"Sally! Tunggu, Sally! Berhenti sekarang!"
Tzuyu mengabaikan perintah Jungkook dan terus memacu langkahnya lebih cepat memasuki kamar. Kepalanya terasa akan pecah dan cara Jungkook merespons kedatangan Junhoe hanya memperburuk suasana.
Langkahnya terhenti dengan tubuh terputar, menghadap Jungkook yang kini luar biasa geram, mencengkeram pundaknya.
"Aku tidak suka diabaikan!"
Tzuyu melirik ke arah Joohyun yang terpaku, ia terlihat tergesa saat berusaha menyusul langkah adik dan suaminya. Namun, sepertinya ia mengerti karena tak bisa berbuat lebih ketika lelaki bermarga Jeon ini sedang marah, Joohyun hanya berharap dalam cemas bahwa Tzuyu tak lagi mengadu keras kepala yang sama kuatnya dengan Jungkook, tentu jika tak ingin berakhir dengan keributan yang lebih besar dan membangunkan semua orang rumah.
Tzuyu hanya bisa memejamkan mata setelah harapannya pada sang kakak terpaksa kandas, berharap agar ia bisa hilang saja sebelum masalah semakin rumit dengan ikut sertanya anggota keluarga yang lain.
"Kenapa kau pulang larut dengan diantarkan seorang lelaki?"
Tzuyu membuka mata, menatap Jungkook yang benar-benar gusar, berusaha melepaskan cengkeraman Jungkook dari bahunya, tapi sia-sia. Lelaki itu terlalu kuat untuk dikalahkan.
"Lepas!"
"Tidak!"
"Oppa! Ini di rumah, dan tidak hanya kita yang tinggal di sini!"
"Aku tidak peduli!"
"Aku harus mengerjakan tugas karena besok ada kuliah pagi."
"Kenapa tidak menyelesaikannya dan malah keluyuran?"
"Oh, tentu saja. Seandainya kau tidak berlaku kekanak-kanakkan dengan menyiram buku ajarku tadi siang!"
Jungkook mengerjap, seolah baru sadar sikapnya yang terlampau berlebihan. Lelaki itu kemudian menurunkan tangan, mengepalnya guna mengisi kekosongan.
"Aku maafkan, asal jangan kau ulangi."
"Apa?" Tzuyu tertawa geli, mendengar perintah Jungkook seperti ia yang seorang pelayan dan harus mencucikan bekas makan Rajanya, terlalu impulsif. Bagaimanapun dia bukanlah seorang tawanan yang bebas diperlakukan semena-mena.
"Kau tidak mendengar? Jangan kau--"
"Bukan, bukan itu." Tzuyu menoleh ke arah Joohyun yang masih saja diam, membuat batinnya tertawa miris dengan keadaan yang membelitnya.
"Aku bukan seseorang yang bisa kau perintah sesuka hati dan aku juga tidak berpikir untuk harus menuruti semua perintahmu."
"Kenapa?"
"Kau serius bertanya kenapa?" Tzuyu menarik tangan Joohyun membuat mereka berdiri berdampingan. "Karena kau hanya wali pengganti, tentu itu berlaku jika Kakakku telah tiada--"
"Sally!" Tzuyu mendecih, kali ini Joohyun yang membentaknya sedangkan Jungkook hanya diam.
"Dengar, Sally, dalam keluarga Jeon tidak ada riwayat memalukan ketika seorang gadis pulang larut malam dan diantarkan seorang pria dengan berboncengan sedekat itu." jawaban Jungkook kali ini mengulang tawa hambar dari Tzuyu.
"Tentu tidak, Oppa. Pertama, karena anak keluarga Jeon semua laki-laki, kau dan Wonwoo Oppa, dan kedua aku bukan bagian dari keluarga--"
"Jika sudah merasa bukan bagian lantas mengapa kau masih betah dan tak tau malu untuk menjadi benalu di sini?" ketiganya menoleh mendapati pemilik suara yang menusuk ulu hati itu turun dari lantai atas. Joohyun memejamkan mata mengetahui ibu mertuanya mendekat, membuat kepalanya terasa ingin pecah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Dara [COMPLETED]
Aléatoire|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Terbangun di ruangan sepi setelah melewati kegaduhan semalam, Chou Tzuyu tahu jika hidupnya akan berubah. Tidak seharusnya ia jatuh cinta pada lelaki yang telah lebih dulu mengikat janji dengan perempuan lain, terlebih...