9

15 1 0
                                    

Hubungan Arjuna dengan Qinan semakin hari semakin dekat. Hari ini Arjuna berencana menemui Tisya menjelaskan semuanya kepada gadis itu agar tak salah paham dengan nya. Dia harus segera menyelesaikan Masalah nya dengan Tisya. Arjuna tidak ingin menyakiti Tisya terlalu jauh lagi.

"Sya dimana?" Arjuna menelpon Tisya.

"Oke aku tunggu" Arjuna memutuskan panggilan nya. Beberapa menit kemudia terlihat Tisya menuju kearahnya. Senyum merekah terus terpancar di wajah Tisya.

"Udah pesan?" tanya Tisya.

" Udah tadi" sahut Juna.

"Ada apa ni kok tumben ajak keluar?" Tanya Tisya penasaran, masih dengan senyum merekah. Tanpa membuang waktu lagi Arjuna menjelaskan maksud nya itu.

"Sya kamu jangan marah ya" kata Juna, Tisya mengerutkan alisnya tanda tidak mengerti.

"Memangnya kenapa?" tanya Tisya.

"Sya,kamu sebaiknya berhenti nunggu aku" kata Juna langsung ke pointnya. Tisya yang mendengar hal tersebut terdiam.

"Kenapa?" Tanya Tisya dingin.

"Sya aku minta maaf sama kamu, bukan maksud aku buat nyakitin kamu. Tapi kamu tau sendiri kan kita berdua ga mungkin buat punya hubungan" jelas Juna panjang lebar.

"Aku tau aku salah karna udah ngasih harapan sama kamu, maaf kalo selama ini sikap aku ke kamu bikin kamu berharap terlalu jauh sama aku. Tapi sebelum nya aku udah pernah bilang sama kamu kalo kita ga akan mungkin untuk pacaran." Sambung Juna. Tisya hanya memandang Juna dengan ekspresi datar. Tisya terkejut mendengar itu tangan nya bergetar.

"Huhh" Tisya membuang nafas sambil tersenyum getir.
"Jadi sia-sia aku nunggu kamu? Jun kamu tau aku sayang banget sama kamu. Tisya ada salah ya sama Juna kok tiba-tiba Juna ngomong gitu?" Tanpa sadar air mata Tisya mengalir, dia segera menghapus nya tidak ingin Juna kasian melihatnya.

"Sya maaf" gumam Juna merasa bersalah.

"Juna sayang kan sama Tisya?" Tanya Tisya masih terisak.

"Iya" Juna tidak tau harus menjawab apa lagi, katakanlah dia terlihat seperti lelaki brengsek saat ini.

"Juna ada perempuan lain ya makanya Juna mau pergi dari Tisya?" Seketika Tisya tidak dapat menahan air matanya itu.

"Atau jangan-jangan Juna udah ga sayang lagi sama Tisya" ingin sekali Arjuna merengkuh tubuh mungil itu, tapi Arjuna tidak akan membuat Tisya kembali salah paham dengannya.

"Ngga Sya, aku ngga punya wanita lain. Cuman aku mohon sama kamu buat berhenti nunggu aku." Juna terus saja berusaha menjelaskan nya

"Kenapa Juna, kenapa?" Lirih Tisya.

"Percuma Sya kamu nunggu aku, aku mau kamu bahagia. Berhenti buat nunggu aku, lanjutin hidup kamu Sya. Sekali lagi aku minta maaf" Juna menunduk memandangi sepatunya.

"Tapi bahagia aku ada di kamu Juna! kenapa ngga dari dulu kamu jauhin aku, kenapa baru sekarang disaat aku udah cinta mati sama kamu. "emosi Tisya.

"Ngga Sya semuanya udah beda sekarang"

"Beda kenapa, beda kalo kamu udah nemu perempuan lain, iya? Tanya Tisya mengepalkan tangannya. Arjuna hanya diam mendengarkan Tisya yang saat ini sedang di landa amarah.

"Oh iya aku lupa kan kamu sekarang lagi dekat sama Vani kan?" Tisya tersenyum mengejek ke arah Arjuna.

"Ini ga ada hubungannya sama sekali dengan Vani Sya. Dia itu cuman junior aku, aku udah anggap dia adik aku sendiri." Arjuna membantah tuduhan Tisya.

"Hahaha adik kamu bilang, coba kamu pikir Jun setiap hari dia hubungin kamu. Adik namanya?"

Arjuna tidak tau harus bagaimana lagi cara menjelaskan nya. Katakan lah Tisya ingin egois untuk saat ini, sudah cukup dulu dia dipandang buruk oleh teman-temannya karena di tuduh sebagai perusak hubungan Juna dan mantan nya dahulu. Tisya tidak ingin Juna meninggalkan nya. Juna satu-satunya orang yang dia miliki sekarang. Juna yang paling mengerti dirinya, disaat keluarga tak peduli dengannya Juna yang selalu menghibur Tisya. Tapi kenapa Juna nya sekarang meninggal kan Tisya. Dua tahun tanpa lelah Tisya terus menunggu Juna, meskipun sikap Juna kadang-kadang dingin terhadap nya. tapi, Tisya sangat menyayangi Juna.

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang