21# Try to Waive

1.2K 235 37
                                    

Jungkook membuka kenop pintu perlahan, mendorongnya tanpa tenaga berharap ada sebuah keajaiban yang terjadi. Namun, ia tahu bahwa setiap harapannya tentang sang adik ipar akan kembali sirna, menjadi sebuah kesia-siaan karena semuanya harus kandas sebelum diutarakan.

Jantungnya melengos, meneriakkan sebuah kekosongan yang begitu besar, penyesalan terhadap keputusan yang tak pernah bisa ia salahkan.

Menginjakkan kaki kembali di rumah setelah satu pekan lamanya ia berusaha menahan diri. Langit sudah berubah gelap saat dirinya dan Joohyun sampai, dan hal pertama yang ia lihat saat hendak menuju kamar adalah pintu yang baru saja dibukanya, pintu kamar Tzuyu.

Jungkook merasa sesak, ia tahu keputusannya adalah undangan paling ampuh untuk sebuah rasa kecewa. Lelaki itu tak ingin menapakkan kaki di kamar ini lagi. Tidak setelah Tzuyu memintanya untuk menjauh, tidak setelah gadis itu mengancamnya dengan kebencian, dan tidak saat Jungkook tahu sosok Tzuyu takkan pernah ia temukan lagi di sini.

Sesaknya menyeruak, membuat ia kesulitan bahkan sekadar menelan saliva. Jungkook butuh pegangan, tapi entah pada apa dan pada siapa. Jelas, hati dan akal sehatnya sudah tak bisa lagi diandalkan, terlebih setelah keduanya menjerumuskan Jungkook dalam jurang nestapa yang tak berkesudahan.

Hampa, rasanya Jungkook tak bisa merasakan apa-apa. Langkah itu terlalu gontai, hingga ia merasa melayang pada setiap kenangan yang hadir, bergantian dan memuakkan. Ini sudah lewat dari tengah malam, semua orang sudah terlelap, termasuk Joohyun yang sempat terisak setelah berada di kamar karena adiknya tak ikut ada dalam barisan orang-orang yang menyambut kepulangan mereka, satu hal lagi yang membuat Jungkook menyesal terhadapnya.

Lelaki itu mendaratkan tubuh di sisi ranjang yang sudah rapi tanpa penghuni, senyuman getir terukir di sana, menandakan bahwa ingatannya tentang Tzuyu kembali menghangat jauh dari lubuk hati paling dalam. Mata Jungkook beralih pada sebuah beludru kecil di mana seekor anjing berbulu putih tengah tertidur, tampak tak terusik sama sekali.

Jungkook mendekat, bersimpuh dan mengusap lembut binatang peliharaan itu.

"Kau merindukan, Sally?" bisik Jungkook yang kembali tersenyum melihat Gucci merasa nyaman, "Kita sama, dia sama-sama meninggalkan kita."

Jungkook kembali berdiri, menatap ke sekeliling ruangan dengan kedua tangan di dalam saku celana, mengepal erat membangun pertahanan paling kuat agar ia tak berteriak meminta Tzuyu kembali padanya.

Dia terkekeh, menertawakan dirinya penuh kegelian. Bukankah sangat tidak tahu malu untuk meminta seseorang kembali tanpa pernah ada kebersamaan sebelumnya?

Mata Jungkook memerah, menatap sebuah frame terbalik di atas nakas. Tentu ia tahu kenapa benda itu ada di sana, Tzuyu memang sengaja meninggalkannya. Ya, karena itu adalah foto Jungkook, Tzuyu dan juga Joohyun saat liburan ke sebuah taman bermain. Foto pertama yang mereka miliki, ia dan Tzuyu dalam satu bingkai bersama, walau ada Joohyun juga di sana.

Jungkook memejamkan mata, mengutuk diri atas pernyataan yang baru saja diungkap benaknya. Kenapa ia malah seolah menempatkan Joohyun berada di antara mereka? Jelas, salah satu hal yang membuat Tzuyu selalu ketus adalah karena kedatangannya yang seolah menjadi orang ketiga antara ia dan sang kakak, lalu perasaan gilanya ini justru menginginkan Tzuyu.

Ingin menjadikan Sally sebagai yang kedua, huh? Berengsek!

Jungkook membaringkan tubuhnya, meringkuk memeluk bantal yang biasa Tzuyu kenakan. Air mata itu semakin lancang jika menyangkut Tzuyu, ini gila! Jungkook bahkan tak pernah menyangka jika perasaannya akan menjadi sedalam ini.

Tidak, ia tak bisa berbuat lebih bejat lagi dari ini, tidak sebelum semuanya terlambat. Lelaki itu kembali duduk, meremat kuat rambutnya mengusir penat yang mendesak begitu cepat, seolah mampu meledakan kepala Jungkook dalam hitungan detik.

An Dara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang