19# But I Won't Fall

1.4K 262 119
                                    

Tzuyu duduk dengan kaku, rasanya percuma pendingin dinyalakan, karena alat itu seperti tidak menjalankan fungsinya. Semenjak masuk ke dalam mobil, suasana senyap pekat menyelimuti. Tentu saja alasannya karena Jungkook, karena mau tak mau ia harus berada dalam satu ruangan lagi dengan lelaki itu.

Sejak tadi, gadis berambut panjang itu terus saja menarik napas dalam. Mati-matian semalaman berpikir apakah lebih baik ia ikut mengantar sang kakak ke bandara atau tidak--terlebih setelah kejadian di meja makan--menjadi pilihan paling sulit. Tzuyu masih mengingat bagaimana ketika punggungnya mendadak dijalari rasa dingin melihat tatapan kakak iparnya yang menghiraukan luka di tangan karena memecahkan sebuah gelas, ia masih ingat bagaimana otaknya berteriak agar dirinya berlari menjauh tetapi kedua kaki itu kelu kehilangan tenaga begitu saja.

Joohyun sepertinya tidak mengerti ketegangan yang terjadi, melihat bagaimana suami dan adiknya sama-sama diam membuat wanita itu ikut larut. Tentu, jika bukan karena permohonan Joohyun yang datang ke kamar Tzuyu bahkan sebelum pagi datang agar gadis itu bisa ikut mengantarnya ke bandara, maka Tzuyu akan memutuskan untuk diam di rumah, mengemas semua barang agar secepatnya bisa enyah.

Tapi ia tak boleh egois, bagaimanapun sang kakak adalah sosok yang tidak tahu kegilaan apa yang sebenarnya terjadi. Niat untuk menghindari Jungkook tak serta merta bisa membuatnya untuk mengabaikan Joohyun begitu saja, meski pilihan untuk menjauhi segala hal mengenai lelaki Jeon itu setelah pengutaran cinta yang membuat Tzuyu ketakutan, Joohyun adalah pengecualian, ia bahkan tak bisa membayangkan jika harus hidup tanpa sang kakak di sisinya.

"Sally," panggil Joohyun membuat Tzuyu menoleh, "Kau mau menggenggam tangan Eonni?"

Tangan Tzuyu terasa dingin saat akhirnya menggenggam tangan sang kakak, gadis itu berusaha memaksakan senyum yang luar biasa hebat karena terlihat begitu natural, namun sepertinya ada sosok yang tak lagi bisa Tzuyu kelabui, Jungkook.

Pria yang duduk di kursi samping supir--mengalah sebab di bagian belakang sudah duduk sang istri dan juga adik iparnya--memang masih diam, tanpa merubah posisi tubuh sedikit pun, tentu saja karena ia sedang menatap lekat Tzuyu dari spion depan.

"Sally, Eonni tidak pernah mau menjadikan ini sebagai perjalanan terakhir, tapi mengingat setelah kami pulang nanti kau sudah tidak tinggal satu rumah, rasanya sangat berat," jelas Joohyun yang akhirnya menyuarakan isi hati, Tzuyu hanya bisa tersenyum, jika ia jujur bahwa hal ini sama beratnya maka sang kakak akan punya alasan kuat untuk kembali mencegah kepergiannya, "Tidakkah kau mau menunda? Setidaknya sampai kami kembali?"

Tzuyu tak langsung menjawab, tetapi menoleh ke arah kaca depan menatap bagaimana Jungkook memberikan pandangan.

Tentu tidak, ia bukan gadis bodoh yang akan mengambil risiko untuk itu, walau harus meninggalkan Joohyun.

"Eonni kita sudah bahas ini berulang kali, dan alasanku tetap sama."

Joohyun tahu sang adik sangat patuh, tapi berharap ia akan menuruti semua keinginannya juga sebuah kesalahan besar. Hal yang tak bisa ia pungkiri, mengagumi setiap cara pandang Tzuyu yang tak pernah terlintas sedikit pun di benaknya.

"Sally, kau tau Eonni sangat menyayangimu, bukan? Kau tidak perlu melakukan ini." Tzuyu tersenyum, sedikit menundukkan kepalanya.

Justu karena aku juga sangat menyayangimu, Eonni, itu mengapa aku memilih pergi.

"Kau tentu juga tau bahwa aku memiliki kasih sayang yang sama besarnya padamu, Eonni."

Jungkook mengeratkan kepalan tangan, meredam getar yang muncul secara tak terduga. Jiwanya terus berkoar, mengumumkan bahwa ia adalah penjahat di sini. Jungkook tahu ia telah menyakiti dua kakak beradik itu, memaksa mereka berpisah hanya karena perasaan cinta yang datang dengan kegilaan tak terkendali, tapi sekali lagi ia mengaku kalah, merasa menyesal karena tak bisa berbuat lebih daripada ini.

An Dara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang