Chou Tzuyu menatap keluar kaca mobil, pada pemandangan bangunan yang berlomba mencapai puncak paling tinggi. Jalanan di kota Seoul memang tak sepadat ibukota lain di beberapa negara, namun cukup menjelaskan bagaimana kota itu memiliki waktu yang sangat dipadati kesibukan. Sudah dua puluh menit Tzuyu duduk di kursi penumpang dalam diam, merasa jenuh dan akhirnya memutuskan untuk memasang earphone pada kedua telinga.
Di sampingnya seseorang hanya melirik sekilas, menarik napas dalam dan menghembuskannya panjang. Pandangannya kemudian jatuh pada kotak makan yang ada di pangkuan Tzuyu.
"Kau tidak makan?" tanyanya sambil kembali melihat jalanan, namun tak lama karena pertanya yang diajukan tak kunjung mendapat jawaban.
Tzuyu sedikit tersentak saat orang yang duduk di sampingnya itu melepas paksa benda putih yang menutupi lubang telinganya, membuat ia dengan terpaksa menoleh dan mendapati seorang pria yang masih menggerakkan setir dengan tenang.
"Kenapa tidak memakan sarapanmu?" tanyanya lagi membuat Tzuyu mengalihkan pandangan ke depan, ia hanya mendesah pelan membuat yang bertanya tak sabar mendapatkan respons.
Memilih untuk mengabaikan pertanyaan, Tzuyu kembali memasangkan benda itu di telinganya walau di detik kemudian orang di sampingnya kembali melepaskan benda tersebut.
"Oppa," protes Tzuyu memicing menatap pria yang telah menjadi kakak iparnya dua bulan ini, sementara Jungkook kembali melihat fokus ke jalanan sebelum kembali bicara.
"Bukankah aku bertanya tadi?"
"Dan kenapa aku harus menjawab?"
Jungkook tersenyum hambar sambil menggelengkan kepalanya pelan sebelum kembali melihat Tzuyu.
"Karena kau berada di dalam mobilku,"
"Dan aku tak pernah meminta tumpangan padamu," jawab Tzuyu datar yang sekarang memilih mematikan lagu yang ia putar dari ponselnya.
Ya, mereka menjadi satu mobil saat Jungkook berhasil mengejar Tzuyu tadi, beruntung halte bus tempat biasa Tzuyu menunggu kendaraan membutuhkan sedikit usaha untuk berjalan terlebih dahulu dari rumah Jungkook.
"Sally, kau tau Irene sangat mengkhawatirkanmu?" tanya Jungkook lebih lembut.
"Tentu, karena dia kakakku,"
"Berhenti membalas semua pertanyaanku,"
"Bukannya tadi kau meminta respons?" sejenak Jungkook memejamkan mata berusaha lebih sabar untuk menghadapi adik iparnya ini.
"Bukankah sikapmu tadi hanya akan membuat Irene sedih?" Jungkook menatap Tzuyu dengan ekor mata, berusaha menangkap ekspresi yang memang nihil ia dapatkan. Lagi, Jungkook mendesah, bagaimana pun Tzuyu memegang predikat menjadi wanita paling tak berekspresi yang pernah Jungkook kenal, sekali pun mengeluarkan reaksi dengan wajahnya, itu adalah sesuatu yang sulit untuk dipastikan.
Namun, agaknya Tzuyu lebih memilih diam, tanpa memberi sedikit pun celah pada orang lain untuk tahu apa yang sedang ia pikirkan.
☘️☘️☘️
Joohyun hanya diam menatap kosong ke arah makanan yang telah susah payah ia buat. Hatinya menjerit sakit, namun ia harus kembali menelan semua kepahitannya seorang diri. Jika ia menangis maka semua orang akan menganggapnya telah kalah, sedangkan ia tak inginkan hal itu.
Hening dan dingin, dua kata yang pantas menggambarkan bagaimana suasana sepeninggal ibu mertua Joohyun untuk melewatkan makan malam bersama. Tzuyu baru saja hendak membuka mulut dan mengulurkan tangan ketika sang kakak akhirnya sedikit berlari dan terburu-buru ke kamar, tentu untuk menumpahkan air matanya sebelum Jungkook datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Dara [COMPLETED]
Random|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Terbangun di ruangan sepi setelah melewati kegaduhan semalam, Chou Tzuyu tahu jika hidupnya akan berubah. Tidak seharusnya ia jatuh cinta pada lelaki yang telah lebih dulu mengikat janji dengan perempuan lain, terlebih...