Suasana hangat terjalin di gazebo belakang. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, setelah selesai dengan kegiatan rutinan untuk makan bersama di meja makan, empat orang penghuni rumah besar itu memutuskan untuk pergi ke halaman belakang dan berbincang sejenak sembari menunggu kepulangan dua lelaki muda di rumah itu, ya Jungkook dan Wonwoo.
Sudah beberapa hari ini keduanya memang selalu pulang larut, peluncuran produk baru di perusahaan mereka benar-benar harus menyita perhatian. Tak jarang Joohyun akan tertidur di kamar Tzuyu dan tidak mengetahui kepulangan suaminya.
Seperti malam ini, bertepatan dengan hari pernikahan Hyunsik dan Areum yang ke empat puluh tahun membuat dua kakak beradik itu merencanakan sebuah kejutan kecil bagi pasangan baya yang sudah seperti orang tua mereka.
"Angka di atas bolu itu bukankah menandakan sepanjang apa perjalanan kalian? Ini sangat menakjubkan,"
"Dan jangan lupakan, Sayang. Angka itu juga menunjukkan seberapa tua lelaki ini," tambah Areum pada kalimat Joohyun.
"Ayolah Areum, kenapa kau selalu merusak suasana bahagiaku? Aku tidak setua itu, aku tidak sepayah yang kau katakan,"
"Oh benarkah? Lalu apa yang pantas untukmu, Hyunsik?"
"Sally, dia pasti lebih bisa menjawab, bukankah anak kecil selalu jujur? Sally, ayo katakan pada wanita menyebalkan ini bahwa aku masih tak jauh berbeda dari Jungkook dan Wonwoo," Hyunsik berkata yakin, memperlihatkan wajah sombongnya pada sang istri, mengingat Tzuyu yang lebih dekat dengannya terutama saat sudah memiliki Gucci.
"Paman benar Bibi, dia masih mempunyai cukup waktu sebelum menjadi tua menyedihkan dengan tongkat berkaki empatnya, tentu dia tidak terlalu jauh seperti Jungkook dan Wonwoo Oppa, puluhan tahun yang lalu, benar bukan?" suara tawa menggelegar dari Areum sedangkan Joohyun mencubit kecil lengan Tzuyu. Entah sebuah sanjungan atau penghinaan yang Tzuyu katakan. Tapi yang Hyunsik tahu Tzuyu terlampau polos untuk mengetahui fakta bahwa dengan kalimatnya tadi Hyunsik menjadi kalah telak dari Areum.
"Berhentilah Hyunsik, setidaknya membahas bekalmu untuk menghadapi kematian lebih berguna bukan dibanding kau yang terus menolak tua,"
"Bibi, kenapa bicara seperti itu? Jika Paman masih bisa merasakan jiwa muda, maka biarkan, bukankah menikmati hidup sangat penting?" tepuk tangan Hyunsik menggema dengan kepala yang menggeleng bangga.
"Ah, inilah yang membuatku jatuh cinta dan sangat rela melepas Areum demi dirimu, kau sungguh istri idaman semua pria, Irene," Areum memutar bola mata malas dan memberi isyarat pada Tzuyu mengatakan bahwa lelaki berkumis putih ini gila.
"Sayang, takdir mempermainkanku begitu kejam, seharusnya aku yang bertemu denganmu, entah itu di masa lalu atau di masa sekarang, harusnya aku yang meminangmu, aku yakin hidupku akan awet muda dan bahagia,"
"Tapi aku tidak yakin Eonnieku akan bahagia bersamamu, Paman," tatapan Hyunsik menuju ke arah Tzuyu yang masih mengelus kepala Gucci.
"Mengapa begitu, Manis? Aku bahkan lebih tampan dari Jungkook dulu," tanya Hyunsik lembut layaknya seorang ayah.
"Ya, aku tau setelah melihat fotomu, dan wajahmu sekarang juga masih menunjukkan hal itu, bahkan aku tidak yakin Jungkook Oppa akan tetap tampan setelah tua sepertimu--" Hyunsik tersenyum bangga walau mengerucutkan bibirnya di akhir kalimat Tzuyu.
"Tapi yang berbeda adalah, Jungkook Oppa bukan lelaki yang senang merayu wanita, dia tipikal lelaki pemuja dewi kecantikan dalam diri istrinya, sedangkan Paman selalu saja merayu semua wanita yang--"
"Hei, kau salah, bukan semua, tetapi wanita yang menarik," protes Hyunsik membuat Tzuyu menggelengkan kepalanya.
"Ya apapun itu, Bibi bilang kau pria genit yang mesum," tatapan Hyunsik menajam ke arah Areum yang kini memasang wajah menantang.
"Jangan ajari gadis manisku hal tidak benar, Areum,"
"Kau salah, Hyunsik. Sallyku terlalu cerdas hingga ia bisa belajar sendiri, dan Sally, aku tak pernah mengajarimu untuk menyerang secara membabi buta," diakhiri dengan kecupan sayang dari Areum untuk Tzuyu.
"Aku bangga padamu, katakan kau inginkan hadiah apa karena bisa belajar dengan cepat," kini Hyunsik dan Joohyun yang menggelengkan kepala.
"Ekhm, permisi, maaf mengganggu kebahagiaan keluarga kecil ini, tapi putri tertua memiliki tamu sekarang," semua pandangan teralih membuat pria berjas hitam itu melangkah lebih dekat.
"Jungkook?"
Pria itu tersenyum, berdiri di sisi Joohyun yang duduk di atas lantai gazebo dengan memeluk bantal kecil. Tangan pria itu mengarah pada kepala Joohyun dan mengusapnya lembut.
"Halo istri cantikku, tega sekali kau asik di sini sedangkan aku sibuk mencari, apa kau pikir aku makhluk yang tidak memiliki rasa khawatir?" Jungkook kemudian beralih mencium kepala Joohyun membuat gadis itu tersipu, sedangkan tiga orang lain justru merasa jengah sekarang.
"Aku rasa Paman dan Jungkook Oppa tidak jauh berbeda," gumam Tzuyu pada Areum membuatnya mengangguk setuju.
"Aku tidak dipersilahkan duduk dulu?" tanya Jungkook lagi membuat Joohyun menggeserkan tubuhnya.
"Duduklah dulu,"
"Terima kasih,"
"Hm, sama-sama. Bisakah kau menunggu aku akan membuatkan kopi untuk kita semua--"
"Coklat untukku, Eonnie. Tolong," pinta Tzuyu dengan senyuman polos membuat Joohyun mengangguk.
Jungkook tersenyum memandang Joohyun yang menjauh, hingga kemudian beralih memasukkan kue coklat yang ada di piring kecil di hadapannya, membuat tangan lain yang terulur terpaksa terhenti karena apa yang akan diambilnya sudah lebih dulu masuk ke mulut pria Jeon itu. Jungkook membulatkan mata ketika Tzuyu kini menatapnya sebal.
"Ini milikmu? Oh, maafkan aku, aku tak tau dan tidak terlalu memerhatikan," Jungkook meringis merasa bersalah saat tahu kue itu adalah yang terakhir dan tersisa.
"Aku tau, manusia yang sedang kalut memang tidak terlalu memerhatikan sekitar,"
Jungkook menaikkan sebelah alisnya, menelan paksa kue yang masih kasar di dalam mulut mendapati sikap blak-blakan dari Tzuyu.
"Ya ampun Sally, ini hanya kue--"
"Dan kue itu yang susah payah aku minta pada Eonnie dengan harus jatuh dan merengek terlebih dahulu,"
Jungkook mengerjapkan matanya terkejut, pun dengan paman dan bibinya yang memandang mereka bergantian. Ini adalah pertama kalinya seorang Tzuyu mampu membuatnya kehilangan kemampuan membela diri, dan parahnya gadis itu adalah sang adik ipar yang terlihat tidak pernah berpengaruh dengan pesona ketampanan Jungkook sejak kali pertama bertemu.
"Tidak perlu merasa bersalah, nikmati saja kue itu, aku adalah manusia yang mudah ikhlas memberikan milikku walau itu hal terakhir yang kupunya," Tzuyu kembali menggendong Gucci, mendapat usapan lembut dan tepukan takjub dari Hyunsik dan juga Areum. Namun tidak bagi Jungkook, entah mengapa ia merasa kalimat terakhir Tzuyu ditujukan padanya, pada dirinya yang secara tidak langsung merebut Joohyun, satu-satunya yang Tzuyu miliki.
"Berhenti merasa bersalah dan berselancar dengan pikiranmu itu, Oppa. Kau bukan cenayang yang akan tau dengan mudah, dan bukan orang yang cukup pintar untuk memahami situasi--"
"Yak! Aku Kakak iparmu kau tau?" Tzuyu terkikik geli sendiri, untuk beberapa hal dia memang tidak terlihat dewasa sama sekali, itu kenapa Tzuyu sering menguji Jungkook, sekadar memastikan bahwa Joohyun tidak memilih lelaki yang salah.
"Sudahlah, kau ini bayinya Eonnie, sedangkan bayiku adalah Gucci, yang lebih tampan dan lucu untuk kuperhatikan,"
"Sally!"
▪️▪️🍃▪️▪️
12 April, 2020
Syi_Fatiandi
KAMU SEDANG MEMBACA
An Dara [COMPLETED]
Random|SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS| Terbangun di ruangan sepi setelah melewati kegaduhan semalam, Chou Tzuyu tahu jika hidupnya akan berubah. Tidak seharusnya ia jatuh cinta pada lelaki yang telah lebih dulu mengikat janji dengan perempuan lain, terlebih...