13# What Is Love?

1.2K 228 10
                                    

Joohyun terus saja tertawa melihat bagaimana ekspresi wajah Tzuyu, adiknya itu tidak tersipu sama sekali, hanya saja tampak jelas kekesalan karena godaannya.

"Apakah kau memasang wajah seperti ini juga pada Hyunjin?" tanya Joohyun lagi membuat kunyahan Tzuyu terhenti, matanya memicing menatap Joohyun tak terima sebelum akhirnya menggigit roti itu lagi dengan kasar.

"Hyunjin pasti tidak akan suka dengan gadis kasar, Sally."

"Eonnie, hentikan! Sudah aku bilang aku dan Hyunjin hanya teman satu kelas, foto itu adalah saat kami kerja kelompok, sebenarnya masih ada empat orang lain bersama kami."

"Benarkah?"

"Jika Eonnie tak percaya maka lihat baik-baik, banyak buku tebal berserakan di sana, dan wajahku ini tidak seperti orang yang jatuh cinta."

"Woah! Sallyku sudah tau bagaimana wajah orang yang jatuh cinta? Memangnya bagaimana?" tanya Joohyun menahan dagu dengan telapak tangan, Tzuyu menelan paksa roti di mulutnya sebelum kembali menatap Joohyun.

"Tentu saja seperti wajahmu dan Jungkook Oppa, Eonnie." jawaban Tzuyu lugas sebelum kembali memakan rotinya, Joohyun tersenyum, kali ini ia lebih bersabar untuk membiarkan adiknya menghabiskan sisa roti terlebih dahulu, sedangkan di sisi lain jawaban itu membuat langkah seseorang terhenti dan memilih mendengarkan pembicaraan mereka diam-diam, Jungkook.

"Memangnya seperti apa?" tanya Joohyun ingin tahu, Tzuyu mendesah dan terpaksa meminum susunya untuk bisa berbicara tanpa merasa tenggorokannya terganggu oleh roti yang baru ia telan.

"Sekarang aku meyakini bahwa penonton lebih jeli daripada pemain, kau tau? Aku akhirnya bisa mengeskpresikan bahwa cinta adalah kebahagiaan, melihat bagaimana kau dan Jungkook Oppa selalu tersenyum ketika bersama, tertawa, seperti terlepas dari beban, atau seperti Paman dan Bibi, walau terus bertengkar tapi aku merasa hangat ketika melihat mereka, Paman dan Bibi juga seperti tidak pernah menyembunyikan sesuatu satu sama lain, mereka seperti tidak takut untuk ditinggalkan walau sama-sama tau kekurangan dan keburukan masing-masing."

Keadaan menjadi hening, Joohyun menatap Tzuyu dengan senyum hangat dan binar di matanya, melihat bagaimana adik kecilnya itu kini kembali melahap rotinya. Tzuyu kembali terhenti saat Joohyun meraih tangannya.

"Jangan lupakan bahwa kita juga cinta, Sally." ujar Joohyun membuat Tzuyu tersenyum dan mengangguk.

"Mana mungkin aku bisa lupa? Sementara yang mengenalkan cinta setelah Daddy dan Mommy pergi adalah kau, Eonnie." Joohyun tersenyum, mengusap lembut tangan Tzuyu. Ia tak pernah menjadi lebih tegar jika dihadapkan pada Tzuyu, teringat masa sulit dan hanya bergantung untuk satu sama lain membuat Joohyun benar-benar menjadikan adiknya sebagai harta berharga yang ia miliki, pun sebaliknya Tzuyu tak pernah menganggap dirinya lebih penting daripada sang kakak.

"Eonnie."

"Hm?"

"Tapi aku bingung."

"Tentang apa?"

"Jika semua pasangan yang menikah saling mencintai, atau hubungan orang tua dan anak, atau saudara seperti kita. Lalu, apakah Wonwoo Oppa dan Hani Eonnie juga saling mencintai?" tanya Tzuyu polos membuat Joohyun langsung membekap mulut adiknya, berisyarat agar Tzuyu lebih berhati-hati.

"Ada apa? Aku hanya bertanya, aku selalu bingung melihat antara Wonwoo Oppa dan istrinya, atau hubungan Paman dan Bibi dengan Ibunya Jungkook Oppa, atau--"

"Sst! Sally, dengarkan aku baik-baik," Tzuyu mengangguk saat Joohyun mulai menjelaskan, "Ada banyak bentuk cinta di dunia, banyak sekali, penonton memang lebih jeli daripada pemain, tapi satu hal yang sering mereka lupa, seteliti apa pun penonton takkan pernah tau maksud sebenarnya, karena mereka tidak tau perasaan dari pemain."

An Dara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang