18# Choosing to Leave

1.4K 257 95
                                    

Tzuyu berusaha mengabaikan Hyunjin, sungguh pagi ini menjadi sangat buruk ketika harus berhadapan dengan lelaki gila itu. Bukan karena Tzuyu yang harus menghadapi kegilaan Hyunjin, anggap saja ia sudah terbiasa, hanya pernyataan yang baru saja lelaki itu utarakan membuat Tzuyu benar-benar sampai pada titik kesabaran.

"Sally!" cegah Hyunjin lagi membuat Tzuyu sedikit mendongak dan menepis tangan lelaki itu.

"Apa yang kau mau?"

"Kita harus bicara dan aku harus mempertanyakan semuanya!"

Tzuyu berusaha menarik tangannya tapi genggaman Hyunjin terlalu erat nyaris menyakitkan. Lelaki itu bisa dibilang setengah menyeret Tzuyu, menyusuri lorong hingga sampai di kawasan yang lebih sepi.

Tzuyu meringis kala dengan paksa ia akhirnya bisa melepas cekalan Hyunjin, memegang lengannya yang terasa sakit sekarang.

"Dengar, Hyunjin, aku tidak tau apa masalahmu hingga menyeretku sampai sini, tapi yang pasti--"

"Kau tuli? Atau bodoh?" Tzuyu memalingkan wajahnya, "Sally, jika kau tidak tau maka dengar--"

"Kau mungkin hanya salah mendengar, atau--"

"Dia mengatakannya padaku! Secara langsung! Dia mengatakan bahwa kau adalah miliknya, dia mencintaimu, Sally!"

Tzuyu tersentak, secara jelas Hyunjin meneriakkan hal yang berusaha ia hindari belakangan ini. Gadis itu terkesiap ketika dengan tiba-tiba Hyunjin mencekal kedua lengannya erat, secara tak langsung memaksa agar Tzuyu menatap kedua matanya.

"Dia mencintaimu, kakak iparmu sendiri, Sally," Tzuyu kembali memalingkan wajah, berusaha agar penekanan kalimat dari Hyunjin tidak membuatnya lemah sedikit pun, Hyunjin mengerutkan dahinya lalu melepaskan lengan Tzuyu, menatap sulit gadis di hadapannya, "Kau--tau?"

"Aku harus pergi ke Perpustakaan--"

"Benar, kau mengetahui itu," perkataan Hyunjin kembali membuat Tzuyu terhenti, lelaki bermarga Hwang tersebut beralih dan berdiri di depan Tzuyu, "Apa karena dia?"

Tzuyu mengernyitkan alisnya mendengar perkataan Hyunjin.

"Apa karena dia kau menolakku selama ini, Sally?" kerutan di dahi Tzuyu hilang, tergantikan dengan senyuman hambar, "Kau juga mencintainya?"

Tzuyu menarik napas dalam, mengembuskannya berat. Memilih untuk tidak melayani lelaki ini adalah pilihan terbaik yang bisa Tzuyu ambil sekarang.

"Kau tau itu salah?!" lagi-lagi langkah Tzuyu terhenti, "Kau tau bukan dia adalah suami kakakmu sendiri? Kau hanya akan menyakitinya jika sampai--"

"Cukup!" Tzuyu berbalik dan menatap nyalang ke arah Hyunjin, "Aku diam bukan karena membenarkan semua tuduhanmu atau membebaskanmu mengatakan apa saja, aku diam hanya karena memang itu yang seharusnya."

"Maksudmu?"

"Apa hakmu dan kewajibanku untuk membicarakan hal ini? Tidak ada, kau hanya orang luar yang meskipun tau apa yang terjadi tapi tudak seharusnya ikut campur dalam masalah ini."

Hyunjin tertawa remeh, mendapati kalimat tajam yang Tzuyu tujukan padanya.

"Kenapa? Kenapa harus tidak?"

"Karena kau tidak dalam kapasitas apa pun--"

"Jawab saja karena kau mencintainya!"

Plak!

Suara tamparan menggema, Hyunjin mengepalkan tangan dengan napas yang memburu, matanya berubah setajam elang saat akhirnya kembali menatap Tzuyu yang tersenyum getir melihatnya.

An Dara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang