"Sally mengatakan bahwa ia senang tinggal di sana." untuk beberapa detik Jungkook hanya mampu bungkam, mencoba memahami setiap rangkaian kata yang Joohyun ucapkan mengenai adik iparnya. "Aku harap memang begitu, kau tau? Bahkan Sally sudah akrab dengan tetangganya."
Joohyun menarik napas dalam, tersenyum karena mengingat kebersamaannya dengan Tzuyu tadi.
"Jungkook, katakan sesuatu."
Lelaki yang sejak tadi memilih khidmat menikmati roti bakar yang Joohyun hidangkan untuk teman minum kopi malam ini akhirnya menoleh, tersenyum setelah menyimpan sisa potongan roti itu ke piring.
"Tentang?" suara desahan Joohyun terdengar kasar, wanita itu menyandarkan tubuhnya menatap Jungkook tak percaya.
"Kau dan Sally tidak benar-benar bermusuhan, bukan? Maksudku, kalian selalu saja ribut."
Lagi-lagi Jungkook tersenyum, berusaha merangkai kata agar tak salah menyampaikan segala hal mengenai Tzuyu. Bagaimanapun gadis itu masih memiliki pengaruh yang sangat besar terhadapnya, dan perlawanan Jungkook baru dimulai, sangat sulit.
"Kau menganggapku begitu?"
Joohyun hanya menggeleng, kemudian meraih cangkir dan menyeruput kopinya.
"Jungkook, sejujurnya aku khawatir," ujar Joohyun membuat Jungkook berhenti mengunyah roti dan menatap wanita itu. "Terlepas dari seberapa nyaman tempat itu, Sally tetap tinggal sendiri."
Jungkook berdeham, tahu jika kalimat Joohyun barusan adalah sebuah permintaan tersembunyi agar ia melakukan sesuatu.
"Dengar, Irene," ucap Jungkook dan mencari posisi nyaman, "Ini sudah keinginan Sally, kau ingat?"
"Justru karena itu, Sally menganggap bahwa ia adalah beban untukku, padahal tidak sama sekali, mungkin jika kau yang bicara Sally mau berubah pikiran." Jungkook tersenyum kecut, menertawakan diri karena kepercayaan Joohyun.
Jika itu aku, maka bukan hanya sulit, Irene, tapi mustahil.
"Jungkook?"
"Tidak, Irene, menurutku tidak. Maksudku, aku tidak keberatan Sally tinggal bersama kita, tapi Sally sudah dewasa dan dia berhak memustuskan kehidupannya sendiri." Jungkook hanya menatap sisa roti karena nafsu makan yang beberapa hari ini sulit hadir justru lenyap begitu saja.
Baru saja Jungkook hendak beranjak sebelum kalimat Joohyun mampu membuat jantungnya disergap banyak ketakutan.
"Aku hanya takut Sally lepas kendali di usia muda, terlebih jika dia sudah memiliki teman kencan." Jungkook masih diam saat kini Joohyun sudah pergi lebih dulu setelah menyusun piring-piring kotor yang tadi mereka gunakan.
Benar, kenyataannya Jungkook masih takkan pernah siap jika suatu saat Tzuyu akan bersanding dengan pria lain.
☘️☘️☘️
"Dor!" Tzuyu menoleh dengan tatapan biasa, membuat orang yang baru saja memasang ekspresi antusias kini justru mengerucutkan bibir, mengambil tempat duduk di hadapan gadis yang masih saja memasang wajah datarnya. "Kau tidak asyik, Sally, tidak bisakah kau bereaksi seperti orang lain?"
"Bisa, hanya saja aku tidak terkejut."
"Kalau begitu berpura-puralah terkejut."
"Untuk apa?"
"Ck, tentu saja untuk menyenangkanku," tandas Elkie dingin membuat Tzuyu mengerutkan alisnya, "Kau ini, apakah tidak tau? Membuat hati orang lain senang adalah sebuah kebaikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
An Dara [COMPLETED]
Random|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Terbangun di ruangan sepi setelah melewati kegaduhan semalam, Chou Tzuyu tahu jika hidupnya akan berubah. Tidak seharusnya ia jatuh cinta pada lelaki yang telah lebih dulu mengikat janji dengan perempuan lain, terlebih...