehyung tak keberatan, jelas sekali sebab memang sejak lama mereka juga sering saling meminta tolong ganti jadwal begitu, entah Taehyung yang menggantikan Seojoon atau Seojoon yang menggantikan Taehyung.

Namun, bukan itu permasalahan sebenarnya. Sebab saat ia tengah memasang kemeja, tadi ponselnya kembali berdering— panggilan dari perawat Han.

Panggilan yang mengatakan kalau pasien di kamar VIP 17 mengalami kejang. Taehyung kalut tentu saja, bukan hanya karena pasien yang dimaksud adalah pasien Seojoon yang kini berada di bawah tanggung jawabnya, tapi juga karena pasien VIP 17 adalah orang yang ia kenal.



















Jeon Jungkook, gadisnya yang kini mengalami kejang dalam fase koma. Taehyung jelas tahu dan paham kalau ini adalah hal yang buruk, sangat buruk dan fatal kalau telat penanganan.

Jadi setelah panggilan dari perawat Han terputus, dengan tangan bergetar Taehyung menelpon ayahnya, meminta bantuan untuk menangani Jungkook selagi ia tak ada, untungnya dokter Kim saat ini sedang kosong.

Taehyung bersyukur untuk hal ini.

Sangat, walau hatinya sama sekali belum tenang.














Setibanya di lorong lantai sebelas, tak jauh dari ruang rawat Jungkook di kamar VIP 17, Taehyung bisa melihat disana sudah ada Yeji yang menangis terisak sambil berjongkok di dekat pintu.

Taehyung juga bisa melihat ada dua pasang suami istri paruh baya didekat Park Jimin, salah satunya seorang wanita paruh baya yang sedang menangis di kursi rodanya, Taehyung bisa langsung menebak itu adalah orang tua Jimin dan orang tua kandung Jungkook, Jimin sudah bercerita tentang keluarga Jungkook kemarin.

Lalu tak jauh dari sana ada Irene yang memeluk Yoongi, keduanya juga menangis, membuat jantung Taehyung berdetak sangat cepat, pikiran buruk tentang keadaan Jungkook mulai menyelimuti dirinya.

Di langkahnya yang semakin mendekati ruang rawat Jungkook, Taehyung menggelengkan kepalanya, membuang semua pikiran buruk dari otaknya, kemudian ia dengan tergesa langsung memasuki ruang rawat Jungkook tanpa menggunakan snelli.

Jimin memejamkan matanya sesaat setelah melihat Taehyung memasuki ruang rawat Jungkook, walau keduanya tak saling sapa karena Taehyung yang terlihat terburu, Jimin di posisinya hanya bisa berdoa, berharap agar Taehyung dan dokter yang sebelumnya masuk ke ruangan Jungkook bisa melakukan yang terbaik dan menyelamatkan sepupunya.














JEON [V.K] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang